The World Emperor System

Satu hari telah berlalu....

Reinar dan Rhea akhirnya sampai di kota Babylon. Kedatangan Reinar yang tiba-tiba membuat kota menjadi heboh. Para bawahan Reinar yang merasakan keberadaan sang tuan, satu persatu mulai mendatangi Reinar dan menyambut kedatangannya.

Banyak penduduk kota yang mengeluh eluhkan Reinar di sepanjang jalan yang dia lalui. Bagi penduduk kota, Reinar adalah pemimpin sekaligus penyelamatan hidup mereka.

Dengan senyuman hangat Reinar membalas pujian yang terus diberikan padanya. Biarpun hanya sekedar senyuman, itu sudah bisa membuat seluruh penduduk kota merasa bahagia.

Setelah beberapa saat berjalan menyusuri kota dan hanya di dampingi Rhea, satu persatu bawahan Reinar mulai datang menyambut kedatangannya, dan tak butuh waktu lama sudah ada belasan orang yang datang, bahkan dua ekor naga juga menyambut kedatangan Reinar dengan terbang di atas kota Babylon.

“Hah, mereka terlalu berlebihan.” Reinar menghela nafas, lalu dia menghampiri satu persatu orang-orang yang menyambut kedatangannya.

Ucapan selamat datang diberikan oleh semua orang kepada Reinar, tapi ada dua wanita yang menatap tajam kearah Rhea yang berada di belakang Reinar.

Kedua wanita itu Freya dan Helena, dan mereka tahu jika Rhea sama halnya dengan mereka berdua, tapi mereka terlihat tidak menyukai keberadaan Rhea yang terlalu berdekatan dengan Reinar.

“Hei Hei, apa mereka bermusuhan?.” Pikir Reinar saat melihat tiga wanita saling beradu tatapan dengan sengitnya.

Reinar merasakan hal buruk akan terjadi jika mereka bertiga terus dibiarkan seperti itu. Memikirkan sebuah cara untuk mencairkan suasana, Reinar mendapatkan sebuah ide yang dia rasa bisa mempererat hubungan mereka bertiga.

“Hm.... Rhea, mereka berdua Freya dan Helena, dan kalian perkenalkan, dia Rhea.” Kata Reinar membuka suara.

“Salam kenal.” Kata Helena datar, sedangkan Freya dia hanya menganggukkan kepalanya.

Melihat interaksi mereka, Reinar merasa akan benar-benar sulit membuat mereka bertiga akur satu sama lain, tapi sulit bukan berarti tidak bisa, dan karena itu Reinar akan berusaha membuat mereka akur.

“Kalian semua ikut aku ke aula pertemuan!.” Kata Reinar tegas.

Semua mengangguk begitu mendengar apa yang dikatakan Reinar. “Setidaknya mereka masih menuruti ku.” Kata Reinar dalam hati saat melirik tiga wanita yang berjalan di belakangnya.

*****

“Kalian tentu sudah tahu pergerakan para iblis yang akhir-akhir ini terlihat di banyak tempat?.” Tanya Reinar begitu semua telah berkumpul di aula pertemuan.

“Kami tahu, dan kami selalu mengawasi pergerakan mereka di sekitar kota.” Kata Argust yang menjadi pemimpin lapis pertama pertahanan kota Babylon.

“Jangan cuma di awasi, kalau memang mampu, kalian boleh menyerang mereka.” Kata Reinar. “Mereka punya wilayah sendiri, dan selama ini ras lain tidak pernah memasuki wilayah mereka. Dengan mereka memasuki wilayah kita, bisa dikatakan jika mereka tak lagi menghargai kita sebagai pemilik wilayah di tempat ini.” Lanjut Reinar.

“Tuan, sebenarnya para iblis bukan hanya memasuki wilayah kita, tapi mereka sering mengganggu penduduk kota yang tengah berburu.” Kata Emil yang baru saja datang.

“Katakan padaku, apa mereka melukai penduduk kota?.” Tanya Reinar.

“Mereka tidak melukai penduduk kota, tapi ada beberapa wanita yang mendapatkan perlakuan kurang menyenangkan dari mereka.” Balas Emil.

“Argust, pimpin kelompok mu dan usir mereka dari wilayah kita. Kalau mereka tidak mau pergi, kamu pasti sudah tau apa yang harus di lakukan.” Kata Reinar dengan sorot mata tajam mengarah pada Argust.

“Baik tuan, urusan soal mereka bisa tuan percayakan padaku.” Kata Argust menyanggupi tugas yang Reinar berikan padanya.

“Pergilah, dan pastikan wilayah kita bersih dari para iblis menjijikkan itu.” Balas Reinar begitu tenang. “Jangan harap kalian bisa menyakiti penduduk kota ku.” Kata Reinar dalam hati.

“Baik tuan.” Argust kemudian pergi bersama Emil dan empat orang lainnya.

Reinar yang masih melihat beberapa orang di aula pertemuan, dia dengan begitu cepat mulai menyusun tugas yang akan diberikan pada mereka.

Namun tiba-tiba Reinar terdiam dengan mata menatap kearah pintu aula pertemuan. “Keluarlah, aku tahu kamu mengintai kami sejak tadi.” Kata Reinar dengan santai dan penuh ketenangan.

Cahaya kuning muncul di dekat pintu aula pertemuan, dan setelahnya muncullah sosok wanita berambut kuning dengan mahkota indah yang terbuat dari bermacam jenis bunga.

