Ayu Lestari namanya, dia cantik, menarik dan pandai tapi sayang semua asa dan impiannya harus kandas di tengah jalan. Dia dipilih dan dijadikan istri kedua untuk melahirkan penerus untuk sang pria. Ayu kalah karena memang tak memiliki pilihan, keadaan keluarga Ayu yang serba kekurangan dipakai senjata untuk menekannya. Sang penerus pun lahir dan keberadaan Ayu pun tak diperlukan lagi. Ayu memilih menyingkir dan pergi sejauh mungkin tapi jejaknya yang coba Ayu hapus ternyata masih meninggalkan bekas di sana yang menuntutnya untuk pulang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rens16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35 : Pulang
"Saya terima nikah dan kawinnya Ayu Lestari binti Sena Sasmita dengan mas kawin sepuluh milyar yang dibayar tunai!"
***
Pesawat pribadi Fernando mendarat dengan sempurna di bandar udara Heathrow, London.
Hari itu tepat lima tahun yang lalu Ayu berada di negara itu untuk menuntut ilmu, dan sekarang Ayu sudah mendapatkan gelarnya sebagai magister business management.
Ayu menatap keluar jendela itu dengan tak sabar, apalagi yang ditunggunya kalau bukan sang suami yang berjanji menjemputnya hari itu.
"Kok Mas Nando belum nyampai ya, Sel?" tanya Ayu tak sabaran.
"Tadi Pak Albert sudah mengirim chat kalau pesawat sudah mendarat dengan selamat di bandara!"
"Lama banget, nggak nyampai-nyampai!" celetuk Ayu sambil melemparkan tubuhnya di sofa empuk sana.
Selly menatap Ayu sambil tersenyum kecil, mengabdi selama lima tahun lebih, Selly paham banget dengan sifat Ayu yang baik dan tidak membedakan orang lewat kastanya.
Suara ban mobil berdecit memasuki halaman mansion itu. Ayu berdiri dan memeriksa siapa yang datang ke tempat itu.
Begitu Ayu tahu bahwa Fernando yang datang, dia serta merta lari dan menubruk tubuh kekar itu dan memeluknya erat.
Fernando membalas pelukan itu dan membenamkan wajahnya ke puncak kepala Ayu.
"Kirain nggak jadi jemput!" Ayu berkata dengan lembut setelah melepas pelukannya.
"Kenapa?" tanya Fernando santai.
"Bosan tahu, Mas!" jawab Ayu sambil menyelusupkan tangan di lengan kekar itu.
"Bosan kenapa?" tanya Fernando lagi.
"Ya bosan aja! Emang bosan apa?" Ayu balik bertanya kepada Fernando.
"Ya nggak tahu, kan yang bilang bosan kamu!" jawab Fernando sambil mengedikkan bahu santai.
"Dih, aneh banget!" Ayu mengerucutkan bibirnya kesal dengan tingkah laku Fernando yang tak berubah sedikitpun meski mereka telah menjalani hubungan ini selama lima tahun.
Hari itu Fernando dan Ayu memilih beristirahat dengan nyaman di mansion mereka, karena keesokan harinya mereka akan berangkat pulang ke Indonesia.
"Yang... " panggil Fernando membuat Ayu mengangkat wajahnya dan menatap Fernando dengan bingung.
"Latihan, biar bibirnya lemes manggil kamu Sayang, di Jakarta banyak CCTV soalnya!" lanjut Fernando saat melihat Ayu kebingungan.
Ayu mengulas senyum manis, di hatinya kini telah bersemi cinta tulus untuk Fernando, meskipun cinta itu belum terucap dari bibir manis itu.
"Tadi Mas Nando mau ngomong apa?" tanya Ayu mengalihkan pembicaraan.
"Nanti mau tinggal di mana? Di apartment yang pernah kamu tinggali waktu itu atau mau pindah ke rumah yang biasa aku tempati?" tanya Fernando.
"Um, aku ngikut keputusan Mas Nando aja. Mau di apartemen atau rumah nggak masalah sih!" jawab Ayu.
"Kalau kamu nyerahin keputusannya ke aku, kita mending tinggal di rumahku aja!" ucap Fernando.
Glek... glek...,Ayu menelan ludahnya dengan kesusahan, tinggal di rumah Fernando berarti mereka harus memerankan peran mereka dengan sebaik-baiknya bukan?
Ya, meskipun perjanjian nikah mereka sudah terlaksana selama lima tahun dan tak ada halangan lagi untuk Fernando mendapatkan hak mutlak terhadap warisan itu, tapi jujur Ayu gugup.
