NovelToon NovelToon
BALAS DENDAM RATU MAFIA

BALAS DENDAM RATU MAFIA

Status: tamat
Genre:Kehidupan di Kantor / Identitas Tersembunyi / CEO / Bullying dan Balas Dendam / Mafia / Balas dendam pengganti / Tamat
Popularitas:16.9k
Nilai: 5
Nama Author: Archiemorarty

Ketika Violetta Quinn, saudari kembar yang lembut dan penurut, ditemukan tak sadarkan diri akibat percobaan bunuh diri, Victoria Thompson tak bisa menerima kenyataan itu begitu saja. Tidak ada yang tahu alasan di balik keputusasaan Violetta, hanya satu kenangan samar dari sang ibu: malam sebelum tragedi, Violetta pulang kerja sambil menangis dan berkata bahwa ia 'Tidak sanggup lagi'.

Didorong rasa bersalah dan amarah, Victoria memutuskan untuk menyamar menggantikan Violetta di tempat kerjanya. Namun pencarian kebenaran itu justru membawanya ke dalam dunia gelap yang selama ini Victoria pimpin sendiri; Black Viper. Jaringan mafia yang terkenal kejam.

Di sanalah Victoria berhadapan dengan Julius Lemington, pemilik perusahaan yang ternyata klien tetap sindikat Victoria. Tapi ketika Julius mulai mencurigai identitas Victoria, permainan berbahaya pun dimulai.

Victoria masuk dalam obsesi Julius.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Archiemorarty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 4. PERMAINAN DIMULAI

Pagi itu, suasana kantor terasa seperti bias cahaya dari kaca bening yang memantulkan dinginnya ketidaktulusan. Semua tampak sopan, tetapi setiap tatapan memiliki ujung tajam yang tak terlihat. Di meja kerjanya, Victoria yang kini berperan sebagai Violetta Quinn, mengetik dengan ritme pelan, seolah tengah menyesuaikan diri dengan suasana kerja yang ramah namun menusuk halus dari dalam.

Satu minggu sudah ia berada di sana. Satu minggu yang cukup untuk mengenal ritme kantor, nama-nama penting, dan wajah-wajah yang tidak seindah senyumnya.

Khususnya Kelly Grason.

Kelly adalah sosok yang bagi semua orang tampak seperti malaikat. Ia berbicara lembut, tertawa kecil setiap kali orang lain bercerita, selalu membantu ketika seseorang kesulitan. Tetapi bagi Victoria yang sudah terbiasa membaca kepura-puraan, kelicinan Kelly tercium jelas. Ia adalah sosok yang pandai menabur benih gosip sambil berpura-pura menanam bunga. Membuat seseorang menjadi buruk untuk menaikkan dirinya.

Dan dari gosip-gosip itulah, Victoria akhirnya menemukan kebenaran kecil yang manis dan beracun.

Kelly-lah yang mengomandoi secara halus segala bentuk bully tidak langsung yang dialami 'Violetta' di kantor. Memanipulasi sekitar agar Violetta selalu buruk di mata semua orang.

Mulai dari berkas yang menghilang misterius, hingga bisik-bisik di pantry tentang 'gadis manja yang tidak bisa apa-apa'. Sampai 'hanya karena dia kekasih atasan, jadi tidak pernah ditegur kalau salah'.

Setiap hal kecil diatur sedemikian rupa agar tidak terlihat seperti kejahatan, hanya kesalahpahaman kecil, hanya candaan rekan kerja. Namun Victoria tahu: tidak ada yang kebetulan dalam dunia seperti ini.

Hari itu, Kelly datang dengan blus berwarna krem dan rok pensil abu-abu, memancarkan aura profesional yang sempurna. Senyumnya mengembang begitu ia melihat Victoria yang tengah sibuk menyortir dokumen.

"Violetta, kau datang pagi sekali. Wah, semangat sekali ya hari ini. Aku suka, loh, liat orang yang rajin sepertimu," kata Kelly dengan nada manis yang hampir seperti gula cair.

