NovelToon NovelToon
Pesona Juminten

Pesona Juminten

Status: tamat
Genre:Lari Saat Hamil / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Tamat
Popularitas:56.2k
Nilai: 5
Nama Author: Elsa Mulachela

Juminten dan Bambang dari namanya sudah sangat khas dengan orang desa.

Kisah percintaan orang desa tidak ada bedanya dengan orang kota dari kalangan atas hingga bawah.

Juminten, gadis yang ceria dan supel menaruh hati kepada Bambang kakak kelasnya di sekolah.

Gayung bersambut, Juminten dan Bambang dijodohkan oleh kedua orangtua mereka.

Pernikahan yang Juminten impikan seperti di negeri dongeng karena dapat bersanding dengan pria yang dia cintai hancur berkeping-keping. Disaat Juminten berbadan dua, Bambang lebih memilih menemui cinta pertamanya dibandingkan menemaninya.

Apakah Juminten akan mempertahankan rumah tangganya atau pergi jauh meninggalkan Bambang dan segala lukanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elsa Mulachela, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 34

Suasana harum pegunungan mulai tercium, bahkan dalam radius 1kilometer. Rasa lelah perjalanan mereka langsung terobati, tatkala merasakan kesejukan yang menyelimuti tubuh.

Semua penat dan capek itu hilang dalam sekejap. Melihat perkebunan, juga pesawahan yang tumbuh dengan subur di sepanjang jalan yang sedang mereka lewati.

Hawa dingin seketika hangat, saat Juminten memeluk manja Bambang. Bahkan, senyuman tak pernah pudar dari bibirnya.

Tangan kiri Bambang terulur menggenggam tangan kiri istrinya masih dengan posisi menyetir motorny. Bahkan, sesekali dikecupnya tangan itu.

Sampailah mereka, di tempat wisata air terjun KAKEK PINTAR. Juminten terlihat bersemangat untuk segera masuk.

"Haha.. Sabar, yank! Masih nata helm dulu, nih!"

"Jumi tinggal beli minum disana ya, Mas. Haus, nih!" Bambang menganggukkan kepalanya.

Mata genit Juminten memilih snack ringan yang ada di warung. Namun, Juminten di buat salah fokus dengan keberadaan Mila. Dia sedang bersama seorang pria, berbadan tinggi, seperti seumuran dengan Bapaknya.

"Bukannya, Radit lagi di rumah sakit? Kok Mila malah disini?"

"Neng, ini totalnya 20ribu." ucapan pemilik warung membuatnya kaget. Juminten segera memberikan uang pecahan hijau ditangannya.

"Udah belum, yank?" di balas anggukan kepala Juminten. Bambang pun menggandeng tangan istrinya, untuk berjalan ke air terjun.

Canda dan tawa menyertai perjalanan mereka, hingga mereka melewati batu besar. Senyum nakal muncul dari Bambang.

"Yank, istirahat yuk!"

"Yuk, Mas! Biar nggak rugi duit 20 ribu yang keluar tadi!" membuat Bambang tertawa.

Juminten yang otaknya sudah tak jernih. Seketika was-was, melihat suaminya mengajaknya duduk di balik batu besar.

"Kenapa nggak duduk di depannya aja, Mas. Sepi loh, kalau hadepnya kesini."

"Iya, biar nggak di ganggu orang! Kalau gini kan, kita kayak pacaran beneran!"

"Udah nikah lah kita. Udah Jumi mau minum dulu!" Bambang tertawa melihat istrinya bermandi keringat. Senyum usil mulai terbit.

Saat Juminten akan meneguk air minum, Bambang menarik tengkuk istrinya. Meneguk air yang masih ada di bibir istrinya.

"Air minum tersegar yang pernah Mas minum selama ini!" Juminten masih tercengang dengan kelakuan nakal suaminya.

Plak!

"Ih, Mas nakal! Curi ciuman pakai cara yang aneh!" Pipinya bersemu merah, membuat Bambang semakin menggodanya.

"Ciye.. Yang pipinya merah!"

