Wabah corvid 19 membuat banyak perusahaan yang melakukan pengurangan karyawan , Jaka seorang pemuda tampan pun ikut terkena PHK, kehidupannya menjadi semakin terpuruk saat melihat sang istri berselingkuh dengan temannya yang sekaligus mantan atasannya , yang lebih menyakitkan lagi ternyata pemecatan dan tidak di terimanya ia bekerja juga karena ulah mereka berdua, bagaimana Jaka menghadapi penghianatan istri dan temannya....
yuk kita baca kisahnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Basmi tanpa Ampun
Setelah acara mereka segera bergegas pulang , dari kejauhan Pramono menelpon orang yang di suruhnya.
" dia baru keluar kalian hadang dan hancurkan lelakinya. Aku akan membuntuti dari belakang" kata Pramono , ia pun menjalankan mobilnya mengawasi dari kejauhan.
" Non , ada yang mengikuti kita" ucap Jaka yang melihat sebuah mobil mengikuti mereka dengan jarak tertentu, Dinda menengok ke belakang,
" baiknya bagaimana?" tanya Dinda,
" Non telpon ke orang rumah agar menjemput non di kantor polisi, aku akan memancing mereka ke jauh" ucap Jaka sambil memperhatikan mobil yang membuntuti mereka dari spion mobil.
Dinda dengan cepat menelpon Gunadi dan ayahnya agar menjemputnya di kantor polisi, Jaka mengarahkan mobilnya menuju kantor yang di maksud Dinda
" saat sampai di kantor polisi Dinda langsung turun dan masuk ke dalam, sedangkan Jaka melajukan kembali mobilnya mengarah ke hutan tempat di mana ia di giring oleh Beni .
" Pramono menjadi senang melihat Jaka ke arah hutan sepi,ia segera menelpon teman seperguruannya dan juga ayah Beni. Ia baru mengetahui bila Beni ternyata menderita di tangan Jaka, Beni kini seperti anak kecil dan tak ingat apa apa lagi. Hanya ingat bermain saja
Jaka memperhatikan , ada empat mobil kini yang mengikuti mobilnya.
Jaka menginjak pedal gas semakin dalam membuat mobil yang di tumpanginya semakin melesat cepat.
" cepat susul jangan sampai kehilangan jejak" Pramono yang melihat itu dengan cepat mengejar , ia mengira bila Jaka mengetahui dirinya di ikuti dan mencoba melepaskan diri dari mereka.
bruuum
bruuum
Mobil Purnomo meraung dengan keras dan melesat dengan kecepatan tinggi membelah jalan raya.
Jaka tersenyum saat melihat mobil Purnomo mendekat.
Ia mulai memasuki hutan. Dan mencari tempat yang baik
Jaka menemukan sebuah tanah datar yang agak luas di bawah tebing. Ia memarkirkan mobil dan melesat dengan cepat keluar dari mobil itu.
Brum
brum
brum
Mobil mobil yang tadi mengikuti Jaka mulai berdatangan.
Plok
Plok
Plok
Pramono keluar dari dalam mobil dan bertepuk tangan.
Dari mobil lain keluar beberapa pria dengan seragam yang sama, mata Jaka menyipit saat melihat lambang perguruan itu
Ya , lambang Tengkorak Merah , lambang yang akan ia hancurkan dari pusatnya
" kamu salah memilih lawan bung" ucap seorang pemuda yang berada di belakang , perlahan ia maju, tubuhnya tinggi besar dan otot ototnya menonjol, Jaka melihat tanda di lengan kanannya, namun ia tak melihat adanya tato Tengkorak Merah di sana.
Kini mereka mengepung Jaka dari semua penjuru, namun mereka tak segera menyerang seakan sedang menunggu sesuatu
bruuum
bruuum
dua mobil mendekat, dari dalam mobil beberapa orang dengan berpakaian jas dan memegang senjata api turun
" apa ini orangnya paman?" tanya Pramono saat seorang pria paruh baya itu turun dan menghampirinya
pria tua itu tak menjawab tapi melihat ke salah satu anak buah nya
" iya tuan dia yang menghajar Tuan Muda Beni, entah apa yang di lakukan setelah bangun dari pingsan nya Tuan muda Beni jadi seperti itu" seorang anak buah yang pernah ikut bersama Beni membenarkan
pria itu pak Rusdi, ayah Beni, ia berjalan maju dan berkata
" katakan apa yang telah kau lakukan pada anakku!" serunya sambil mencabut senjata api dari pinggangnya
" ha ha ha , aku hanya memukul kepalanya tiga kali , apa dia mati!" jawab Jaka santai.
Pak Rusdi memerah muka nya menahan marah
" Tahan Paman , biar kami dulu yang menghadapi nya ucap Pramono.
Ia maju dan mendekati Jaka.
" Apa ada Wasiat yang akan kau sampaikan pada Dinda?" ucapnya dengan nada mengejek.
" hanya kalian!!?" ucap Jaka" aku rasa kalian yang akan menyampaikan pesanku pada Raja Neraka" lanjut Jaka berkata.
