Cinta itu datang membawa sejuta keindahan, dan seribu kebahagiaan.
Namun sayang, kebahagiaan itu tak bertahan lama.
Cinta itu pula yang menorehkan luka.
Sebuah kisah gadis mudah berumur 23 tahun yang mencinta pria matang seumur ibunya.
Tania pikir, kisah cintanya akan semulus kisah cinta orang tuanya. Namun Tania salah, Cinta itu malah membuatnya terpuruk.
Dunia Tania hancur saat Julian yang tak lain adalah lelaki yang dicintainya tiba-tiba mengenalkan calon istri kehadapannya.
Hubungan yang sudah di bangun dua tahun tersebut itu pun harus berakhir.
Tanpa Tania tau, ada alasan kenapa Julian meninggalkannya dan memilih wanita lain.
Pria asal Spanyol itu menyimpan alasan tersendiri kenapa dia harus meninggalkan Tania.
Satu tahun berlalu, mereka di pertemukan kembali. Akan kah Tania tau apa yang di sembunyikan oleh Julian?
Mengandung bawang, mecin dan seperti tayangan ikan terbang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Clara tertawa terbahak-bahak. Suara tawa itu terdengar amat menyeramkan. Clara pun maju kearah mayat Felisia.
"Felisia, bagaimana kabarmu?"Clara tertawa lagi. Kemudian dia mengambil pisau dan dengan perlahan dia menyayat kulit tangan Felisia. "Bagaimana rasanya, Fell. Ups aku lupa sekarang kau sudah menjadi mayat." Felisia kembali tertawa kemudian dia bangkit menaruh pisau. Dia membuka laci lalu mengambil pistol.
"Sekarang giliran mu anak manis," ucap Clara sambil menimbang-nimbang pistol ditangannya.
°°°
"Urusanmu sudah selesai?" tanya Diana setelah melihat Julian keluar dengan wajah berseri-seri.
Wajah Julian memerah mendengar pertanyaan Diana. "Sudah, ayo kita pulang!"
"Kau berhutang padaku karena mengganggu waktu ku yang amat berharga," keluh Diana. Saat Diana akan pergi bersama Chris putranya. Julian memaksanya untuk mengantarkannya ke perusahaan Rose Fashion, apalagi tujuannya jika bukan untuk bertemu Tania. Dan terbukti, berkat bantuan Diana semua urusan dengan Tania selesai.
"Akan ku kirimkan set perhiasan ketempatmu," jawab Julian. Mereka pun keluar dari Rose Fashion.
°°°°
Senyum tak henti-hentinya menghiasi wajah cantik Tania. Kerisawannya hilang setelah mendengar semua dari Julian. Tak ada lagi alasan untuk bersedih, dia hanya menunggu Julian menjemputnya.
"Ekhemm." Suara deheman Ahsam menyadarkan Tania. Ahsam berdiri didekat pintu sambil menatap Tania yang sedang tersenyum sembari melamun.
Tania langsung membenarkan posisi duduknya dan menormalkan ekspresinya.
"Sejak kapan kak Ahsam di sana?" tanya Tania.
Ahsam langsung melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. "Mungkin semenjak Nona masuk bersama tamu nona," jawab Ahsam berbohong, faktanya dia memang tau Tania masuk bersama Julian. Namun, dia langsung pergi saat Tania dan Julian sudah berada di ruang ukur.
Gleg, Tania menelan ludah. Bagaimana jika Ahsam melihat semua dan melaporkannya pada papih dan mamihnya. Akan berabe urusannya.
"Kak Ahsam, apa Ka Ahsam memata-mataiku?" tanya Tania. Jelas sekali gurat gugup terlihat di wajah Tania.
"Nona, bukankah memang sudah tugas saya untuk menata-matai anda?"
"Apa ka Ahsam akan melaporkannya pada papih dan mamih?" Tania bergidik ngeri jika mamih dan papihnya tau tentang apa yang baru saja dilakukannya bersama Julian termasuk kata-kata Julian.
"Sudah waktunya anda makan siang, Nona. Tuan Aska ada diruangan anda," ucap Ahsam. Dia tak ingin menjawab pertanyaan Tania hingga dia mengalihkan pembicaraan.
Tania pun bangkit dari duduknya dan kembali keruangannya.
Saat membuka pintu ruangannya, Tania dibuat melotot saat melihat Aska sedang berjoged bermain Tik-tok dengan lagu abang jago
Tania langsung tertawa terbahak-bahak melihat aksi Aska.
Aska yang mendengar dirinya di tertawakan hanya cuek saja, dia tak perduli yang terpenting baginya adalah membereskan acaranya bermain tik-tok.