Juminten semakin tersipu saja, ingin dia menenggelamkan wajahnya. Namun, dia hanya bisa memeluk dada suaminya untuk menutupi malunya.

Bambang mengelus rambut panjang istrinya, "Sudah videocall Mala, yank?"

Juminten menggelengkan kepalanya, "Belum, Mas!"

"Telepon gih, sini kita videocall bareng-bareng! Pakai hape siapa?"

"Emang, Mala nggak sekolah?"

"Nggak, kan nemenin Radit di rumah sakit."

"Loh,Mila kemana, Mas?"

"Dia lagi ke luar kota, lagi ada job di luar kota. Makanya, Radit sama Mala!" Juminten kaget.

Bukannya tadi dia lagi sama bapak-bapak di deket sini. Kenapa dia tega ninggalin anaknya? Ah.. Mungkin karena urusan pekerjaan!

Bambang memegang wajah istrinya, seperkian detik dia tersenyum melihat perempuan bawel yang berhasil mengisi hatinya. Ah, perempuan? Bahkan perempuan sudah menjadi wanitanya.

"Udah, yok lanjut ke air terjun lagi! Duduk lama disini, bikin Mas semakin pengen makan Jumi. Takut khilaf! Yuk, Mas!" Juminten mengalihkan perhatian suaminya.

Bambang pun segera berdiri, lalu membantu istrinya agar bisa berdiri. Mereka melanjutkan perjalanan kembali, hingga mereka sampai di air terjun.

Juminten segera berlari menuju air terjun, air dingin langsung menerpa kakinya." Dingin banget, Mas! "

" Belum pernah kesini?"

Juminten menggelengkan kepalanya, "Makasih ya, Mas. Udah ajak Jumi kesini. Semoga Mas rezekinya lancar terus, Biar ada rezeki ngajak Jumi kesini lagi!"

"Aamiin!"

Mereka bermain-main air, hingga baju yang mereka kenakan basah semua. Juminten mengambil handuk kecil yang ada di tasnya. Mengelap wajah suaminya dan tubuh nya yang basah.

Bambang yang di perlakukan manis seperti itu tersenyum. Bersyukur memiliki istri yang sangat perhatian dengannya.

"Bajunya Mas basah, nanti kalau masuk angin gimana?"

Bambang mengelus rambut istrinya, "Nggak apa-apa, nanti kita cari penginapan dekat sini. Kita ganti baju sama istirahat disana!" Juminten menganggukkan kepalanya.

Mereka pun kembali berjalan. Melewati kembali, jalan yang mereka lewati tadi. "Mas Bambang kita belum sarapan, loh! Cari soto ayam, yuk! Pasti enak dingin-dingin gini makan yang hangat."

"Siap, Istriku!"

Hari ini Bambang benar-benar mengistimewakan Juminten. Sifat cuek, ketus semua hilang berganti dengan bucin

Ah, author jadi kangen pas jadi pengantin baru 😍

Mereka membeli kaos couple yang ada di pinggir jalan. Bagaimana tidak couple, hampir semua kaos yang ada di gerai tersebut tulisan dan gambarnya sama. Hanya ukurannya saja yang berbeda.

Saat, mereka akan naik motor. Tiba-tiba mereka di hampiri seseorang, "Cari villa, Mas? " mereka menoleh, lelaki berjaket biru dan bertopi merah. Sepertinya warga asli disana.

"Iya, pak!" mereka jawab serentak.

"Mari ikuti, saya. Kebetulan saya punya villa di dekat sini."

Mereka pun turun dari motor, mengikuti langkah kaki pria tersebut. Ternyata benar, hanya berjarak 100 meter mereka sudah sampai.

"Silahkan masuk, dipilih dulu!"

Bambang memarkirkan motornya di garasi depan villa. Menggandeng istrinya memilih kamar yang akan mereka tempati.

"Yang ini saja, Pak! Enak, pojok sendiri! Kamar mandi nya juga luas! Pemandangannya, cantik banget!" Teriak Juminten dari dalam kamar.