Victoria menoleh, tersenyum lembut, senyum yang polos, tetapi mengandung permainan halus di baliknya.

"Ah, aku memang susah tidur, Kelly. Jadi kupikir daripada bengong di rumah, lebih baik ke kantor duluan. Aku masih beradaptasi, maklum saja," jawab Victoria.

Nada suaranya lembut, penuh kehati-hatian khas adik yang lugu. Tapi matanya, jika saja Kelly bisa membaca lebih dalam, menyimpan percikan api kecil.

Senyum Kelly sejenak kaku sebelum ia menimpali kembali.

"Lucu sekali. Kalau terus begini, bisa-bisa kau lebih rajin dari aku," kata Kelly.

"Oh, aku tak mungkin, Kelly," jawab Victoria santai, suaranya tetap ringan. "Kau adalah panutan semua orang di sini. Aku saja banyak belajar darimu."

Kelly tertawa pelan. Tapi Victoria tahu betul: tak ada pujian yang lebih tajam dari yang terdengar seperti ketulusan.

Hari berjalan dengan ritme yang lambat namun terukur. Di jam makan siang, Victoria duduk di pojok kantin kantor, memegang sandwich seadanya sambil mendengarkan obrolan dari meja seberang. Kelly duduk bersama dua rekan lain; Martha dan Elena. Dua orang yang sering menjadi kepanjangan tangan gossip Kelly.

"Aku dengar, laporan proyek minggu lalu banyak yang revisi," ujar Elena dengan nada seolah iba.

"Ah, iya, tapi kasihan juga sih. Katanya Violetta belum terbiasa," tambah Martha.

Kelly menggeleng pelan, mengaduk saladnya dengan garpu perak. "Namanya juga orang baru sembuh. Tapi ya ... kalau tak hati-hati, bisa bikin orang lain kena imbas, kan?"

Tawa kecil terdengar dari meja itu. Victoria tidak menoleh, hanya meneguk airnya pelan. Lalu, dengan senyum samar, ia berkata cukup keras agar terdengar:

"Aku senang sekali punya rekan kerja sebaik kalian. Terima kasih, ya, karena sudah menutup kesalahanku dari tim atasan waktu itu. Aku tahu kalian menolongku, walau aku tidak minta," ucap Victoria yang terdengar amat tulus.

Kalimat itu sederhana, terdengar penuh terima kasih.

Namun maknanya seperti batu kecil yang dilempar ke kolam tenang.

Kelly spontan menatap ke arahnya, wajahnya tetap tersenyum tapi mata sedikit menajam.

Martha dan Elena saling berpandangan, bingung, mereka tahu tidak pernah ada kesepakatan menutup kesalahan siapa pun.

"Oh, Violetta, maksudmu apa?" tanya Kelly dengan tawa kecil, berusaha tetap santai.

"Oh, tidak, tidak apa-apa," jawab Victoria lembut. "Aku cuma merasa beruntung. Kadang gosip di kantor bisa kejam, tapi ternyata kalian semua baik padaku."

Senyum lembut itu menusuk lebih dalam dari belati.

Dalam sekejap, Kelly harus menenangkan dua bawahannya yang kini saling curiga.

Hari itu, Victoria tidak perlu melakukan banyak hal. Ia hanya menanam satu kalimat, dan membiarkannya tumbuh liar di kepala mereka.

Beberapa hari berlalu. Perubahan kecil mulai tampak.

Elena kini sering melirik Kelly dengan raut tidak nyaman, sementara Martha mulai berbicara lebih hati-hati setiap kali Victoria lewat. Kelly, di sisi lain, mulai kehilangan sedikit ketenangan yang biasanya sempurna.

Ia masih berperilaku manis, tentu saja. Masih menepuk bahu Victoria di depan umum, masih memberikan senyum di lift, tapi Victoria tahu: senyum itu kini seperti retakan di kaca.

