Gubrakkk
Nala Casandra memegang kepalanya, dia baru saja membaca sebuah novel dan sangat kesal. Dia marah sekali pada seorang antagonis yang ada di novel itu. Sangking kesalnya, dia melemparkan novel itu ke dinding, siapa sangka novelnya mental kena kepalanya, sampai dia jatuh dari sofa.
Dan siapa sangka pula, begitu dia membuka matanya. Seorang pria tengah berada di atas tubuhnya.
"Agkhhh!" pekik Nala.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29. Resi Barata
Jenderal Mahesa Wulung sudah tiba di padepokan Cakrageni, dimana gurunya Resi Barata berada di tempat itu.
Tak ada jenderal atau pasukan Mongol yang mencurigainya. Karena bahkan Raja Ulzhan sekalipun, tidak menyangka jika Nala menyadari apa yang telah dia lakukan pada prabu Jayalodra.
Sungguh tidak ada yang tahu, kalau sebenarnya prabu Jayalodra tengah dalam pengaruh ilmu pukau, atau di jaman modern semua orang menyebutnya dengan hipnotis.
"Sembah murid kepada mahaguru..."
Resi Barata membuka matanya perlahan. Rambut putih panjang, dan jenggot yang sama panjangnya dengan rambutnya, membuat siapapun yang melihatnya tentu mengetahui, bahwa bukan hanya sekedar puluhan tahun saja, Pria yang matanya benar-benar terlihat bersih itu hidup di dunia ini.
"Sekar Nala, dia yang memberitahumu. Jika Raja Mongol itu menggunakan ilmu terlarang pada prabu Jayalodra?"
Jenderal Mahesa Wulung yang masih berlutut dalam sikap hormat. Terkejut sekali dengan ucapan gurunya. Bukan tidak tahu seperti apa gurunya itu, ilmu Kanuragan dan kadigdayan resi Barata memang sangat tinggi. Itulah kenapa, dari jaman kakeknya, sampai ayahnya, bahkan sampai bertemu dengan jenderal Mahesa Wulung, resi Barata masih tampak seperti itu saja wajahnya dan kekuatannya.
Hanya saja, dia memang terkejut. Apa yang dikatakan oleh resi Barata itu sangat spesifik. Gurunya itu benar-benar menyebutkan apa yang telah terjadi.
Mungkin kalau di jaman sekarang, banyak yang akan mengatakan.
'Jika memang orang jaman dulu itu bisa sehebat itu, kenapa tidak bisa melawan para penjajah. Bukankah mereka bisa membuat mereka terserang penyakit mematikan, atau bahkan melawan ratusan orang sekali serang?'
Hal itu memang benar, kenapa tidak bisa? tapi perlu di ingat, kekuatan seseorang itu terbatas. Sehebat apapun manusia, tetap tidak ada yang sempurna.Demikian sekilas info.
Dan kembali lagi pada jenderal Mahesa Wulung dan Mahagurunya yaitu resi Barata. Jenderal Mahesa Wulung saat ini tengah mendengarkan dengan seksama apa yang dikatakan oleh gurunya.
"Berikan minuman ini pada prabu Jayalodra, atau beberapa orang yang ingin kamu lindungi dari pengaruh ilmu pukau, raja Ulzhan. Ingat Mahesa, tidak lebih dari 7 orang. Termasuk dirimu, pikirkan dengan baik, siapa yang ingin kamu beri minuman ini!" kata resi Barata.
Jenderal Mahesa Wulung kembali memberi hormat setelah menerima sebuah tempat minum yang terbuat dari gerabah paling-paling hanya sekitar satu gelas 200ml saja kalau di jaman ini.
"Terimakasih banyak mahaguru"
"Mahesa, lindungi Sekar Nala. Dia akan menjadi penyelamat untuk bencana kekurangan pangan yang akan datang beberapa waktu lagi!"
Jenderal Mahesa Wulung kembali dibuat terkejut. Tapi, dia percaya. Dia sangat percaya pada gurunya. Juga pada Nala. Meskipun semua orang di padepokan dulu sering mengatakan kalau Nala itu pembohong. Satu-satunya orang yang selalu percaya pada Nala adalah jenderal Mahesa Wulung.
"Hamba mengerti mahaguru!"
Resi Barata kembali memejamkan matanya. Mencaritahu tentang sesuatu hal seperti itu juga sangat menyita kekuatan baik itu fisik ataupun tenaga dalamnya.
Jenderal Mahesa Wulung kembali ke kerajaan dengan kecepatan yang paling cepat yang dia bisa.
Sementara itu di kerajaan Girinata. Karena desakan para menteri dan anggota kerajaan. Juga nasehat dari jenderal Timade. Raja Ulzhan mendengus kesal.
"Hamil juga tidak masalah! saat anak itu lahir, anak itu bisa memanggilku ayah!"
"Raja Ulzhan!" pekik pangeran Arga Yudha Kertajaya tidak terima.
Nala yang melihat amarah pangeran Arga Yudha Kertajaya menjadi sangat takut. Nala meraih pedang yang ada di tangan pengawal pribadi pangeran Arga Yudha Kertajaya dan maju di depan pangeran Arga Yudha Kertajaya.
"Sekar Nala!"
"Tuan putri!"
Dengan pedang berada di lehernya, Nala menatap kesal ke arah Raja Ulzhan.
