NovelToon NovelToon
I Love You My Husband

I Love You My Husband

Status: sedang berlangsung
Genre:Terpaksa Menikahi Suami Cacat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Reinkarnasi / Mengubah Takdir
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: Rani

"Jika ada kesempatan kedua, maka aku akan mencintai mu dengan sepenuh hatiku." Kezia Laurenza Hermansyah.

"Jika aku punya kesempatan kedua, aku akan melepaskan dirimu, Zia. Aku akan membebaskan dirimu dari belengu cinta yang ku buat." Yunanda Masahi Leir.

Zia. Cintanya di tolak oleh pria yang dia sukai. Malam penolakan itu, dia malah melakukan kesalahan yang fatal bersama pria cacat yang duduk di atas kursi roda. Malangnya, kesalahan itu membuat Zia terjebak bersama pria yang tidak dia sukai. Sampai-sampai, dia harus melahirkan anak si pria gara-gara kesalahan satu malam tersebut.

Lalu, kesempatan kedua itu datang. Bagaimana akhirnya? Apakah kisah Zia akan berubah? Akankah kesalahan yang sama Zia lakukan? Atau malah sebaliknya.

Yuk! Ikuti kisah Zia di sini. Di I Love You my husband. Masih banyak kejutan yang akan terjadi dengan kehidupan Zia. Sayang jika dilewatkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#20

Zia langsung menjatuhkan air mata.

"Yunan. Kamu tega. Aku sudah berusaha mencintai kamu di kehidupan ini. Kenapa kamu malah ingin bersama orang lain. Ini tidak adil."

Usai menangis, Zia malah langsung berpikir. "Apakah memang, kami tidak ditakdirkan untuk bahagia bersama? Kebahagiaan Yunan dan aku mungkin tidak dengan menikah?"

"Tidak. Apa yang telah aku katakan? Aku sudah berjanji untuk mencintainya jika ada kehidupan kedua. Tapi kenapa aku malah berpikir begitu?"

Zia kembali mengumpulkan semangat dalam hati yang sudah terpecah belah sebelumnya. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu melepaskannya secara perlahan.

"Baiklah, Zia. Kamu belum kalah. Kamu harus tetap berusaha lagi sampai suami mu kembali padamu."

"Oke. Harus usaha lagi lebih keras."

Keesokan harinya, saat Zia datang ke kantor. Obrolan di kantor hanya tentang Yunan dan Ratu. Bahkan, mereka juga menyindir Zia secara tidak langsung. Sungguh, itu sangat mengusik hati Zia.

Zia berusaha mengabaikan ucapan para karyawan itu dengan susah payah. Dia bertingkah seolah dia tidak mendengar apa yang mereka bicarakan. Tapi, cara itu terkesan tidak efektif. Mereka yang nakal tetap saja nakal. Terus saja membuat kupingnya panas dengan ucapan demi ucapan yang mengusik hati.

Saat Zia ingin beranjak sambil membawa dokumen ke ruangan Yunan. Salah satu karyawan malah berucap. "Kezia. Mau ke mana?"

"Ke ruangan pak Yunan untuk-- "

"Bawa ke ruangan mbak Ratu saja. Biarkan mbak Ratu yang bawa ke ruangan pak Yunan."

"Lho, kenapa begitu?"

"Ya sudah jelas dong jawabannya, Zia. Kamu beneran nggak ngerti atau pura-pura gak ngerti sih? Mbak Ratu adalah calon istrinya pak Yunan. Jadi, tinggalkan saja dokumennya ke ruangan mbak Ratu. Biarkan mbak Ratu saja yang berurusan dengan pak Yunan mulai dari sekarang."

"Tapi dokumen ini butuh tanda tangan pak Yunan secepatnya."

Karyawan itu malah menatap Zia dengan tatapan sinis. "Heh ... kamu nyari alasan apa sih? Gak takut jadi orang ketiga?"

"Zia-Zia. Kamu mikir apa sih? Mikir buat godain pak Yunan? Kamu gak malu kamu jadi perusak hubungan orang?"