"Poppa, kau sudah tua. Kenapa kau masih bersikap seperti anak muda," ucap Tania saat Aska sudah selesai dengan aktivitasnya.
"Jangan beri tau momma, Poppa bisa mati jika momma tau," jawab Aska. Aska jarang sekali membuka media sosial.Saat dia membuka sosial media miliknya, dia melihat aplikasi yang sedang di gandrungi banyak anak muda. Aska pun mencobanya dan ternyata membuatnya ketagihan, dan ketika Asyel tau tentang kebiasaan baru suaminya Aysel langsung menceramahi Aska.
"Poppa membawa makan siang ku?" tanya Tania yang mendudukan dirinya disebelah Aska.
"Itu di meja mu," jawab Aska tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.
Tania pun bangkit dari duduknya dan mengambil kotak makan siangnya. Lalu dia kembali duduk bersama Aska.
"Tania, menurutmu siapa yang lebih baik, Popa atau papih mu?" tanya Aska. Matanya masih sibuk mengutak-ngatik ponsel.
Tania yang sedang makan langsung tersedak mendengar pertanyaan Aska.
"Jelas papih lebih segalanya dari popa," jawab Tania sambil kembali melahap makanannya.
Aska mendelik sebal pada cucunya.
"Kau tau, jika bukan karena papih yang membujuk momma untuk merestui mamih dan papihmu kau takan pernah hadir ke dunia ini," ucap Aska sambil menepuk dada.
"Poppa, berhentilah berbohong. papih rela bertaruh nyawa demi menyelamatkan mamih. Dan itu murni karena usaha papih," jawab Tania.
Aska hanya mencebik mendengar jawaban cucunya.
"Popa, bagaimana prasaan popa saat mendapat menantu yang seumuran dengan popa?"
Aska tampak berpikir sejenak sebelum menjawab. "Untung saja papih mu tampan dan kaya hingga dia bisa menyamarkan umurnya. Tapi, tetap saja poppa paling tampan."
"Apa ketika muda popa sering cemburu pada papih karena dekat dengan moma?"
"Kami bahkan pernah saling hajar karena ...."
"Karena apa?" tanya Tania menyipitkan matanya.
"Karena papihmu tak terima jika poppa lebih tampan darinya," ucap Aska berbohong. Tak mungkin dia memberi tau alasan yang sesungguhnya.
"Poppa, apa popa pensiun dari Abraham grup karena ingin menjadi pelawak?" Tania menggerutu sambil membereskan tempat makannya.
°°°°
Setelah pulang dari apartemen rahasianya. Clara langsung menuju salon langganannya. Dia memotong rambutnya hingga sebahu. Tujuannya apalagi jika bukan untuk meniru potongan rambut Tania.
Dia berencana merubah penampilannya seperti Tania. Sebelum pergi dari apartemennya, Clara mencari-cari website tentang Rose Fashion, dan terpang-panglah semua keluarga Aysel yang tak lain adalah pemilik Rose fashion. Dia pun bisa tau nama Tania dan nama instagram Tania.
Tangannya dengan lincah melihat foto-foto Tania sehingga dia bisa tau style yang dipakai oleh Tania.
Julian menginjakan kaki di mansion orang tua Clara, dia masih menghormati Fabian, hingga dia memutuskan untuk tinggal di mansion milik Fabian ketika berada di Spanyol.
"Daddy!" sapa Julian ketika masuk kedalam mansion.
"Clara tak bersama mu?" tanya Fabian yang heran melihat Julian datang sendiri ke Mansion.
"Tidak, Dad. Aku pergi bersama adik kembar ku."
"Aku disini, Dad," sahut Clara yang baru saja tiba.
Julian pun langsung menoleh kebelakang, dia menyipitkan matanya saat melihat rambut Clara yang mirip dengan potongan rambut Tania.
"Sayang, aku menelpon mu dari tadi tapi kau tak menjawab panggilan ku," ucap Clara sambil merangkul tangan Julian. Dia sengaja melakukannya karena sadar Julian takan menolak jika didepan Fabian.
"Ayo kita makan siang bersama!" ajak Fabian yang mengerti bahwa Julian sedang tak nyaman dengan perlakuan putrinya.
Setelah Fabian pergi, Julian menatap Clara dengan sinis"Jaga sikapmu!" ucap Julian sambil menghempaskan tangan Clara dengan kasar. Lalu Julian berjalan mendahului Clara.
"Sepertinya aku harus menyingkirkan anak manis itu secepat mungkin," lirih Clara dengan pelan. Sambil berjalan dia terus tersenyum sinis karena mengubah rencana untuk membunuh Tania lebih cepat.
Emmm, tak semudah itu Zubaidah 😂😂😂