Suatu pagi, Kelly menghampirinya dengan nada yang terlalu lembut untuk disebut tulus.

"Violetta, aku dengar kau yang menangani laporan presentasi minggu depan, ya? Kalau mau, aku bantu revisi. Takutnya formatmu belum sesuai dengan template yang biasa kita pakai," ujar Kelly dengan senyum malaikatnya.

Victoria tersenyum.

"Oh, aku sudah minta saran dari Martha kemarin. Katanya template-nya sudah benar," jawab Victoria dengan senyum lugu.

"Oh? Martha bilang begitu?"

"Ya, dia baik sekali. Bahkan bilang Kelly yang menyuruhnya ajari aku," ucap Victoria menebarkan sedikit racunnya kembali.

Senyum Victoria tak berubah, tapi Kelly membeku sejenak.

Mata mereka bertemu sepersekian detik, cukup lama untuk membuat Kelly sadar bahwa Violetta bukan lagi gadis yang mudah diatur.

"Tentu saja," kata Kelly akhirnya, menarik napas kecil. "Aku hanya ingin memastikan semuanya lancar."

"Terima kasih, Kelly. Kau selalu perhatian," kata Victoria.

Dan Victoria tahu, mulai saat itu permainan benar-benar dimulai.

Hari-hari berikutnya menjadi panggung kecil penuh senyum palsu dan langkah hati-hati.

Kelly mulai terlihat tegang, terutama ketika beberapa rekan kerja mulai berdebat kecil karena miskomunikasi yang entah datang dari mana.

Padahal sumbernya jelas: Victoria.

Victoria tidak menyebarkan kebohongan, tidak juga mengadu domba secara kasar.

Ia hanya mengulang ucapan Kelly dengan nada berbeda di depan orang lain, mengembalikan kata-kata manis itu dalam konteks baru hingga maknanya bergeser perlahan.

Ketika Kelly berkata pada Elena bahwa proyeknya 'menarik tapi belum matang', Victoria hanya mengulang kalimat itu di pantry di hadapan Martha dengan tambahan lembut,

"Aku dengar Kelly suka konsep Elena, cuma katanya ... agak asal-asalan ya?" hasut Victoria.

Dan itu cukup.

Satu kalimat, satu senyum. Sisanya dikerjakan oleh ego dan rasa curiga manusia.

Suatu sore, saat seluruh karyawan tengah fokus di meja masing-masing, Victoria duduk tenang menatap layar komputer. Tapi di pojok ruangan, dua rekan kerja berbisik sengit.

Suara mereka cukup pelan, namun Victoria bisa mendengarnya.

"Jadi maksudmu aku yang salah?"

"Aku cuma bilang Kelly minta aku ubah data, bukan berarti aku menuduhmu!"

"Tapi laporan itu jadi kacau karena revisimu!"

Suasana mulai memanas. Kelly menatap ke arah mereka dengan ekspresi bingung, mencoba menengahi.

Namun sebelum ia sempat berbicara, Victoria sudah berdiri dan menghampiri mereka.

"Hei, kalian kenapa? Jangan berdebat, nanti malah salah paham. Aku malah mau bilang, Kelly itu sebenarnya cuma ingin bantu. Bukankah dia malaikat kantor kita yang selalu membantu rekannya?" ujar Victoria.

Senyum Victoria lembut. Tapi di telinga Kelly, kalimat itu terdengar seperti tuduhan halus yang disamarkan menjadi empati.

Kelly tersenyum kaku, sementara dua orang yang berdebat kini menatapnya dengan ekspresi tak yakin.

Setelah kejadian itu, suasana kantor berubah perlahan.

Tidak ada yang berani bicara jujur di depan Kelly.

Tidak ada lagi candaan ringan di grup chat kantor yang dulu hangat.

Dan di tengah semua itu, Victoria tetap berperan sebagai Violetta yang lembut, manis, dan tampak tidak sadar akan badai yang ia ciptakan.

