Story Of Hidden Love

"Ma ma maaf Bun... Ma maaf Faiza..." Talita tak bisa meneruskan kembali ucapannya karena rasa takutnya semakin menjadi dan lidahnya kelu untuk melanjutkan.

"Jelaskan??"

"Mengapa kamu tega melakukan itu pada Faiza??"

Bunda Dea semakin mendesak Talita karena rasa kesal dan kecewa, Talita sudah membuat Zain mengalami masa sulit yang bahkan dia sendiri tak tau.

"A aku tak sengaja... Sungguh." Isak Talita di tempatnya.

"A aku berani sumpah, aku tak sengaja Bun." Kata Talita lagi.

Faiza masih bingung mengapa Bunda Dea marah seperti itu, korban? korban apa? Faiza masih menatap Bunda Dea dan Talita bergantian.

"Maaf, sebenarnya Bunda dan Kak Talita ada apa??" Faiza memberanikan diri.

"Faiza, asal kamu tau, Talita adalah pelaku tabrak lari yang sudah menyebabkan mata kamu buta!" Ucap Bunda Dea masih marah.

"Bunda tak menyangka wanita terhormat yang Ayah Atma selalu banggakan ternyata memiliki hal buruk seperti itu." Ucap Bunda Dea mampu membuat Talita semakin tertunduk mali, takut menjadi satu.

"Bagaimana tega dia meninggalkan dirimu di jalan malam itu, tanpa bertanggungjawab dan menolong dengan benar." Lanjut Bunda Dea sambil menggelengkan kepalanya.

Faiza terdiam ada rasa terkejut bercampur tak percaya, bagaimana bisa dunia sesempit ini, bagaimana bisa pelaku yang membuat dirinya menderita waktu itu adalah wanita secantik dan terhormat seperti Talita.

"Nyonya sepertinya masalah ini sudah selesai, Nona Talita sudah mengatakan jika dia tidak sengaja." Bela Sekertaris Aga.

"Apa??? Sudah selesai???"Bunda Dea masih seperti tak percaya.

"Saya memohon maaf Bun, saya akan ganti rugi semua kerugian yang Faiza alami." Kata Talita kemudian.

"Tapi saya mohon jangan bawa hal ini ke polisi, saya tidak mau masuk penjara." Isak Talita di tempatnya sembari menggenggam tangannya karena rasa takut di hatinya.

"Ah, rasanya mata Faiza waktu itu tidak bisa terganti Kak, namun apalah daya semua sudah terjadi." Kata Faiza pelan meski hatinya kecewa saat mengingat malam itu.

"Semoga lain waktu Kak Talita lebih berhati-hati saat mengendarai mobil dan jangan pernah lari dari sebuah kesalahan yang besar, apalagi seperti waktu itu." Ucap Faiza lagi.

"Malam itu jika saja tak ada yang menolong, mungkin Faiza sudah terkubur di dalam tanah." Ucap Faiza membuat Talita merasa bersalah.

"Maaf, maaf sekali lagi, aku sungguh-sungguh." Kata Talita.

"Aku sudah menandatangani surat cerai, aku tidak akan mengganggu kamu dan Zain lagi, tapi mohon rahasiakan perceraian kami dari publik." Kata Talita membuat Faiza terkejut karena dia baru tau jika Talita menandatangani surat cerai, Zain tak pernah bercerita pada dirinya.

Ada rasa lega namun ada rasa tak enak di hati Faiza karena bagaimana pun Talita menjanda karena dirinya.

...****************...

Di Rumah

Sepanjang jalan pulang Faiza melamun tentang dirinya dan Zain juga tentang banyaknya masalah yang dia hadapi hingga matanya terbelalak saat Bunda berhenti dan menatap layar TV yang sedang di lihat Neneknya.

"Pernikahan Pengusaha muda Zain Ibrahim dan Talita kandas di jalan karena orang ketiga." Berita di TV itu membuat Faiza sesak rasanya, ah aku istri pertamanya mengapa jadi aku yang pihak ke tiga.

"Zain Ibrahim berselingkuh dengan pembantunya." Cerita di berita itu makin membuat kaca di mata Faiza tak terbendung.

"Ah... ini pasti ulah Ayah Atma!"

"Keterlaluan!!!"

Bunda berkata lalu masuk ke mobil untuk pulang ke rumah utama dan berbicara dengan suaminya itu, bagaimana bisa membuat nama anaknya sendiri menjadi buruk dan justru membalik fakta yang sebenarnya.

"Nenek...!!!"

Klik.

Faiza meraih remot dan mematikan TV lalu membawa neneknya menuju kamar karena kembali lagi mengalami sesak nafas akibat berita yang dia lihat tadi di TV.

Faiza memberikan obat pada Neneknya agar lebih tenang dan bisa bernafas dengan lega, hatinya merasa begitu sakit karena berita yang beredar hari ini.

"Bagaimana bisa aku yang korban justru aku yang seolah orang jahat??" Batin Faiza sambil memijat neneknya.

"Aku yang bahkan sampai celaka namun aku juga yang terlihat buruk." Batin Faiza lagi.

"Apakah begini nasib menikah dengan laki-laki yang jauh berbeda drajatnya." Batin Faiza lagi.

"Faiza, kita pergi saja, menikah dengan Zain hanya membuat hidup kita tidak tentram." Kata Nenek sembari menangis, Faiza pun jadi ikut menangis karena sedih atas ucapan neneknya yang memang ada benarnya.

"Nenek tidak terima, kamu bukan pelakornya." Kata Nenek lagi parau.

"Nenek tenang ya, maaf sudah membuat nenek sedih." Ucap Faiza menenangkan neneknya meski hatinya juga sedang tidak baik-baik saja.

"Ah Ya Allah mengapa tidak adil begini???"Jerit Faiza lalu mengusap air matanya.

"Astaghfirullah..." Faiza beristighfar lalu keluar dan menghubungi Suaminya.

📞"Mas... Assalamualaikum..." Salam Faiza dengan suara parau.

📞"Mengapa beritanya jadi begini???"Tanya Faiza lagi.

📞"Walaikumsalam sayang, maaf..." Jawab Zain khawatir dari sana.

📞"Mas Akan urus dengan Abbas dan pastinya ke salah pahaman ini akan selesai ya." Kata Zain lagi menenangkan Faiza.

📞"Mas, bagaimana jika Faiza menyerah..." Kata Faiza terisak jujur menjadi istri Zain begitu berat rasanya.

📞"Sayang..." Zain terkejut dengan ucapan Faiza hatinya sesak seketika.

📞"Dari awal meski aku yang pertama menjadi istrimu tapi aku hanya istri rahasia yang tak di ketahui banyak orang, sehingga saat Mas Zain menikah dengan Talita aku lah yang terlihat buruk di pandangan dunia."Kata Faiza parau.

📞"Aku lelah mas, Bolehkah aku menyerah??" Isak Faiza mungkin efek kehamilannya membuat Faiza menjadi lebih sensitif dan perasa seperti saat ini, bahkan terlalu berat ujian yang dia terima akhir-akhir ini semenjak berhubungan dengan Zain.

📞"Sayang, please jangan punya pikiran begitu." Zain langsung berdiri dan meraih Jasnya dia ingin pulang segera karena mendadak hatinya tal tenang.

...****************...

Maaf baru up soalnya baru persiapan ajaran baru, please Vote dong... mau kak ini masih pada punya vote kan?