“Tak perlu di ragukan, tuan memang calon pemimpin besar karena bisa melihat keberadaan seorang Ratu roh.” Kata sosok wanita yang keindahannya membuat semua wanita iri saat melihat.

“Ratu Roh?.” Tanya Reinar kebingungan.

“Hihihihi.... Perkenalkan, saya Luna, Ratu roh yang menghuni benua Nebula.” Balas Luna, sosok wanita yang kemunculannya begitu mengejutkan.

[Tuan, wanita ini sangat berbahaya. Setidaknya dia memiliki kekuatan sedikit di atas Rhea.]

Suara Lilia membuat Reinar mencoba bersikap setenang mungkin. Menyinggung wanita di depannya mungkin bisa menjadi akhir dari kota Babylon, dan semua penghuninya termasuk dirinya.

“Jadi, ada urusan apa sampai Nona Luna jauh-jauh berkunjung ke kota kecil ku?.” Tanya Reinar begitu tenang.

“Tuan tidak perlu mewaspadai keberadaan ku. Mana berani aku melakukan sesuatu yang tidak baik pada tuan, sedangkan ada tiga wanita yang bisa menghancurkan ku jika mereka bersatu.” Balas Luna yang melayang mendekat kearah Reinar.

Melihat tiga wanita ingin menghentikan Luna, dengan gerakan tangan Reinar menyuruh mereka tenang dan tetap duduk di tempat mereka seperti semula.

Luna tersenyum melihat tiga wanita yang begitu patuh pada Reinar, tapi kejadian yang tak terduga justru dia lakukan begitu sudah begitu dekat dengan Reinar.

“Duduk di sini terasa begitu nyaman. Aku heran, kenapa mereka tidak ada yang mau melakukannya.” Kata Luna yang tiba-tiba duduk di pangkuan Reinar.

“Apa dia sengaja memancing tiga singa untuk menerkamnya?.” Pikir Reinar, tapi apa yang di pikirkan Reinar sangat berlainan dengan apa yang di pikirkan tiga wanita lainnya.

“Kenapa aku tidak melakukan itu saat bersama tuan?.” Tanya ketiga wanita dalam hati.

“Nona Luna, apa anda bisa berpindah duduk di kursi yang sudah tersedia?.” Tanya Reinar dengan wajahnya yang sedikit merona merah.

“Ehm.... Kenapa aku harus pindah?. Lagian tidak ada yang marah juga saat aku duduk di sini.” Kata Luna begitu santai.

“Yang marah memang tidak ada, tapi kau bisa membangunkan sesuatu yang lebih berbahaya dari pada kemarahan mereka.” Kata Reinar dalam hati, dan terpaksa dia menggunakan skill teleportasi nya untuk berpindah tempat.

Luna tersenyum melihat Reinar yang sudah berpindah tempat. “Aku tidak menyangka jika tuan tidak tergoda denganku.” Kata Luna yang tiba-tiba menghilang.

“Sampai ketemu di lain kesempatan tuan Reinar.” Kata terakhir Luna sebelum dia benar-benar menghilang.

“Huh, wanita memang sangat mengerikan.” Reinar menghembuskan nafas penuh kelegaan.

Melihat semua orang di aula masih terdiam, dengan ketenangan yang baru teruji, Reinar kembali ke kursinya dan menyadarkan semua orang dari keterkejutan mereka akan peristiwa yang baru terjadi.

“Sungguh tuan begitu beruntung.” Bisik Scarla pada Serena.

“Apa kamu ingin mendapatkan masalah?. Lebih baik kita diam.” Kata Serena dan dia menyuruh Scarla melihat kerah tiga wanita yang auranya terlihat begitu suram.

Scarla hanya bisa tersenyum melihat tiga wanita yang sudah keduluan wanita yang benar-benar lebih berani dari mereka.

“Apa ada yang bisa menjelaskan padaku, siapa itu Ratu roh?.” Tanya Reinar.

Rhea, Freya, dan Helena, dengan begitu kompak mereka menggelengkan kepalanya, sedangkan Serena dan Scarla, mereka sejenak berpikir tapi kemudian mereka juga hanya bisa menggelengkan kepala, karena mereka juga tak mengetahui siapa Ratu roh yang sebenarnya.

[Tuan, Ratu roh adalah penguasa dari segala roh di dunia ini. Setiap benua akan di kuasai oleh seorang Ratu roh. Namun selama ini belum ada yang bisa memaksa Ratu roh untuk menunjukkan dirinya. Tapi menurut legenda di dunia ini, Ratu roh akan menunjukkan keberadaannya jika ada yang menyadari aura keberadaannya, dan konon katanya hanya calon pendamping Ratu roh sendiri yang bisa merasakan aura keberadaannya.]

“Jadi tidak sembarang orang bisa melihatnya, dan hanya calon pendamping nya yang bisa memaksanya untuk keluar.” Kata Reinar yang hanya bisa di dengar Lilia.

[Tuan benar.]

“Kalau begitu, bukannya dia tadi keluar karena di suruh calon pendampingnya keluar!.” Reinar terdiam. “Bukannya aku tadi yang menyuruhnya keluar, jadi calon pendampingnya itu adalah....” Reinar memukul keningnya sendiri karena cukup lama dirinya menyadari sesuatu yang begitu penting dalam hidupnya.

“Firasat ku mengatakan ini tidak akan berjalan dengan baik.”

......*****......

....*Tbc*....

...* Jangan lupa kasih 👍...

...* Rate ⭐ 5...

...* Vote / Kado seiklasnya 😊...

...Terimakasih........