" Kurang ajar!,serang dia!" teriak Pramono kesal.
Hiaaat
hiaaat
delapan orang sembilan dengan Pramono bergerak menyerang Jaka.
Jaka yang memang sudah bersiap dengan ajian bengkeleng dan juga jurus tangan kosong Gembolo Geni. Menyambut serangan mereka
heaaah
Jaka berkelebat menyongsong serangan mereka kali ini ia tak tanggung tangung, 60 persen tenaga nya di kerahkan, agar pertarungan tak berlangsung lama ,karena ada beberapa senjata api yang harus di waspadai .
Bug
bug
prak
aaargh
egh
Serangan Jaka kali ini tak memandang belas kasihan. Setiap yang terpukul pasti kelenger dengan dada pecah ,dan satu yang terkena kepala tak bisa menjerit lagi namun dari mata telinga dan hidung serta mulutnya mengalir darah, ia hanya kejang kejang sesaat sebelum akhirnya meregang nyawa.
Kini Jaka baru bisa melihat tanda dari perguruan itu di punggung sebelah kirinya , pantas saja ia melihat di lengan kanan tak ada, rupanya ada perbedaan status dari letak lambang itu.
" ka....kamu berani membunuh temanku!" Pramono berteriak kaget dengan kekuatan Jaka.
" apa hanya kalian saja yang berani dan boleh membunuh orang sedangkan orang lain tak boleh!" seru Jaka
" ayo kita serang bersama. Sama " teriak Pramono ,menurutnya walau pun Jaka kuat bila menghadapi banyak orang pasti akan kewalahan.
Hiaaaat
Hiaaaat
serentak mereka menyerang Jaka lagi, seruan dari Pramono membuat mereka yang tadinya gentar kembali menjadi berani mengingat mereka menang jumlah.
Wuut
braaaak
dug
aaaaargh
aaaaaakh
Kembali dua tumbang terkena tendangan Jaka, satu membentur tumpukan kayu kering dan satu terpental tiga meter.
Dor
dor
Dua letusan terdengar . Jaka melesat dan mengambil seorang sebagai tameng.
aaaaargh
aaaaaargh
kedua peluru itu bersarang di perut dan dada orang yang di jadikan tameng.
Jaka meraup beberapa batu, dengan di sertai tenaga dalam ia melempar kan batu itu
syuuut
syuuut
plaaak
aaargh
pak Rusdi menjerit kesakitan saat batu yang di lemparkan Jaka mengenai pergelangan tangannya, membuat pergelangan itu patah dan pistol yang di pegangnya terjatuh.
Pramono tak menyangka bila Jaka seorang ahli beladiri juga ,apalagi lemparan batunya tepat ,ia harus berhati hati karena batu banyak berserakan di sana.
" Seraaaaang"
heaaaaaah
hiaaaat
Pramono bergerak menyerang , ia bergerak serempak dengan tiga temannya yang sudah di beri isyarat.
Empat orang menyerang dari empat penjuru.
hiaaaat
Jaka bergerak menyongsong, kini di tangannya yang mengepal batu kerikil kecil melesat
syuuut
aaaaaakh
syuuut
aaaaargh
Dua tumbang ,dadanya bolong terkena senjata kerikil yang Jaka bidikan, kecepatannya lebih cepat dari peluru membuat dada mereka bolong .
Wuuut
wuuut
plak
desh
Jaka menampar dan menendang dua serangan yang datang bersamaan
aaaargh
Pramono terjatuh , kakinya terasa patah karena di tendang Jaka. Sedangkan yang satu semaput terkena tamparan Jaka.
Tak mau men sia siakan kesempatan Jaka bergerak dengan kecepatan tinggi, menyerang yang lain
Jaka mengeluarkan pedangnya dan bergerak
craaash
craaaash
tanpa merasa kasihan Jaka membunuh mereka semua, kini hanya Pramono dan Pak Rusdi yang masih berdiri dengan penuh ketakutan.
" aku sudah bilang jangan mencari gara gara denganku!" ucap Jaka santai.
craaaash
aaaargh
Jaka menebas dada Pramono hingga membuat luka lebar dan darah mengucur. Pramono berteriak sekali lalu diam untuk selamanya.
" jangan , jangan bunuh aku, aku bisa memberikan kekayaanku padamu, tapi jangan bunuh aku?" pak Rusdi memohon dengan berlutut, kesombongannya hilang melihat semua anak buahnya tewas oleh Jaka.
" maaf tapi aku tak bisa mengabulkan nya" ucap Jaka.
Craaaash
Pedang Jaka menebas leher pak Rusdi
tubuh pak Rusdi berkelojotan sejenak sebelum diam untuk selamanya .
Jaka mengumpulkan mayat mayat itu , dan membakarnya setelah menguras isi kantong mereka , ia juga mengambil semua senjata api dan amunisinya.
Mobil mobil yang ada ia buang ke jurang .
Setelah beres baru ia kembali ke rumah Dinda.