"Baik, ini kuncinya, Mas. Masnya mari ikut saya ke depan dulu, untuk urus administrasi!" Bambang pun mengikuti Bapak pemilik vila.

Sambil menunggu Bambang, Juminten segera mandi dan mengganti baju basah yang dia kenakan tadi.

Cklek!

Bau nasi soto ayam menyebar di dalam kamar, indra penciuman Juminten yang aktif langsung menoleh ke arah sumber makanan.

"Yuk, makan dulu!" Juminten segera duduk di sofa yang ada di pojok kamar.

"Mas kok udah mandi? Mandi dimana tadi?" ucapnya di sela kunyahannya.

"Di kamar mandi luar."

"Lah, emang boleh?"

"Ya, boleh. Kan udah bayar, yank. Udah, ayo makan dulu!" Juminten pun segera menghabiskan makanannya.

"Alhamdulillah, kenyang banget! Bobok, yok!"

"Eits, jangan bobok dulu! Kita videocall Mala dulu, oke!" Juminten pun menurut perintah suami.

Tut...!

"Halo, Assalamualaikum Mala."

"Waalaikumsalam Abang."

"Gimana kabar Radit?" terlihat gambar yang bergerak di layar, menayangkan Radit yang sedang bermain dengan block puzzlenya.

"Cepet sembuh, ya!"

Juminten yang gugup akan berbicara kembali dengan Mala menggigit jarinya.

"Yank, sini ngobrol!"

"Hah, yank?" Bambangpun mengarahkan ponselnya menghadap Istrinya.

"Hai, Mala!"

"Hai, Juminten!"

Mereka masih sama-sama diam, belum ada yang ingin memulai bicara.

"Yank?" Bambang mengelus bahu istrinya.

"Iya, Mas." Juminten menghirup nafas panjang, "Mala, maafin Jumi. Jumi udah diemin Mala beberapa hari ini. Bukan Jumi benci sama Mala. Tapi, cuman kecewa aja. Sekarang kita balik sahabatan lagi, yok! Mala mau nggak?"

Terlihat senyuman dari bibir Mala dan menganggukkan kepalanya. "Mau! Mau! Banget! Maafin Mala, ya Jum. Bukan maksud Mala—"

"Udah nggak apa-apa, semoga besok nggak kejadian kayak gini lagi. Kita baikan lagi, ya!"

"Jum, maaf ada dokter visite. Aku matiin teleponnya ya! Bye!"

Juminten pun menyerahkan kembali ponsel suaminya, "Ini, Mas!".

Bambang menarik tengkuk Juminten, menciumnya dengan ciuman menuntut. Menggendong istrinya dengan bridal style ke kasur, Juminten membalas dengan mengalungkan tangannya.

Bambang melepaskan kaos yang dipakainya, mengungkung tubuh istrinya dan melakukan kegiatan yang ingi dia lakukan sejak tadi.

