NovelToon NovelToon
MADU YANG KU NAFKAHI

MADU YANG KU NAFKAHI

Status: sedang berlangsung
Genre:Pihak Ketiga / Suami Tak Berguna / Selingkuh / Romansa
Popularitas:8.9k
Nilai: 5
Nama Author: Hasri Ani

Mursyidah Awaliyah adalah seorang TKW yang sudah lima tahun bekerja di luar negeri dan memutuskan untuk pulang ke kampungnya. Tanpa dia tahu ternyata suaminya menikah lagi diam-diam dengan mantan kekasihnya di masa sekolah. Suami Mursyidah membawa istri mudanya itu tinggal di rumah yang dibangun dari uang gaji Mursyidah dan bahkan semua biaya hidup suaminya dan juga istrinya itu dari gaji Mursyidah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasri Ani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MINTA CERAI

Gunadi berjalan keluar dari kamarnya untuk memenuhi permintaan Mursyidah yang ingin melihat kamar anak mereka yang ada di sebelah. Baru sampai pintu kamarnya, Mursyidah meminta lelaki itu memperlihatkan ruang tamu mereka. Mursyidah melihat bayangan seseorang yang cepat menghindar saat tidak sengaja tertangkap di layar. Mursyidah yakin sekali jika itu adalah Astuti istri selingkuhan Gunadi.

"Mas, coba aku mau lihat ruang tamu rumah kita, berubah nggak?"

Gunadi menarik napas lega karena Mursyidah tidak jadi melihat kamar sebelah di mana Celia putrinya sedang tertidur pulas. Kesempatan itu digunakannya untuk memindahkan Celia kembali ke kamar utama. Gunadi mengode istrinya yang masih berdiri di depan pintu kamar.

"Celia pindahin!" desis Gunadi geram melihat Astuti yang seperti tidak peduli dengan perintahnya. Gunadi mengarahkan kameranya ke tempat lain agar dia dan Astuti tidak terlihat.

"Untuk apa?" tanya Astuti tanpa suara. Gunadi kembali memaksa Astuti. Meski menggerutu istrinya itu memindahkan Celia ke kamar utama kembali. Gadis kecil itu terbangun dan menangis tiba-tiba. Astuti cepat menutup pintu kamar jadi tangisan Celia hanya terdengar sayup.

"Itu suara anak siapa yang menangis mas?"

"Oh itu anak tetangga kayaknya dek."

"Mas coba dekatkan layar hape kamu ke dinding!"

perintah Mursyidah. Gunadi mendekatkan layar hapenya tanpa ada prasangka sedikit pun.

"Mas itu poto pernikahan siapa yang digantung di dinding?"

Mati! Gunadi terbelalak melihat Foto pernikahannya dengan Astuti. Foto itu memang sudah lama di gantung Astuti di sana. Mengapa tadi tidak terpikirkan olehnya.

Dengan cepat Gunadi menurunkan foto itu.

"Yang mana dek?" Gunadi kembali mengarahkan layar ponsel ke tempat semula. Sudah tidak ada apa-apa lagi di sana.

"Tuh..." Gunadi kembali mengedarkan ponselnya memutari ruangan.

"Kalau yang di atas rak itu poto siapa?"

Gunadi kembali meninggikan hapenya dan melihat ke atas rak yang disebutkan oleh Mursyidah. Di sana ada tiga buah foto dengan bingkai kecil. Yang pertama ada foto dirinya sedang bertiga dengan Astuti dan Celia, lalu foto Astuti dan Celia serta yang terakhir foto dirinya kembali berdua denga astuti. Sejak kapan foto-foto itu ada di sana? Perasaan selama ini tidak ada foto apa pun di atas rak itu.

Gunadi merebahkan posisi ketiga foto tersebut dan menutupnya dengan taplak.

"Tidak ada poto siapa-siapa di sini dek." Gunadi kembali membantah apa yang di katakan oleh Mursyidah.

"Kamu jangan bohong mas! Mataku nggak salah lihat. Tadi yang di dinding itu foto pernikahan seseorang. Meski tidak jelas terlihat tapi aku yakin itu kamu. Kenapa kamu turunkan poto itu? Kamu takut ketahuan sama aku kalau kamu menikah lagi? Jujur sama aku mas? Kamu sudah punya perempuan lainkan di sana?"

"Nggak ada dek," bantah Gunadi dengan suara lembut.

