NovelToon NovelToon
Misteri Permainan Takdir

Misteri Permainan Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / CEO Amnesia / Pengasuh
Popularitas:874
Nilai: 5
Nama Author: Sagitarius-74

Maya yang kecewa dengan penghinaan mantan suaminya, Reno, mencoba mencari peruntungan di kota metropolitan.. Ia ingin membuktikan kalau dirinya bukanlah orang bodoh, udik, dan pembawa sial seperti yang ditujukan Reno padanya. "Lihatlah Reno, akan aku buktikan padamu kalau aku bisa sukses dan berbanding terbalik dengan tuduhanmu, meskipun dengan cara yang tidak wajar akan aku raih semua impianku!" tekad Maya pada dirinya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sagitarius-74, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

STRATEGI MENGHANCURKAN MAYA

Pidato Maya yang penuh semangat di acara mengenang kepergian Pram, seakan menjadi duri dalam daging bagi Pak Herman dan Bu Ratna.

Kebencian mereka pada Maya tak pernah surut, malah semakin membara melihat kesuksesan menantunya itu. Bagi mereka, Maya hanyalah seorang wanita yang beruntung bisa menikah dengan Pram, anak kesayangan mereka.

Mereka tak pernah mengakui kemampuan Maya dalam mengembangkan bisnis keluarga.

"Lihatlah dia, Mah.. Berlagak seperti pahlawan kesiangan," desis Pak Herman, matanya memancarkan amarah. Mereka berdiri di antara kerumunan tamu, namun pikiran mereka jauh dari suasana haru dan bahagia seperti yang dirasakan orang lain.

"Aku tidak akan membiarkannya terus berjaya. Dia harus tahu siapa yang berkuasa di keluarga ini," sahut Bu Ratna, nada suaranya penuh dendam.

Sejak Pram dinyatakan hilang dan meninggal, Pak Herman dan Bu Ratna selalu berusaha menjatuhkan Maya.

Mereka ingin merebut kembali kendali atas bisnis keluarga. Namun, Maya selalu berhasil menggagalkan rencana mereka. Kini, dengan berdirinya Pram's Hill, mereka merasa semakin terancam.

"Kita harus mencari cara untuk menghancurkan kafe itu," kata Pak Herman, berpikir keras.

"Tapi bagaimana caranya? Maya sangat berhati-hati," jawab Bu Ratna, tampak khawatir.

"Aku punya ide. Kita sewa seseorang untuk mencari tahu semua tentang kafe itu. Kita cari kelemahan Maya dan gunakan itu untuk menjatuhkannya," usul Pak Herman kemudian. Dia mendapatkan secercah ide, yang menurutnya bagus.

Bu Ratna mengangguk setuju. "Itu ide bagus Pah, Tapi siapa yang bisa kita percaya?"

Keduanya terdiam, sibuk dengan pikirannya masing-masing.

" Udahlah mah, gak usah di pikir dari sekarang! Sebaiknya kita pulang aja sekarang! Aku gak sudi makan hidangan dari perempuan OKB itu. Kita pikirkan aja solusinya dirumah. Ayo Mah!" Pak Herman melangkahkan kakinya untuk pulang padahal acara baru saja di mulai.

"Bener juga apa yang suamiku bilang. Ngapain makan makanan dari si Maya OKB belagu itu! Yang ada nanti aku mual! Cih, gak sudi aku! Menyesal aku datang ke undangan gak bermutu seperti ini!" Maki Bu Ratna dalam hati.

Sebelum beranjak pergi menyusul suaminya, ia menyempatkan diri melihat Maya sejenak, disusul dengan meludah, 'Crot!' Air liur numpuk diatas lantai marmer..