1
Cendol Dawet
iya dh iya...Dodit udah berubah sekarang..makin bucin
Cendol Dawet
kalo Sinta hamil, siap2 dh ada yg krekk
Cendol Dawet
akhir hidup yg menyedihkan
Cendol Dawet
pak Dodit punya saingan
Cendol Dawet
bang Eka cemburu ni ye
Racun Asmara
mantull
Racun Asmara
segelas kopi dg teh hangat? dimna kudapannya?
Racun Asmara
kbr Mala gimana?
Racun Asmara
beneran mimpi
Racun Asmara
apakah Juminten bermimpi? ttg Mala& Mila?
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ¢ᖱ'D⃤ ̐ՇɧeeՐՏ🍻༄⃞⃟⚡Kᵝ⃟ᴸ
jgn2 hamil tuh Sinta. orang hamil kn bisa jg menstruasi. pernah baca dh di novel lain... bner gk sihhh???
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ¢ᖱ'D⃤ ̐ՇɧeeՐՏ🍻༄⃞⃟⚡Kᵝ⃟ᴸ
setelah perjuangan & penantian panjangnya.. akhirnya Eka sukses mencetak gol.di gawang istrinya. inilah gol yg selama ini ditunggu-tunggu...
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ¢ᖱ'D⃤ ̐ՇɧeeՐՏ🍻༄⃞⃟⚡Kᵝ⃟ᴸ
nasi sdh mjd bubur. gk mungkin dibikin nasi goreng. mending bikin bubur merah. suruh Dodit & Sinta nikah. apa kejadian belah nangka di rumah Dodit emang sdh ada yg merencanakan? Rena mungkin...atau neneknya??? hadeehhh...Sinta... sekuat apapun pertahanan nya, jebol jg saat gai*ah & has*at bercinta sdh menguasai tubuhnya. pikiran & hatinya pasti kalah dg bujuk rayu manis dr iblis yg hadir diantara dirinya & Dodit. sp iblisnya? bukan othornya kn? jgn2 aku lg???🤐🤐🤐
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ¢ᖱ'D⃤ ̐ՇɧeeՐՏ🍻༄⃞⃟⚡Kᵝ⃟ᴸ
kapok kau , Dit!!! bukannya dihalaln dulu..eh mlh digenj** duluan. Bambang telat sihhh datangnya. tp mo gimana lg? Dodit & Sinta sdh terlanjur mendaki sampai puncak. udah minta Dodit tanggungjawab sj🤐🤐🤐
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ¢ᖱ'D⃤ ̐ՇɧeeՐՏ🍻༄⃞⃟⚡Kᵝ⃟ᴸ
eh eeehhhhh... stop, Sin...!!! jgn lupa kalian blum halal. jgn sampai Dodit kebablasan. mosok Eka & Juminten yg married , kalian yg unboxing duluan??? gk lucu kn???😂😂😂🏃🏃🏃💨💨💨
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ¢ᖱ'D⃤ ̐ՇɧeeՐՏ🍻༄⃞⃟⚡Kᵝ⃟ᴸ
pak Dodot eh Dodit buta kali ya? gk mandang Sinta banget. pdhl jelas2 wanita itu yg selalu ada tanpa diminta utk selalu menjaga Rena. dan jelas2 Dodit jg berdebar saat dekat dg Sinta. aaahhhh...muna banget sih Dodit. knp mlh ngarep Jumi yg jd istrinya? nyakitin Sinta banget..
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ¢ᖱ'D⃤ ̐ՇɧeeՐՏ🍻༄⃞⃟⚡Kᵝ⃟ᴸ
pas udah ngebet & situasi kamar mandi 😂 mengukung, eh Juminten sdg palang merah. anjlok lg dh gai*** yg sdh membubung tinggi di ubun-ubun 🤐🤐🤐🤐
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ¢ᖱ'D⃤ ̐ՇɧeeՐՏ🍻༄⃞⃟⚡Kᵝ⃟ᴸ
resiko punya istri mantan perawan berbuntut ya gitu. tp gemes jg sama Emak. tega bner ngerjain pasangan pengantin baru. mosok.gk boleh ninuninu???? Bumi jg, katanya pengen cpt dibikinkan adek... eh mlh jd wasit. kpn Eka & Jumi akan adu gulat klo baru pemanasan sj sdh disemprot??? sabaaarrrrr.... sabar. gatot dh ikutan jd cctv. gk jd ngintip 🤐🤐🤐
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ¢ᖱ'D⃤ ̐ՇɧeeՐՏ🍻༄⃞⃟⚡Kᵝ⃟ᴸ
syukurlah.. akhirnya SAH jg. tinggal balas budi nih sama Emak Bapak. 2 cucu lg cukup😂😂😂🤸🤸🤸
Bambang jgn galau gitu,noh Rena sdh siap jd masa depanmu. tinggal kedipkan matamu buat othor. biar bisa dpt daun muda😁✌️🏃🏃🏃💨💨💨💨
✿⃟‌⃟ᶜᶠᶻ¢ᖱ'D⃤ ̐ՇɧeeՐՏ🍻༄⃞⃟⚡Kᵝ⃟ᴸ
bu Ani apa bu Ana sih Yeng? opo aku sik oleng ya? saking serunya alur ceritanya, jd galfok😂🏃🏃🏃
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!