Trapped in a forced marriage siapa yang mau? Apalagi dengan ceo dingin!!!!
Tapi, kenyataannya itulah yang harus di terima oleh Violette. Lahir di keluarga yang cukup terpandang dan berpengaruh tidak membuat nya lepas dari plot twist kehidupan. Ya, Violette lahir di lingkungan mafia dan ayahnya adalah mob boss. Tanpa sepengatahuan dia, ayahnya memaksanya menikah dengan seorang CEO tampan namun Dingin bernama kang Junho. Tentu itu semua karena urusan bisnis dan kerjasama.
"Aku? Wanita cantik, seceria dan semanis aku harus menikah dengan kulkas, eww! never!!"
akankah kisah pernikahan mereka berjalan mudah semudah membalikkan telapak tangan? Atau malah ambyar?
We'll never know.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violette_lunlun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BARON!!
Tak butuh waktu lama untuk mereka sampai dirumah. Junho memasukan mobilnya ke halaman rumah. Mobil itu kini berhenti dan semua yang di dalam keluar kecuali supir yang membawa mobil itu kembali kedalam garasi.
Lulu menghela nafas lega karena akhirnya mereka bisa pulang dengan selamat meskipun ada kejadian tak menyenangkan diperjalanan mereka.
Junho masih mengandeng tangan istrinya. Dia sedikit prihatin karena wanita itu harus mengalami hal seperti itu di hidupnya.
Para pelayan langsung bergerak cepat membawa barang bawaan Lulu masuk kedalam rumah dan di letakan di dalam kamar yang sudah dipersiapkan untuk Lulu.
Mereka kini masuk kedalam rumah. Lulu di buat terpana oleh keadaan di dalam rumah. bagiamana tidak, rumah itu begitu luas, bersih dan semua ditata rapi, ada tangga besar menuju lantai atas, dan ruang tamu yang nyaman. Dirinya pasti akan merasa nyaman selama tinggal disini. Dia gak menyangka adiknya bisa mendapatkan suami yang mapan dan begitu perhatian padanya. Dirinya bahkan sempat iri melihat Junho begitu khawatir pada Violette.
Kini mereka duduk diruang tamu, Junho duduk di samping Violette sementara Lulu duduk berhadapan dengan mereka. Di depan mereka tersaji beberapa cemilan yang menggugah selera, kue kering, coklat, bahkan roti-roti manis juga ada.
Junho memulai pembicaraan, matanya menatap Lulu dari atas hingga bawah selama beberapa saat, "Silahkan dinikmati cemilan-cemilan ini. Oh ya, istri saya mengatakan kalau anda akan menginap disini beberapa hari."
Lulu menatap Junho, "Yah, benar. Tapi jangan panggil 'anda' panggil saja kakak. Aku ini kakak ipar mu," Lulu mengambil sebuah coklat di dalam toples dan memakannya.
Junho mengangguk pelan, "Baiklah, kak. Buat saja dirimu nyaman disini. Jika butuh apa-apa bisa minta bantuan pada pelayan di sini."
Lulu hanya mengiyakan ucapan Junho dengan sebuah anggukan pelan. Dia menghargai niat baik pria itu meskipun sebelumnya dirinya dibuat kesal.
Setelah berbincang-bincang diruang tamu. Junho mengajak Lulu untuk makan bersama. pembantu sudah menyiapkan semua makanan dimeja makan. Ada Steak dengan saus barbeque sebagai hidangan utama dan semangkuk buah-buahan yang diberi es krim diatasnya sebagai dessert.
Selama makan tak ada yang berbicara, mereka semua makan dengan tenang. hanya terdengar dentingan alat makan. Setelah makan Lulu pergi ke kamar yang sudah disiapkan, sementara pasangan suami-istri itu tidur didalam kamar yang sama. Junho yang menyuruh Violette untuk tidur bersama selama kakak Violette menginap disini, karena dia gak mau Lulu merasa aneh dengan mereka yang tidur pisah kamar.
Violette duduk di ranjang menunggu suaminya untuk selesai mandi, dia jelas ingin membicarakan tentang tanda cium yang dia lihat di belakang leher Junho.
Pintu kamar mandi terbuka, Junho keluar hanya dengan handuk di pinggangnya dan rambutnya masih basah. Dia mengangkat alisnya saat melihat Violette duduk termenung seperti memikirkan sesuatu.
"Apa yang kau pikirkan, Vi?" Tanya Junho. Dia berjalan ke lemari dan mengambil pakaiannya.
Violette tersentak sadar dari lamunannya, dia menatap punggung Suaminya. Dirinya diliputi keraguan. Apakah lebih baik dia membicarakannya atau lebih baik dia diam saja. dirinya juga gak mau pria itu masih memiliki hubungan dengan Lily, padahal mereka sudah menikah dan Lily hanyalah mantan kekasih Junho.
"Aku mau bicara denganmu, hubby," suara Violette terdengar gugup.
Junho Mengerutkan keningnya, "Apa yang mau kau bicarakan, Vi?. Ini sudah malam. lebih baik kau tidur."
Violette menggeleng, "Tidak mau...aku ingin berbicara padamu sebentar saja."
Junho pasrah, dia duduk di samping istrinya. Dirinya menatap wanita itu yang terlihat gugup. Sebenarnya tanpa wanita katakan, dia tahu kalau istrinya pasti akan membicarakan tentang tanda cium di belakang lehernya.
"Katakan saja, Vi,"
Violette mulai berbicara, "Aku ingin bertanya tentang tanda cium dileher mu. ternyata kau masih berhubungan dengan wanita itu. Bukankah aku sudah meminta mu untuk berhenti?," Violette berbicara dengan pelan, seolah dia gak ingin pertengkaran terjadi lagi diantara mereka berdua.