Dalam wajah lugu yang semua orang menyangka adalah Violetta si gadis naif, tidak ada yang tahu bahwa gadis itu adalah iblis dari bayangan Violetta. Dan mereka sendiri yang mengundangnya.

1
mimief
selalu bisa memuaskan dahaga ku dalam membaca serial mu Thor.
menunggu karya mu yg lain
Archiemorarty: Terima kasih udah baca ceritanya kak 🥰
total 1 replies
mimief
lah....kok Dikti amet Thor
aku cuman sehari semalem Lo bacanya..

but.. anyway

nice ending
beautiful story'
menurut ku ceritamu selalu mempunyai pesonanya masing masing
yg ini juga, walaupun bagaimanapun kembar adalah kembar bukan?
mereka punya jiwa satu diraga yg berbeda..
tapi tetep tidak menghilangkan ke Khasan serial detektif nya di setiap novel mu
terimakasih atas cerita epic nya Thor 😉
Archiemorarty: Terima kaish juga kak udah baca. memang dikit dibuatnya karena banyak yg gx suka cerita terlalu berat begini 🤭
total 1 replies
mimief
black Mantis yg kasus Lucas sama rose itu kan ya Thor?
Archiemorarty: betull 🤭
total 1 replies
mimief
ternyata...ga cuman jadi jalang Kelly tu
tapi jadi penghianat juga
lengkap amet bobrok nya
mimief
tapi enak bgt ga si..kalau langsung mati..
dia ga ngerti penderitaan para korban nya
eehh...ga boleh nya mikir nya begini 😔
Archiemorarty: Kalau dia hidup justru kemungkinan ada korban lagi walau di penjara 😌
total 1 replies
mimief
sold out semua ya gaes
para anak perempuan nya Thompson....
mimief
wanita manapun kl dikondisi seperti itu pasti akan setengah gila
apalagi vio yg murni
Archiemorarty: Benar itu 😌
total 1 replies
mimief
lega...tapi kyk masih ada yg menggantung
mimief
kalian tau real psyco itu selalu membalut karakter nya sebagai orang yg sempurna.tapi...karena telalu sempurna jadi seperi cangkang kosong.
seperti yg Vivi liat di perusahaan ketika pertama kali datang.
dan...biasanya IQ mereka diatas rata rata
tapi karena terlalu jenius sampai menganggap mereka Tuhan yg boleh mempermainkan emosi orang seenaknya
Archiemorarty: Benar itu, sikopet terbaik itu bukan yang macam bun bun atau yg darah darah, tapi yang diluar keliatan kayak orang paling baik sedunia tapi dalamnya pinter manipulasi sekitarnya. dan pastinya IQ mereka tinggi tapi EQ nya rendah dan hampir gx ada 😌
total 1 replies
mimief
waduh... waduuh
mimief
kyk nonton film action yaaa
mimief
permainan psikologis sangat melelahkan bukan?
kereeeen bgt si kamyuuu
mimief
aku.. speachless
gimana donk nolongin nya
mimief
huaaaaaaa....aku yg merinding
mimief
wahhhh...masa lalu yg akan menyeret masa depan nya
mimief
mungkin Ade nya disiapkan jadi kambing hitam atas konspirasi tertentu...
sebabnya Kelly dan Leon memanipulasi sedemikian rupa
mimief
pantes...ga pernah mau ngelindungi
wong dia termasuk yg merencanakan pembullyan nya juga
mimief
iya ....ya??
kenapa ampe mendalami peran amet🤣🤣
mimief
bagaimana rasanya jika permainan dibalik
apakah masih menyenangkan?
pasti donk
itu sebabnya ibuku berkata,polos sama bodoh itu beda tipis
untuk bertahan hidup di dunia ini, terkadang kita harus cerdik,licik boleh
anggep aja ini mekanisme pertahanan hidup 🤣
Archiemorarty: Bener itu 🤣
total 1 replies
mimief
pantesan adenya lama lama stress
adapa sama orang orang ini
kaya pada punya kelainan jiwa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!