Mata Zia menatap karyawan itu dengan tatapan marah. "Merusak? Siapa yang kamu bilang merusak, ha?"

"Siapa lagi kalau bukan kamu? Masa kamu nggak sadar diri sih, Zia? Kalau yang kami bicarakan selama ini adalah kamu."

"Hei! Dia bukan gak sadar diri. Tapi, kupingnya tu*li." Rekan lain malah menjawab dengan kata-kata kasar.

"Kalian sedang meributkan soal apa sih? Kok berisik banget di jam kerja?" Ratu yang baru muncul langsung angkat bicara.

"Mbak Ratu."

"Maaf, mbak. Ini, ada yang mau ngerebut calon suami orang. Bau-bau pelakor gitu, mbak."

"Iya, mbak Ratu. Kita berisik gara-gara ngebahas soal si perusak hubungan orang lain."

"Aduh ... bahaya tuh." Ratu malah ikut-ikutan. Dia mengerti apa yang para karyawan itu bicarakan. Makanya, ikut nyenggol.

"Ah, tapi ya udahlah. Gak usah di permasalahkan lagi. Si lakor juga gak akan bertahan lama kok. Kalian tenang aja. Sekarang, kalian lanjut kerja. Jangan bergosip lagi."

"Zia. Kamu ikut aku ke ruangan. Ada yang ingin aku bicarakan sama kamu."

"Baik, mbak Ratu."

Para karyawan itu terus berbisik-bisik. Sedang Zia, dia langsung mengekori Ratu dari belakang. Kesal sebenarnya. Zia juga ingin membalas perkataan para karyawan itu. Bahkan, perkataan Ratu yang juga terkesan cukup menyakitkan.

Tapi, Zia masih berusaha untuk sabar. Dia masih memilih untuk bertahan. Karena tujuannya masih belum tercapai. Kantor adalah satu-satunya jalan agar dirinya bisa dekat dengan Yunan. Jika dia di keluarkan, maka jalan satu-satunya akan terputus.

"Kezia."

"Iya, mbak."

"Aku panggil kamu ke kantor karena ingin membahas peraturan baru dengan mu."

"Peraturan apa, mbak Ratu?"

"Mulai sekarang, kamu tidak perlu berhubungan langsung dengan pimpinan. Kamu bisa sampaikan pada saya saja urusan itu. Sayalah yang akan menemui pimpinan untuk urusan apapun itu mulai dari sekarang."

"Tapi, mbak. Saya inikan-- "

"Posisi yang kamu duduki saat ini akan saya kosongkan mulai dari hari ini. Zia. Kamu akan dipindahkan jabatan sekarang."

"Apa maksudnya?"

"Apakah kurang jelas apa yang baru saya sampaikan? Kamu tidak layak dengan posisi yang saat ini kamu duduki. Karena itu, posisi ini akan saya kosongkan mulai dari sekarang. Kamu akan saya pindahkan ke staf yang lain. Pelajari posisi baru kamu dengan cepat. Lalu, bekerjalah dengan sebaik mungkin."

Zia terdiam. Cara Ratu sungguh konyol. Memindahkan posisi Zia secara tiba-tiba setelah menghadiri makan malam amal bersama Yunan. Setelah kebersamaan yang Ratu umumkan secara tidak langsung di forum kantor, Ratu malah mengusir Zia secara tidak langsung.

"Mbak."

"Apakah masih kurang jelas, Zia? Kamu itu beneran mau kerja atau ada niat lain, ha?"

Zia terdiam sambil menatap lekat wajah Ratu. Sementara itu, Ratu terlihat sangat kesal sambil membalas tatapan lekat Zia dengan tatapan yang sama.

"Apa?" Ratu malah melontarkan satu kata dengan mata yang terus menatap lekat wajah Zia. "Jangan bilang kalau kamu benar-benar punya tujuan lain, Kezia."

"Kenapa? Mbak Ratu takut sama saya?"

"Apa?"