"Mana mungkin mas berani menikah lagi? Kamu itu kan cinta matinya mas dek --"

"Iya, aku cinta matinya kamu sedangkan wanita itu cinta hidupnya kamu!" sanggah Mursyidah. Wanita itu merasakan dadanya sesak membayangkan suaminya yang menikah lagi. Dan dadanya semakin sesak mendengarkan bantahan suaminya itu. Rasa sakit akan pengkhianatan Gunadi menghantui pikirannya, air matanya menggenang di sudut mata, dan napasnya menjadi berat. Dia merasa seperti dihantam badai emosi yang tak terkendali, antara marah, sedih, dan kecewa.

Bayangan suaminya dengan wanita lain di sampingnya terasa seperti pil pahit yang sulit ditelan, membuat dada semakin sesak dan hatinya terluka lebih dalam. Mursyidah menghela napas lalu diam sejenak. Dalam keheningan malam di kamarnya, dia merasa sendirian menghadapi badai perasaan yang mengancam untuk menghancurkannya. Ingin rasanya dia mengadu saat ini juga, tapi pada siapa? Ibunya telah tiada, pergi meninggalkannya untuk selamanya. Dan sekarang dia menghadapi pengkhianatan suaminya.

"Dek, nggak benar itu dek! Nggak ada mas menikah lagi

"Lalu siapa perempuan dan anak kecil di Poto itu. Aku yakin kalau suara yang aku dengar malam itu adalah suatu perempuan. Dia pasti istrimu. Lalu poto yang di rak itu, Poto kalian bertiga. Jangan bohong lagi mas! Anak yang menangis tadi anakmu kan? Sudah berapa lama kalian menikah? Tega kamu mas. Ternyata uang yang aku kirim selama ini kamu pakai untuk menikah dan menafkahi istrimu. Aku nggak percaya lagi sama kamu. Sekarang juga talak aku mas! Aku mau bercerai! Ceraikan sekarang juga!"

Mursyidah menangis tersedu-sedu seorang diri di kamarnya dengan ponsel yang masih tersambung dengan Gunadi. Pria itu hanya tertegun tidak dapat berkata-kata. Dia tampak bingung dan tak percaya, seolah dunia di sekitarnya tiba-tiba runtuh. Wajahnya memucat, matanya membelalak, dan mulutnya terkatup rapat dengan rahang mengetat tak tahu harus berkata apa. Dalam diamnya, terlihat gejolak emosi yang berputar-putar di benaknya-pertanyaan, penyesalan, dan kepanikan-sementara dari seberang telepon terdengar isakan Mursyidah.

Gunadi merasakan ketegangan di dalam hatinya bak

Benang yang hampir putus dan menunggu waktu untuk patah sepenuhnya.

"Dek jangan begitu, coba pikirkan baik-baik. Kita cari jalan keluarnya. Mas mohon kita jangan sampai bercerai."

Gunadi tidak bisa mengelak lagi, tapi dia juga tidak berani mengiyakan tuduhan Mursyidah. Bagaimanapun untuk saat ini dia belum berani mengungkapkan tentang pernikahan keduanya itu. Sampai dia mendapatkan semua harta istri pertamanya itu dia tidak akan menceraikan istri pertamanya itu.

"Udah jangan ngomong kamu mas, aku nggak percaya lagi sama kamu. Aku juga nggak mau ngomong sama kamu lagi. Sekarang juga ceraikan aku!"

Klik! Telepon diputus dari sebelah. Gunadi memandang gusar layar ponselnya yang sudah tidak menyala itu. Tidak ada pesan apa pun yang masuk dari Mursyidah setelah wanita itu mengatakan meminta cerai.

Satu menit, dua menit, tiga menit berlalu. Ponsel Gunadi masih gelap, berarti benar Mursyidah tidak mau lagi beli berbicara dengannya. Gunadi melempar ponselnya ke atas kursi. Matanya menerawang menatap kosong langit-langit rumahnya. Tetiba tangan lelaki itu menyapu semua benda yang ada di atas rak. Semua bingkai foto yang tadi dia tutupi dengan taplak jatuh ke lantai.

Sebagian kacanya ada yang pecah.

Gunadi tidak peduli. Saat ini dia merasa dunianya runtuh. Dia tidak siap jika kembali hidup susah. Lima

Tahun terakhir ini hidupnya tidak pernah kekurangan uang. Kiriman Mursyidah selalu lancar mengalir. Jika dia bercerai dengan wanita itu, bagaimana nasib rumah tangganya dengan Astuti. Pastilah wanita itu akan menuntut cerai juga darinya. Gunadi tidak sanggup membayangkan akan kehilangan kedua istrinya dalam waktu bersamaan.