"Jangan keterlaluan menghina harga diriku, Raja Ulzhan. Mungkin bagimu kehormatanku sama sekali tidak berharga. Tapi bagiku, lebih baik mati daripada dihina seperti ini! aku wanita bersuami, jika Raja Ulzhan bersikeras bahkan mengancam dengan perang. Maka aku lebih baik mati!"
"Sekar Nala"
Pangeran Arga Yudha Kertajaya sangat takut, dia khawatir. Dia berusaha mendekati Nala, tapi Nala menjauh.
Nala mengedipkan matanya, mencoba memberitahu pangeran Arga Yudha Kertajaya, kalau ini hanya gertakan untuk raja Ulzhan. Dia juga tidak ingin mati, apalagi dengan cara seperti ini. Pasti akan menyakitkan. Iya kalau langsung mati, kalau ternyata dia hanya terluka parah, itu pasti lebih mengerikan.
Lagipula dia masih ingin hidup, dia masih ingin melihat seperti apa anaknya nanti. Masih ingin anaknya memanggilnya ibu.
Raja Ulzhan mengepalkan tangannya. Dan pangeran Arga Yudha Kertajaya terus berusaha untuk mendekati Nala.
Melihat semua kekacauan ini, pangeran putra mahkota, pangeran Arga Jaya Dirgantara mendekati ayahnya.
"Ayahanda, kenapa ayahanda diam saja. Ini kerajaan kita, kenapa ayahanda membiarkan orang asing mengatur di kerajaan kita"
Tapi prabu Jayalodra masih diam saja.
"Ayahanda"
Tepat di saat itu, jenderal Mahesa Wulung diam-diam datang dari arah belakang. Memberikan minuman dari resi Barata ke gelas prabu Jayalodra. Lalu mendekati Galuh Parwati.
"Tuan putri"
Tuan putri Galuh Parwati cukup terkejut dengan panggilan jenderal Mahesa Wulung. Meski dia memang sangat suka pada Jenderal Mahesa Wulung, sebelumnya bahkan jenderal Mahesa Wulung tidak pernah mau memandangnya apalagi menyapanya.
"Iya jenderal"
"Tolong berikan minuman ini pada prabu Jayalodra, saat ini prabu sedang dikendalikan oleh raja Ulzhan"
Tuan putri Galuh Parwati yang tidak mengerti malah terbengong.
"Aku tidak mengerti..."
"Tolong berikan minuman ini dengan cepat! Tolong!" kata jenderal Mahesa Wulung.
Tuan putri Galuh Parwati yang memang tidak ingin mengecewakan jenderal Mahesa Wulung segera meraih gelas itu dan mendekati ayahnya.
"Ayahanda, minum dulu"
"Galuh Parwati, apa kamu harus menyela aku dan ayahanda?" tanya Pangeran Arga Jaya Dirgantara tidak senang, adiknya dari lain ibu itu tiba-tiba datang.
"Kanda Putra Mahkota, tolong mengertilah. Ayah belum minum sejak tadi" Galuh Parwati mencoba untuk mencari alasan, karena Raja Ulzhan mulai menoleh ke arahnya.
Galuh Parwati yang merasa tatapan Raja Ulzhan mengerikan, hampir saja menjatuhkan gelas yang ada di tangannya.
Jenderal Mahesa Wulung yang melihat itu, mencoba mengalihkan perhatian Raja Ulzhan.
"Tuan Putri Sekar Nala, tolong jangan begini!" Dan suara lantang jenderal Mahesa Wulung itu segera membuat tatapan semua orang tertuju padanya.
"Sekar Nala" pangeran Arga Yudha Kertajaya masih berusaha meraih pedang itu.
Raja Ulzhan mendekati Sekar Nala. Lalu menjentikkan jarinya.
"Jatuhkan pedang itu!" katanya.
Di saat itulah, Galuh Parwati mencoba untuk memberi minum ayahnya dengan sedikit paksaan.
"Uhukk" Prabu Jayalodra terbatuk.
Raja Ulzhan segera menoleh ke arah prabu Jayalodra.
"Keributan apa ini, Raja?" tanya prabu Jayalodra yang terlihat tidak senang saat menatap Raja Ulzhan.
'Dia sudah sadar!' kata Raja Ulzhan dalam hati.
Prang
Di saat itu juga, pangeran Arga Yudha Kertajaya menjatuhkan pedang yang ada di tangan Nala. Dan memeluknya.
Raja Ulzhan menoleh ke arah Nala.
'Kenapa tidak mempan?' batinnya bingung.
***
Bersambung...
ini hatiku yang deg2an,wkwkwkwk😜😝
ganti cuekin aja
cepet sembuh kk, setia menanti tulisannya😘😘😘
yang atu somplak banget
kira2 jadi apa ini nanti???
wkwkwkwkkwk😜😝😝😝
jadi gini?
jadi gini?
ya ampyunnn gemezzz banget liat duo ini, hahahahaha🤣🤣🤣🤣
bab kemarin gk ada typo😌, eh tpi emng udh kebiasaan Autornya/Chuckle//Facepalm/
jatuh cinta gak tuh???😜😘
ngakak edyaaaaannnn🤣🤣🤣
tulisan kk bagus banget, semangat terus💪💪💪juaraaaaaa👍👍👍😘😘😘
beda zaman beda vibes ya say🤪😝😝😝