" Hahaha.. Rasain! Tunggu kebangkrutanmu!" Dengan tatapan sinis akhirnya Bu Ratna bergegas pergi dari ruangan tersebut.

 ~~~~

Takdir seolah mempermainkan mereka. Beberapa hari kemudian, Herman tak sengaja bertemu dengan seorang pria di sebuah kedai kopi. Pria itu bernama Reno, mantan suami Maya.

Herman tidak tahu siapa Reno, begitu pula sebaliknya. Mereka hanya terlibat percakapan ringan tentang bisnis dan kehidupan.

"Saya Herman, pemilik beberapa perusahaan di Jakarta," kata Herman, memperkenalkan diri.

"Saya Reno, dulu saya punya bisnis kecil-kecilan, tapi sekarang sedang mencari pekerjaan, biasalah pak.. Yang namanya bisnis ada saatnya pailit dan bangkrut. Perusahaanku gulung tikar karena ada beberapa kendala," jawab Reno, tampak lesu.

Herman tertarik dengan sosok Reno. Ia melihat ada sesuatu yang bisa dimanfaatkan dari pria itu.

"Kebetulan sekali. Saya sedang mencari seseorang untuk membantu saya mencari informasi tentang sebuah bisnis di Bandung," kata Herman, menawarkan pekerjaan.

Reno mengangkat alisnya, merasa tertarik dengan bisnis yang diajukan Pak Herman. "Bisnis apa itu?"

"Sebuah kafe. Pemiliknya adalah seorang wanita yang sangat licik. Saya ingin tahu semua tentang dia dan bisnisnya," jawab Herman, dengan nada sinis.

Reno terdiam sejenak. Ia merasa ada sesuatu yang aneh dari perkataan Herman. Namun, ia sedang membutuhkan uang.

"Baiklah, Pak Herman. Saya bersedia membantu Anda," kata Reno, menyetujui tawaran tersebut.

Herman tersenyum puas. Ia merasa telah menemukan orang yang tepat untuk menjalankan rencananya.

"Anda tak usah khawatir, masalah bayaran akan saya transfer langsung ke ATM atau saya bayar cash jika tugas anda sudah dilaksanakan. Sebagai uang muka, 25 persen dari bayaran anda akan saya bayar sekarang. Sisanya nanti jika tugas selesai," kata Pak Herman. Ia merogoh saku di balik jasnya, lalu menyodorkan dua gepok uang merah.

Mata Reno terbelalak melihat uang berjumlah 20 juta! "Kalau depe 25 persen 20 juta, berarti upahku 80 juta dong! Lumayan juga. Kebetulan aku lagi gak punya uang!" pikir Reno, senang.

"Baiklah, Pak. Aku terima tugas dari anda. Makasih bayarannya, Pak," ujar Reno. Dengan semangat, ia mengambil gepokan uang tersebut dan memasukkannya kedalam saku celananya.

Sebelum mereka berpisah, tak lupa mereka bertukar nomor telepon, agar mereka bisa saling menghubungi.

"Senang berbisnis dengan anda, Pak," ujar Reno, ketika keduanya bersalaman untuk berpisah.

Beberapa hari kemudian, Herman dan Reno janjian bertemu. Herman menjelaskan secara detail tentang pekerjaan yang harus dilakukan Reno. Ia memberikan foto Maya dan alamat Pram's Hill.

"Wanita ini bernama Maya, ia adalah pemilik kafe itu. Saya ingin kamu mencari tahu semua tentang dia, bisnisnya, dan kelemahannya," kata Herman, menunjukkan foto Maya.

Reno terkejut melihat foto itu. Ia tidak percaya bahwa target Herman adalah mantan istrinya, Maya. Kebencian lama yang selama ini ia pendam kembali membara.

"Maya?" gumam Reno, dengan nada sinis. "Ternyata dia yang menjadi target anda, Pak Herman?"

'Yap! dia target saya!" jawab Pak Herman, tegas.

Dalam hati, Reno merasa aneh. "Bukankah Maya sudah aku bunuh 5 tahun yang lalu?.. Ternyata dia selamat dari kecelakaan itu! SIal."

"Oh iya Pak, terus.. Suaminya Maya itu gimana?" tanya Reno, ia penasaran dengan Pram. Ia berharap Pram tewas dalam kecelakaan itu.

Pak Herman meremas kedua tangannya, matanya menyipit seakan dendam sudah berakar terhadap Maya. "Justru itu yang membuat aku sangat benci dia! Pram, anakku satu-satunya, meninggal dalam kecelakaan itu. Dan aku yakin, bisa jadi ini rencana dia untuk membunuh anakku. Agar hartanya jatuh ke tangan dia semua."

Reflek Pak Herman memukul meja dengan keras.

'Brakkk!'