"Kenapa? Kamu nggak setuju kita tinggal di rumahku?" tanya Fernando.
"Bukan nggak setuju tapi aku gugup, Mas!" jawab Ayu.
"Gugup kenapa?" tanya Fernando penasaran dengan jawaban itu.
"Ya gugup aja, Mas! Aku nggak bisa jelasin dengan kata-kata!" jawab Ayu salah tingkah, pasalnya di kepala Ayu berputar apakah mereka akan tidur dalam satu kamar atau beda kamar seperti saat mereka tinggal di apartemen dulu ataupun di mansion itu.
"Dipikirin entar kalau udah sampai Jakarta!" celetuk Fernando asal.
***
Rombongan kecil itu masuk ke dalam privat jet yang akan membawa mereka pulang ke Indonesia.
Kali ini penjagaan tetap seketat dulu saat mengantarkan Ayu ke negara itu, Fernando tetap khawatir ada hal yang tak diinginkan terjadi pada perjalanan mereka kali ini.
Kita semua tahu kan guys, bagaimana perasaan Fernando terhadap Ayu sekarang?
Rasa sayang itu telah berkembang dengan sempurna juga di dalam hati pria tampan itu meskipun juga belum diungkapkan kepada Ayu.
"Rasanya kangen banget!" ucap Ayu exited.
"Indonesia memang selalu bikin kangen!" Fernando mengangguk setuju atas pernyataan Ayu tadi.
"Padahal dulu pernah pulang sekali buat perpanjang passport dan visa, tapi nggak bisa stay lama juga, jadi ya tetep kangen!"
"Curhat, Yang?" tanya Fernando sambil melirik gemas ke arah Ayu yang terlihat berbinar dan bahagia di tempat duduknya sana.
Pilot mulai bersiap setelah dia menyampaikan sepatah dua patah kata untuk penumpangnya yang tak lain bosnya sendiri.
Tak butuh waktu lama pesawat itu mengudara dan meninggalkan kota London dan menuju ke Jakarta.
Pramugari berjalan hilir mudik menawarkan makanan dan minuman untuk Ayu, Fernando dan rombongannya.
Mereka tentu antusias bisa melayani pemilik pesawat itu beserta istrinya yang cantik jelita.
Pesawat sempat transit di Dubai selama beberapa jam untuk mengisi bahan bakar, lalu pesawat itu kembali melanjutkan perjalanannya.
Tepat dua puluh lima jam kemudian pesawat itu mendarat di bandar udara Soekarno Hatta.
Selly dan beberapa penjaga mengurus barang bawaan Ayu yang baru diturunkan bagasi pesawat, sementara Ayu, Fernando dan Albert pulang lebih dulu ke rumah Fernando.
Mobil masuk ke pekarangan rumah besar itu setelah menempuh perjalanan selama satu jam lebih beberapa menit.
Seorang pengawal membukakan pintu untuk Fernando dan begitu turun Fernando memutari badan mobil untuk membukakan pintu untuk Ayu.
"Makasih, Mas!" ucap Ayu sambil tersenyum manis.
Meskipun Ayu melakukan perjalanan panjang dan melelahkan tapi tak tampak raut kelelahan di wajah itu.
Fernando menggandeng tangan Ayu dan mereka masuk ke dalam rumah itu dengan bersisian.
Dengan rasa penasarannya Ayu memindai rumah mewah itu dengan takjub.
"Selamat datang Tuan, Nyonya!" Seorang kepala asisten rumah tangga menyambut kedatangan Fernando dan Ayu.
"Ini namanya Pak Bani, dia yang mengatur seluruh urusan rumah tangga di rumah ini!" Fernando memperkenalkan Bani kepada Ayu.
Ayu mengangguk sopan untuk menyapa Pak Bani yang juga menunduk dengan hormat.
Bani berjalan di belakang Ayu dan Fernando, lalu dia membukakan pintu kamar utama itu lebar-lebar dan mempersilakan kedua tuannya untuk beristirahat.
"Mas, ini kita, um, kita... " Ayu kesulitan mengungkapkan rasa gelisahnya karena berada di kamar tidur Fernando.
"Kamu mandi dulu, nanti ada sesuatu yang mesti aku omongin sama kamu!" ucap Fernando membuat Ayu linglung sesaat.
Ayu patuh dan masuk ke dalam kamar mandi yang ditunjuk oleh Fernando, meski di kepalanya ada sesuatu yang melintas tanpa bisa dicegah.
Mungkinkah Fernando akan membicarakan masalah kontrak nikah yang mereka sempat tanda tangani dulu?
Entahlah.