"Ada atau tidaknya tujuan lain dari saya. Itu bukan urusan mbak Ratu. Tapi, mbak Ratu sebagai atasan tidak bisa langsung mengambil keputusan-- "

"Kamu tahu saya atasan kamu, Zia." Potong Ratu dengan nada tinggi. "Setiap keputusan yang saya ambil, saya sudah mempertimbangkan secara matang. Lagipula, semua keputusan ini tidak akan saya sampaikan jika pimpinan utama tidak setuju. Saya juga pekerja di sini. Setiap keputusan dari sebuah masalah, apapun itu, sekecil apapun masalahnya. Saya sudah bicara dengan pimpinan. Tanpa izin dari pimpinan, saya tidak akan berani."

Zia terdiam sejenak. Ucapan Ratu perlahan ia cerna dengan sangat baik. Sesaat kemudian, bibir Zia berucap pelan. "Jadi, maksud mbak, keputusan yang mbak katakan sama saya, sudah tuan muda setujui?"

"Tentu saja." Ratu berucap cepat. "Menurut kamu, kalau dia tidak setuju, mana mungkin saya berani memindahkan kamu. Saya juga tahu di mana batasan saya, Zia."

Hati Zia terasa cukup perih sekarang. Ingin sekali dia menangis tapi susah payah dia tahan air mata itu agar tidak tumpah.

"Baiklah. Jika tuan muda sudah setuju. Kalau begitu, saya terima."

"Saya permisi."

Rasa kecewa itu sungguh tidak bisa Zia tahan. Dia sangat kecewa. Yunan sudah menghindari dirinya sejak awal. Lalu sekarang, tentu saja Zia percaya kalau Yunan yang menyetujui pemindahan posisi yang sedang ia duduki saat ini. Buktinya jelas, Yunan tidak ingin berhubungan dengannya.

Waktu makan siang, Zia langsung izin pulang. Suasana hatinya benar-benar tidak baik-baik saja. Dia sedang sangat kacau. Karenanya, Zia memilih meninggalkan kantor sebelum waktu pulang.

1
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Patrick Khan
lgsg di acc carmer gk tu zia😄
Cindy
lanjut kak
Patrick Khan
yunan lgsg kawatir pikiran emaknya zia.lgsg bilang tidak tinggal sendiri😂😂😂
Rani: khkhkhkh ... iya lho. yunan pnuh pertimbangan kan yah
total 3 replies
Musdalifa Ifa
next up Thor 🙏
Rani: yuhu ... laksanakan 👍
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
Rani: siap laksanakan 😘
total 1 replies
Musdalifa Ifa
suka banget ceritanya, semangat up ya Thor💪
Rani: yuhu ... 😘😘😘 makasih
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
Rani: yuhu👍👍👍👍
total 1 replies
Patrick Khan
apa iya kena hujan bisa badan panas🤔🤔
Rani: gelamun apa kamu hayo?
total 5 replies
partini
ini dua duannya balik ke masa lampau
Rani: iya. mereka berdua sama. yg satu mau balikan. yg satu mau menghindar. gitu
total 1 replies
partini
wah keren cerita nya
Rani: makasih buanyak. ikuti sampai akhir yah
total 1 replies
partini
cinta bertepuk sebelah kaki nyesekk
Rani: kahkahkah... jaman sekarang udah main kaki aja yah. gak main tangan lagi🤣
total 1 replies
Patrick Khan
ratu maksa bgt..kesan nya gk ada cwo yg mw sm dia🤣🤣
Rani: wwkwkwkwkw... Yunan anak orang kaya mah walau lumpuh tetap aja dapat untung🤭
total 1 replies
Patrick Khan
lanjut
Rani: 👍👍👍👍😘
total 1 replies
Moh Rifti
up
Rani: 👍👍👍👍👍
total 1 replies
Moh Rifti
lanjut
Rani: yuhu....
total 1 replies
Moh Rifti
👍👍👍
Rani: 😘😘😘😘😘🤭
total 1 replies
Moh Rifti
next
Rani: 😍😍😍😍😍😍
total 1 replies
Moh Rifti
up👍👍👍😍😍
Rani: siap👍😘
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!