Astuti yang mendengar suara benda jatuh keluar dari kamarnya. Wanita itu terkejut melihat ruang tamunya yang berantakan. Banyak pecahan beling berserakan di lantai.

"Apa-apaan kamu mas!?"

"Kamu yang apa-apaan? Kenapa kamu meletakkan Poto di situ?" Gunadi menunjuk ke atas rak yang sudah kosong.

"Salahkan ibumu, dia yang menyusunnya di sana. Memang ada apa sih, kamu sampai sekacau ini?"

"Aliya minta cerai," sahut Gunadi dengan suara tercekat. Napasnya seperti tertahan di tenggorokan.

"Minta cerai?"

1
Siti Zaid
Author..terima kasih selalu update ceritanya berkali2...cerita makin menarik..kakak tunggu terus sambungan cerita nya...🤭
Hasri Ani: heheee makasi kembali sudah mampir... 😁😁
total 1 replies
Siti Zaid
Malangnya mursyidah bersuamikan Gunadi..sepatutnya dia merasa bimbang dan risau akan keselamatan mursyidah..malah harta warisan yg difikirkan😠benar2 benalu siGunadi
Ma Em
Gunadi bkn nya sedih mendengar kabar bahwa Mursydah kecelakaan dan meninggal eh malah senang karena akan dapat warisan , tdk taunya Mursydah nya msh sehat segar bugar tambah cantik lagi pasti Amar akan menyesal .
CB-1
semakin menarik ceritanya..makasih author cantik sehat slalu biar makin banyak update nya
Hasri Ani: aamiin.. semoga suka dengan cerita nya😁😁
total 1 replies
CB-1
penasaran apa yg di sembunyikan kinasih
Siti Zaid
Author..terima kasih sudah update berkali2..terbaiklah👍👍👍
Hasri Ani: makasih kembali sudah mampir say... 😁😁
total 1 replies
Siti Zaid
Betapa tidak tahu malu Astuti..sudah rampas suami mursyidah..malah duit hasil titik peluh mursyidah pun dia nak juga..dasar benalu...😠
N Wage
semangat Thor...kutunggu lanjutannya.
N Wage
TOP👍👍👍👍♥️♥️♥️
aku suka cerita halu yg realitis.
N Wage
dan cahaya adalah anak Gunadi yg gak diakui oleh Gunadi.
N Wage
apakah Kinasih pernah selingkuh sama Gunadi?
Ma Em
Bagus Mursydah kamu jgn tertipu lagi sama suamimu yg mokondo itu Mursydah cuma di porotin duitnya doang untuk kasih menyenangkan istri mudanya juga keluarganya , balas semua perbuatan Gunadi yg sdh membohongimu Mursydah buat si Gunadi menyesal .
Hasri Ani: sabar saaayyy sabaaar🤭🤭🤭
total 1 replies
Siti Zaid
Geram banget pada Gunadi..bohong terus ya hidupnya sekarang..takut ketahuan...sayang semua kelakuan busuknya sudah diketahui sama mursyidah...
Siti Zaid
Terima kasih author selalu update ceritanya...👍👍👍penasaran apakah ada rahsia yg disembunyikan kinasih..
Siti Zaid
Nyaris ketahuan sama Gunadi..kalau ketahuan bisa2 nya gagal rancangan mursyidah...
Ma Em
Sudah tdk sabar Thor Mursydah bertemu dgn Gunadi setelah melihat Mursydah cantik pasti Gunadi kaget , tapi Mursydah tetap hrs cerai sama Gunadi biar Mursydah berjodoh dgn ayah temannya Amar 😄😄
Hasri Ani: 🤣🤣🤣ketika jodoh diatur netizen🤣🤣🤣.. hehehe makasi sudah mampir semoga tetap suka ceritanya..
total 1 replies
Siti Zaid
Author ditunggu lanjutannya ya..nak lihat bagaimana mursyidah membalas sakit hatinya pada suami dan juga madunya😠
Hasri Ani: makasi say sudah mampir.. sehat selalu
total 1 replies
Siti Zaid
Terima kasih author sudah update beberapa episode lagi👍👍👍
Siti Zaid
Mursyidah..perempuan yg dikhinati itu harus kuat dan tabah..bangunlah dan balas semua perbuatan suami mertua dan madu mu itu...biar mereka menyesal kerana telah mengkhanati kamu😠
Siti Zaid
Cerita yg menarik..author anda hebat kerana bisa bikin cerita bisa bikin hati panas bila membacanya..terbaik👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!