Junho memijat pelipisnya, jujur saja kalau dirinya sudah muak dengan pembicaraan ini, kenapa istrinya gak pernah mau mengerti dan mengalah saja. Lagipula apa susahnya untuk menerima kenyataan kalau Junho mau tetap bersama Lily.
"Sudah kukatakan padamu, Vi. Tolong, jangan bicarakan ini lagi. Aku tak ingin kita berselisih lagi. Apa salahnya jika aku masih ingin bersama Lily? Gak ada salahnya mengalah. lagipula aku tak mencintaimu. Ingatkan pada dirimu kalau kita hanya dijodohkan."
Perkataan Junho bagaikan sebuah pukulan pengingat tentang hubungan mereka saat ini. tapi Violette tetaplah seorang istri yang mendambakan cinta dan kasih sayang dari suaminya.
"Tapi kita sudah menikah, kau tak seharusnya tetap bermain api dibelakang ku. Itu salah, Jujur saja aku mencintaimu. Aku cuman mau kamu berubah. Tak apa jika kau masih belum mencintai atau tidak mencintaiku. Tapi kumohon lupakan Lily," suara Violette lirih saat wanita itu memohon agar suaminya bisa menurunkan sedikit saja egonya.
Junho memalingkan wajahnya, dia tahu dia salah. Tapi dia juga gak mau gak mau mengalah, egonya membuatnya tak ingin mendengar apapun yang dikatakan istrinya.
"Kau salah jika mencintaiku. Jangan siakan cintamu pada pria sepertiku. Jangan habiskan cintamu padaku," Junho mengambil tangan istrinya dan menatap kedalam wanita itu seolah mengatakan untuk tidak mencintainya lagi.
Violette Menatap tangannya yang digenggam lembut oleh suaminya. Hatinya semakin nyeri. Air mata menumpuk di sudut matanya. Violette mengigit bibirnya agar tidak menangis saat ini juga.
Junho sedikit merasa bersalah melihat wanita itu menagis. Dia ingin menghapus air mata istrinya, namun dia menahan dirinya. Dia gak mau menunjukan perhatiannya pada wanita, dia gak mau membuat wanita masih menyimpan cinta untuknya. Dia ingin istrinya membencinya.
Junho menarik tangannya. Dia membaringkan tubuhnya perlahan di atas kasur. pria itu membungkus dirinya dengan selimut. Dia mencoba untuk tertidur daripada terus melanjutkan pembicaraan.
Violette masih duduk di kasur cukup lama. Diruangan itu tak ada lagi yang terdengar kecuali isakan kecil darinya dan sebuah suara jam dinding yang berdetak.
Langit malam yang tadinya cerah kini hujan dan sangat gelap, seolah langit bisa merasakan rasa sakit yang dirasakan oleh Violette. Hujan seakan mencoba menutupi tangisan kecil wanita itu.
Violette Menatap suaminya yang tertidur. Dirinya tak punya gambaran tentang masa depannya dengan suaminya. Dirinya tak pernah tahu apakah pernikahan ini akan menjadi akhir yang bahagia bersama atau pada akhirnya mereka harus berpisah dan hidup masing-masing.
**
Disebuah gudang tua yang kosong dan dipenuhi sampah serta coretan dinding. Sekelompok perampok yang tadi berhadapan dengan Violette berkumpul di gudang itu. Di depan mereka terdapat seorang pria tinggi dengan tubuh atletis.
Pria itu tersenyum sinis, "Bagus, kalian berhasil mendapatkan yang aku minta. Katakan padaku informasi yang kalian dapatkan."
Ketua perampok yang memegang Laras panjang maju dan tersenyum arogan, "informasi yang kami dapatkan adalah Gadis itu memiliki seorang kakak perempuan dan sepertinya dia sudah menikah, karena mobil ini adalah mobil suaminya."
alis pria itu mengerut, tanda-tanda ketidaksukaan terlihat di wajahnya, "belyta!!! Apa yang kau dapatkan dan cocokan informasi," suara pria itu menggelegar di gudang tua itu.
Belyta dengan senyum miringnya maju dan berdiri di samping masternya, "ay! Ay master~ . Tuan Baron...informasi yang saya dapat sama dengan yang mereka berikan. Violette memang punya kakak perempuan dan sudah menikah."
Baron mengepalkan tangannya dengan tatapan jengkel, dia menatap tajam belyta, "Siapa pria itu?!"
"Nama pria itu adalah Junho kang, dia adalah CEO dari perusahaan teknologi terbesar di Amerika. Kita tidak bisa menemukan alamat pasti. Informasi alamat mereka dijaga oleh keamanan Haiden, tuan."
Baron berteriak kesal, "HAH! Haiden...pria itu benar-benar menjaga putrinya dengan baik. Padahal aku pernah mencoba ingin meminang putrinya dengan baik-baik. Namun dia tolak mentah-mentah. Sekarang ternyata wanita itu sudah menikah. Cari semua informasinya! Aku mau wanita itu!."
Belyta mengangguk, "ay, ay, master~"
Belyta sedikit menjauh, bibirnya mengerucut, suaranya kesal, "kenapa master selalu saja membicarakan dan mencoba mendapatkan wanita itu. padahal aku menyukainya! Kenapa dia gak sadar?,"
____________________
To Be Continued
__________________
Jangan lupa untuk tinggalkan jejak dengan like dan komen ya!!!
Follow juga!!!
mampir juga yaa..
Tapi, bacanya nanti ya, antrian panjang /Facepalm/