Semua yang ada disana kaget dibuatnya. Tak terkecuali dengan Reno. Jantungnya seakan mau meledak.

"Ups!.. Tenang Pak.. Semuanya akan beres di tangan saya. Bapa gak usah khawatir. Serahkan semuanya pada saya," kata Reno, optimis. Ia bangkit dari duduknya dan mengusap punggung Pak Herman, mencoba menenangkannya.

Dalam hati Reno merasa puas. "Aku senang kalau si Pram meninggal. berarti si Maya itu agak pincang sekarang, gak ada yang melindunginya. Ini memudahkan rencanaku untuk menjatuhkannya."

Pak Herman mengerutkan keningnya, bingung. "Reno, apa kamu kenal dia?"

Reno tersenyum sinis. "Dia mantan istri saya."

Pak Herman dan Bu Ratna saling pandang, terkejut bukan main. Mereka tidak menyangka bahwa orang yang mereka sewa adalah mantan suami Maya. Mereka merasa seperti mendapatkan durian runtuh.

"Jadi si OKB itu janda toh! Duh, anakku benar-benar bodoh! Cinta sama si Maya yang orang udik. Udah udik, pendidikan cuma SMP, eh.. Tahu-tahu ternyata dia janda! Bekas orang. Makin muak aku." Bu Ratna geram.

"Bener Mah, aku malu punya menantu seperti dia. Gak ada yang bisa di banggakan. Tapi, berhubung si Maya itu jandanya Reno, itu sangat menguntungkan bagi kita," bisik Pak Herman pelan.

"Benar sekali. Reno pasti memiliki banyak informasi tentang Maya," sahut Bu Ratna dengan senyum licik.

"Kalau begitu, kamu harus bekerja lebih keras lagi, Reno, saya ingin kamu menghancurkan Maya dan kafenya," kata Pak Herman, dengan nada memerintah.

Reno mengangguk, matanya memancarkan dendam. "Saya akan melakukan apa saja untuk membuat Maya menderita."

Reno mulai menjalankan tugasnya dengan penuh semangat. Ia pergi ke Bandung dan menyamar sebagai pelanggan di Pram's Hill. Ia mengamati setiap sudut kafe, berbicara dengan para karyawan, dan mencari tahu semua tentang Maya.

"Kafe ini sangat ramai. Maya pasti mendapatkan banyak keuntungan," gumam Reno, merasa iri.

Ia juga mencari tahu tentang kehidupan pribadi Maya. Ia mengikuti Maya dari kejauhan, mencari tahu siapa saja teman-temannya, ke mana saja ia pergi, dan apa saja yang ia lakukan.

"Dia selalu terlihat bahagia. Seolah tidak ada masalah dalam hidupnya," desis Reno, merasa semakin benci.

Suatu malam, Reno berhasil mendekati salah seorang karyawan Pram's Hill. Ia berpura-pura tertarik dengan kafe tersebut dan menanyakan banyak hal tentang Maya.

"Bu Maya orangnya sangat baik dan ramah. Ia selalu memperhatikan kesejahteraan karyawan," kata karyawan tersebut. Ketika ia ditanya kepribadian Maya.

"Benarkah? Saya dengar dia sangat kaya. Pasti dia sombong dan angkuh," kata Reno mencoba memancing.

"Tidak sama sekali. Bu Maya sangat rendah hati dan tidak pernah memamerkan kekayaannya. Ia justru sering membantu orang yang membutuhkan," jawab karyawan tersebut.

Reno merasa kesal mendengar pujian tentang Maya. Ia tidak percaya bahwa mantan istrinya itu bisa berubah menjadi orang yang lebih baik secara finansial dan kepribadian.

"Pasti ada sesuatu yang disembunyikannya, aku harus mencari tahu rahasia Maya," pikir Reno.

Setelah beberapa minggu melakukan penyelidikan, Reno akhirnya menemukan sesuatu yang menarik. Ia mengetahui bahwa Pram's Hill dibangun di atas tanah yang dulunya bermasalah. Ada sengketa lahan antara Maya dan seorang pengusaha lokal.

"Ini dia kelemahan Maya," gumam Reno, tersenyum licik. "Aku akan gunakan ini untuk menghancurkannya."

Reno segera menghubungi Pak Herman dan menceritakan temuannya. Pak Herman sangat senang mendengar berita tersebut.

"Bagus sekali, Ren. Kamu telah melakukan pekerjaan yang hebat," kata Pak Herman, memuji Reno. "Sekarang, kita akan gunakan masalah lahan ini untuk menyerang Maya."

Pak Herman dan Reno menyusun rencana untuk menjatuhkan Maya. Mereka menghubungi pengusaha lokal yang bersengketa dengan Maya dan menawarkan bantuan. Mereka berjanji akan membantu pengusaha tersebut untuk merebut kembali tanahnya.

