selama 7 tahun aku tidak bertemu dengan nya,dan kini aku sungguh kaget dengan perubahan nya yg sudah menjadi seorang pria bertubuh tinggi besar juga ,begitu dengan sifat nya yg semakin dewasa
"tapi kenapa hati ku dag Dig dug ya"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanaba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cemburu
Kaniya dan Rendy berjalan menuju restoran Korea yang menjadi favorit Kaniya. Saat mereka tiba, pelayan langsung menyambut Rendy dengan ramah
"Kemari, Tuan Rendy." Kaniya merasa sedikit bingung melihat pelayan menyambut Rendy seolah-olah Rendy sudah sering datang ke restoran ini.
"Kamu sering kesini ya, Mas?" tanya Kaniya dengan rasa penasaran. Rendy hanya tersenyum dan menggelengkan kepala, "Tidak juga, mungkin mereka hanya ingin memberikan pelayanan yang baik." Namun, Kaniya tetap penasaran dengan sambutan hangat dari pelayan tersebut.
Saat mereka duduk di ruangan VIP, seorang pelayan perempuan datang membawa pesanan mereka. Rendy memang memesan ruangan VIP yang bisa tertutup untuk privasi lebih. Pelayan perempuan itu menyambut Rendy dengan senyum genit
"Eh Mas Rendy, lama gak kemari ya." Rendy tidak menjawab, dia hanya tersenyum sambil menundukkan sedikit pandangannya. Wanita itu tidak puas dengan respon Rendy dan mencoba untuk lebih akrab
"Ini adiknya Mas Rendy ya?" ucapnya lagi.
Rendy dengan tegas menjawab, "Tidak, dia adalah istri saya."
Wanita itu memperhatikan hena di tangan Kaniya yang masih terlihat terang dan indah. Seketika, dia merasa kesal dan sedikit iri.
"Wah, hena-nya masih terlihat bagus, ya," katanya dengan nada yang tidak terlalu ramah. Kaniya tersenyum dan memandang hena di tangannya dengan bangga.
"Iya, baru beberapa hari yang lalu aku menghiasinya," jawabnya dengan santai. Wanita itu tidak mengatakan apa-apa lagi, tetapi kesal dan iri terlihat jelas di wajahnya.
Mendengar Rendy menyebutnya sebagai istri, Kaniya yang sedari tadi menahan emosinya tidak bisa tidak tersenyum. Rasa bangga dan bahagia terpancar di wajahnya, merasa bahwa Rendy dengan jelas menunjukkan status mereka sebagai pasangan suami-istri di depan orang lain.
"ouh saya kira adiknya " ucap nya ,lalu
sesaat pelayan itu menyenggol mangkuk saus kecap dengan sengaja, saus kecap tumpah ke arah celana Rendy,dan wanita tersebut pun langsung mengelap dan menyentuh paha Rendy, Rendy langsung berdiri terkejut dan merasa tidak nyaman dengan kejadian itu ,Rendy marah langsung saja memarahi pelayan tersebut
"Apa yang kamu lakukan?! Tidak bisakah kamu lebih berhati-hati?!"
Pelayan itu tersenyum genit, "Oh, Tuan Rendy, jangan marah-marah. Kecelakaan bisa terjadi pada siapa saja."
Rendy kesal, "Kecelakaan?! Kamu sengaja, kan?!"
Pelayan itu tertawa kecil, "Ah, Tuan Rendy, kamu terlalu curiga. Saya hanya tidak sengaja. Tapi, kalau kamu mau, saya bisa membantu membersihkan noda itu... dengan cara yang lebih... personal."
Kaniya yang melihat interaksi itu merasa tidak nyaman, dan kesal "Rendy, ayo kita pergi.kamu Tidak perlu repot-repot "ucap kaniya yg berlalu begitu saja meninggalkan rendy
Rendy pun memutuskan untuk meninggalkan restoran bersama istrinya, tetapi sebelum pergi, dia memberikan peringatan kepada pelayan tersebut
"Saya tidak akan membiarkan ini terjadi tanpa konsekuensi. Saya akan melaporkan kejadian ini kepada manajemen restoran."
