Aleia punya kesempatan untuk menyelamatkan Diora ketika kecelakaan menimpa mereka berdua. Namun Aleia pilih membiarkan sahabatnya itu mati.
Keesokan harinya setelah pemakaman Diora, dia meminta sang ayah untuk menikahkannya dengan Arkan-suami Diora dan menjadi ibu sambung Bryan-bayi yang masih berusia beberapa minggu.
Masuk ke dalam pernikahan yang seperti di neraka, tapi Aleia bukanlah wanita yang lemah. Bersama baby Bryan dia hadapi suaminya yang kejam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
FM Bab 30 - Sebuah Fakta
Pagi-pagi sekali Arkan dan Aleia sudah kembali ke rumah, mereka mengemudikan mobilnya masing-masing.
Kedatangan mereka berdua tentu disambut dengan rasa lega oleh Mama Elma.
Pagi itu juga Aleia akan ikut Arkan melihat hasil tes DNA itu. Kali ini menuju Rumah Sakit mereka menggunakan satu mobil yang sama.
Aleia dan Arkan duduk bersama di kursi tengah, sementara mobil itu dikemudikan oleh Jerry.
Sepanjang perjalanan itu mereka hanya saling mendiami, keadaan di dalam mobil ini terasa sangat dingin, meski cuaca di luar sana begitu cerah sehabis hujan semalam.
Bahkan Jerry merasa takut meski hanya untuk membuat sedikit gerakan. Dia sangat hati-hati ketika membawa mobil itu, tidak ingin mengganggu keduanya.
Tepat jam 9 pagi, mereka tiba di rumah sakit. Segera menuju ke ruangan dokter Bayu.
"Ini hasil tes DNA nya," ucap Bayu, dia menyerahkan sebuah amplop berwarna putih kepada Arkan, lengkap dengan kop nama rumah sakit itu.
"Buka disini saja, jadi aku juga bisa menjelaskan hasilnya pada mu," timpal Bayu, ketika dilihatnya Arkan mulai mengambil amplop itu.
Aleia tidak merasa tertarik seidkit pun dengan hasil tes DNA itu, karena dia sudah tahu pasti apa hasilnya. Jelas jika baby Bryan bukanlah anaknya Arkan.
Dan Arkan pun merasakan hal yang sama, baginya ada atau tidak hasil tes DNA ini, sudah jelas jika baby Bryan adalah anaknya.
"Baiklah, aku akan membukanya disini," jawab Arkan. Dia merobek amplop itu dan mengambil isinya, Selembar kertas dia buka lebar-lebar, membaca tiap kata yang tertulis di atas kertas itu.
Sampai akhirnya dia membaca sebuah kalimat yang mengatakan bahwa tes ini hasilnya negatif, Arkan Bright dan Bryan Bright tidak memiliki hubungan darah apapun.
Deg!
"Apa maksudnya ini? jangan bercanda kamu Bay, bagaimana bisa hasilnya negatif?!" tanya Arkan dengan suaranya yang tinggi, dia bahkan langsung bangkit dari duduknya dan melempar kertas itu di atas meja.
Sementara Aleia hanya diam melihat kemarahan Arkan, dia malah menunduk, merasa lelah sendiri, sampai kapan Arkan menutup diri dari semua kebenaran.
"Itu memang hasilnya Ar, aku juga terkejut, tapi memang itulah faktanya," terang Bayu dengan suaranya yang tak kalah tegas. Dia sudah lama mengenal Arkan, dia juga mengenal Diora sebagai istri sang sahabat.
Dan hasil ini benar-benar membuatnya syok.
Nafas Arkan memburu, dia seperti baru saja mendapatkan pukulan tepat di atas kepalanya. Atau baru saja langit di atas kepalanya runtuh.
Arkan sampai kehilangan tenaga untuk berdiri, dia nyaris jatuh andai tidak berpegangan pada meja kerja milik Bayu.
Bagaimana bisa jika anak yang selama ini sama dia sayangi dan dia bangga-banggakan ternyata bukanlah darah dagingnya sendiri. Diora yang sudah dia cintai dengan sepenuh hati ternyata menusuknya tepat di ulu hati.
Arkan memejamkan mata, merasa telah dikhianati di taraf yang paling dalam.
Malam itu Arkan memang tidak tahu bagaimana pastinya, tapi ketika pagi buta dia sudah melihat dia dan Diora tidur di ranjang yang sama dengan tubuh yang telanjaang bulat.
Satu-satunya cara untuk menebus dosanya adalah menikahi Diora dan tidak lama setelah pernikahan itu Diora dinyatakan hamil. Cinta yang awalnya belum ada mulai dia tumbuhkan, terus menumpuk sampai baby Bryan lahir.
Hidupnya seperti sudah sempurna.
Lalu kecelakaan itu menghancurkan semuanya, dan fakta ini ternyata lebih dasyat menghancurkan hidupnya.
Bayu tak bisa berbuat apa-apa.
Dan Aleia memutuskan keluar lebih dulu dari ruangan itu ...