"Kami akan membuat Maya bangkrut dan kehilangan segalanya," kata Pak Herman, dengan nada penuh kemenangan.

Maya tak menyadari bahwa ia sedang menjadi target konspirasi jahat. Ia terlalu sibuk mengurus Pram's Hill dan membesarkan Riko. Ia percaya bahwa semua orang menyukainya dan mendukungnya.

Suatu pagi, Maya dikejutkan oleh kedatangan sekelompok orang yang mengaku sebagai pemilik lahan Pram's Hill. Mereka membawa surat-surat kepemilikan yang sah dan menuntut agar Maya segera mengosongkan lahan tersebut.

"Anda telah membangun kafe ini di atas tanah milik kami. Anda harus segera pergi dari sini," kata pemimpin kelompok tersebut, dengan nada mengancam.

Maya terkejut dan bingung. Ia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Ia merasa seperti disambar petir di siang bolong.

"Tapi saya sudah membeli tanah ini secara sah. Saya punya bukti kepemilikannya," kata Maya, mencoba membela diri.

"Bukti kepemilikan anda palsu. Tanah ini milik kami sejak dulu," jawab pemimpin kelompok tersebut, dengan nada sinis.

Maya mencoba menghubungi Pak Bambang, pengacaranya, namun tidak berhasil. Ia merasa seperti terjebak dalam sebuah permainan yang rumit.

"Siapa yang melakukan ini padaku?" tanya Maya dalam hati, merasa putus asa.

Tanpa Maya sadari, Reno berdiri tak jauh dari sana, mengawasi kejadian tersebut dengan senyum sinis di wajahnya. Ia merasa puas melihat Maya menderita.

"Rasakan, Maya! Ini balasan untuk semua yang telah kamu lakukan padaku," gumam Reno dengan penuh dendam.

Pak Herman dan Bu Ratna juga menyaksikan kejadian tersebut dari kejauhan. Mereka tertawa puas melihat Maya dalam kesulitan.

"Akhirnya, kita berhasil menjatuhkannya," kata Pak Herman tertawa girang, dengan nada kemenangan.

"Dia akan menyesal telah berani melawan kita, Pak," sahut Bu Ratna, dengan senyum licik.

Maya merasa sendirian dan tak berdaya. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Ia hanya bisa berharap ada keajaiban yang akan menyelamatkannya.

Akankah Maya menang dari persengketaan tersebut?..

1
Tie's_74
Walaupun karyaku ini ada beberapa adegan dewasanya, tapi ada pelajaran kehidupan yang bisa diambil, kalau dalam hidup ini kita jangan menilai orang dari luarnya saja. Bisa jadi orang yang kita pandang rendah, ternyata dia mempunyai kemampuan diatas kita. Selain itu pelajaran yang dapat diambil dari cerita ini, kita jangan cepat menyerah dengan keadaan, dan harus selalu semangat.. Yakinlah kalau dibalik cobaan pasti akan ada hikmahnya. Ok gess, selalu semangat ya.. 🥰🤗
Tie's_74
Dari bab ini, bisa dipetik pelajaran, bahwa dalam hidup ini kita jangan cepat menyerah. Sesulit apapun Tuhan berikan ujian pada kita, kita jangan cepat menyerah dan selalu semangat menjalani hidup. Karena laut pun tak selamanya pasang, ada masanya surut. Begitupun dengan kehidupan kita. Ada saatnya kita di uji, tapi bila kita tak cepat menyerah, yakinlah kalau badai akan segera pergi, berganti dengan balasan yang setimpal dari Tuhan akan Perjuangan kita. Akan indah pada waktunya.. Untuk para pembaca setiaku, selalu semangat ya.. Semoga kita sehat selalu dan diberikan rezeki lancar, Aamiin.. /Heart/
Tie's_74
Dari bab ini, kita bisa ambil pelajaran, jangan menilai orang dari luarnya ya guys.. Dengan usaha dan kerja keras, yakinlah bahwa hidup kita akan lebih baik. dan tentunya, kita harus percaya diri.. 😁.. Selalu semangat untuk semua pembaca setiaku. 🙏🏻🤗
Tie's_74
Makasih Kaka komennya.. 🙏
Codigo cereza
Terharu banget
Tie's_74: makasih komennya, Kaka 🙏🏻🤗
total 1 replies
Hao Asakura
Ceritanya keren, bahasanya juga mudah dimengerti!
Tie's_74: makasih komennya kakak... 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!