Pelayan itu terlihat sedikit khawatir, tetapi masih mencoba untuk mempertahankan sikap genitnya. Mereka kemudian meninggalkan restoran, dengan pria itu yang masih terlihat marah dan kesal.
Rendy melihat Kaniya berjalan melewati mobilnya sedikit bingung, dan dia berusaha mengejarnya.
"Kaniya, tunggu!" panggilnya, tetapi Kaniya tidak berhenti atau menoleh ke arahnya. Rendy merasa sedikit cemas dan penasaran,
"Mau kemana dia?" pikirnya. Perasaan Rendy tidak enak karena Kaniya tidak menanggapi panggilannya, Rendy mempercepat langkahnya untuk mengejar Kaniya
"sayang ada apa, apa yang terjadi? Mengapa kamu tidak menjawab aku panggil "ucap Rendy yg berhasil menyusul kaniya
"Aku mau pulang, aku lapar," ucap Kaniya dengan nada yang sedikit kesal.
"Tapi kenapa ga masuk ke mobil, emang kamu mau kemana? Yasudah, ayuk kita cari makan di tempat lain, ada resto enak di dekat sini," ajak Rendy sambil menunjuk ke arah mobil.
"Aku ga mau, aku mau pulang aja," kekeh Kaniya, tidak mau kompromi.
"Tapi kita belum makan, sayang. Kita sudah jalan lama, pasti kamu lapar," ucap Rendy berusaha sabar dan memahami keinginan Kaniya.
"Kamu kalau keberatan yasudah, kamu duluan aja cari makanan, dan aku bisa pulang naik taksi," ucap Kaniya yang keras kepala, sambil berjalan kejalan
Rendy menarik nafas panjang, berlari kecil mengejar Kaniya yang ingin mencari taksi
"kamu apa apaan sih Rendy?,Maksud kamu apa hah?lepasin gak, Kenapa kamu gendong aku?" ucap Kaniya kesal,yg sudah berada didalam mobil ,
"apa?Rendy ,Coba sayang, ulangi sekali lagi 'Rendy'?" ucap Rendy dengan nada dingin, suaranya yang dalam dan pelan membuat Kaniya merasa sedikit takut dan sadar bahwa dia telah melewati batas.
"Coba ulangi lagi sayang" ucap Rendy dengan tegas, namun Kaniya hanya diam dan hanya menatap ke arah jendela, dan meneteskan air mata. Sontak itu membuat emosi Rendy berkurang bertambah khawatir
Rendy tidak tahu saja jikalau Kaniya sedang marah dan cemburu karena Rendy disentuh oleh wanita lain di restoran sebelumnya, membuatnya sakit hati dan tidak rela, apalagi terjadi di depannya. Rendy yang melihat Kaniya seperti itu pun masih tidak paham kenapa kaniya marah padanya, karna ia merasa membuat kesalahan
"Sayang, coba katakan ada apa heum? Aku minta maaf aku sudah salah ya" ucap Rendy melunak dan menyentuh hangat tangan Kaniya, mencoba menenangkan dan memahami perasaan istrinya ini
Namun, Kaniya tidak bergeming, masih dalam posisi yang sama, menahan perasaannya yang terluka dan tidak menjawab pertanyaan Rendy.
"Aku cemburu mas, dan apa aku memang tidak sepantasnya bersanding denganmu, hingga orang lain menggoda kamu di depan aku, tanpa berpikir apapun?" ucap Kaniya dengan suara yang terguncang, masih menatap ke arah jendela, namun nada suaranya menunjukkan betapa sakit hatinya.
Rendy terkejut mendengar pengakuan Kaniya, ia tidak menyangka bahwa Kaniya merasa seperti itu. Ia langsung memeluk Kaniya dengan erat, mencoba menenangkannya.
"Sayang, kamu salah, kamu sangat berarti bagi aku, dan aku tidak pernah berpikir bahwa kamu tidak sepantasnya bersanding dengan aku," ucap Rendy dengan lembut, mencoba menghilangkan keraguan Kaniya.
Akhirnya Rendy memutuskan pulang kerumah saja,mereka sudah tinggal dirumah mereka sendiri walaupun minimalis, yg penting rumah milik sendiri kata kaniya