Laras tidak pernah kekurangan uang sama sekali,bahkan hidupnya bergelimang harta dan sialnya dia tidak pernah berpacaran dengan lelaki manapun.
Namun kini dia merasa tertantang dengan pemuda tampan yang merasa kehidupannya sama seperti dirinya menurut prasangakanya,bahkan dia menjadikan lelaki tampan itu penghangat ranjangnya.
Sebut saja Laras gila,karena berani membawa seorang lelaki ke rumahnya dan bahkan Laras begitu tertarik dengan lelaki tampan ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aries, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
“Kenapa bapak memanggil saya?”tanya Rose sopan.
“Jelaskan”perintah Dosen,memberikan foto di hadapan Rose.
“Shit,siapa yang memfoto ku”batin Rose kesal,karena dirinya ke gep menghancurkan laporan Laras.
“Apa yang harus saya jelaskan?”tanya Rose pura-pura bodoh.
“Jangan berpura-pura bodoh!!!”tegas sang Dosen.
“Ini hanya foto saya membuang map kosong saja pak,memangnya saya harus menjelaskan apa lagi”kata Rose mendengus,toh dia merasa tidak terlihat apapun di foto.
Tok...
Tok..
“Masuk”perintah sang dosen.
“Bapak memanggil saya?”tanyanya.
“Duduk”perintah sang Dosen dingin.
Rose terkejut mendengar Anggun,dia menatap Anggun tajam dan bahkan Anggun membalasnya acuh.
“Jelaskan!!”
“Saya? Apa Rose?”tanya Anggun sopan.
“Kamu”tatap sang Dosen.
“Bapak sudah tau kejadiannya seperti apa,saya tidak bisa mengelak lagi dan cctv menunjukkan saya mengambil laporan di ruangan bapa.Tapi,bukankah sudah jelas pak?”tanya Anggun heran.
“Maksud kamu”ucap Rose menatap Anggun pucat pasi.
“Kita sudah ketahuan,cctv menunjukkan kau yang membuangnya dan bahkan ada foto juga yang menjadi bukti kuat atas pembuangan laporan yang di kerjakan Laras dan Kevin”jelas Anggun bersandar pada kursi.
“Oh shit,kau berkhianat”tunjuk Rose marah.
“No,aku tidak berkhianat dan pak Dosen sendiri yang menunjukkan CCTV di hadapanku kemarin.Aku terpaksa menceritakan kebenarannya,sorry”ucap Anggun berpura-pura.
“Tidak perlu ada pertengkaran,aku ingin kau mengaku sendiri atas tindakan kamu itu!!”
“Hahaha,apa yang perlu saya jelaskan lagi pak? Bukankah,bukti sudah ada di tangan bapak sendiri dan kenapa harus saya jelaskan lagi? Menurutku,bapak terlalu membuang waktu saya”ucap Rose datar.
“Saya pikir,kamu akan jera dan menyesali perbuatan mu.Tapi saya salah perkiraan,bahkan tidak ada tanda-tanda kau menyesali tindakan mu itu!!”
“Lantas,anda akan menghukum saya?”tanya Rose menantang.
“Kamu masih ingin bertahan di sini? Atau,kau ingin keluar dari kampus ini”ucap sang Dosen tegas.
“Maksud bapa apa? Kenapa harus mengeluarkan saya? Ini terlalu konyol pak,jangan gara-gara ini dan anda bersikap tidak adil terhadap saya pak.Saya mengerti,jika Laras orang mampu dan bapak segan terhadap dia.Tapi,jangan mengorbankan pendidikan saya juga dong pak”kata Rose kesal.
“Stop Rose,kau tidak mengerti apa maksud pak Dosen.Bapak ingin kau menyesali perbuatan kamu,bukan malah kau menuduh bapak yang tidak-tidak”kesal Anggun,karena Rose begitu bodoh tidak mengerti maksud dosen mereka.
“Hais,kalian keluar saja dulu.Buat aku pusing saja,hukuman akan berjalan dan kalian akan menerima hukuman dari kampus”ucap sang dosen,merasa lelah dengan sikap Rose yang tidak mengerti sama sekali.
“Kami keluar pak”ucap Anggun yang langsung menarik Rose keluar ruangan.
Selepasnya di luar ruangan,Rose menepis Anggun dan menarik Anggun ke area taman.
“Kenapa bisa mereka tau apa yang kita lakukan”ucap Rose menatap tajam Anggun.
“Maaf,aku tidak habis pikir tindakan aku terrekam Cctv dan bahkan percakapan kita di caffe pun terrekam CCTV”balas Anggun melipat kedua tangannya.
“Sial,sial.Kenapa Laras selalu beruntung sih”kesal Rose,karena dirinya selalu kalah jauh dari Laras.
“Sepertinya,kita harus meminta maaf terhadap Laras”usul Anggun melirik Rose.
“No,mau di taruh dimana harga diriku ini”kata Rose dengan nada tinggi.
“Kita bisa merencanakan tindakan lagi,hal terpenting meminta maaf dulu dan menyuruh Laras memohon ke Dosen untuk mencabut hukuman kita”ucap Anggun menatap Rose.
Rose akhirnya mengangguk setuju,dia menurunkan egonya dan memilih minta maaf terhadap Laras.
Setelah urusan mereka selesai,dia bisa memberikan pelajaran terhadap Laras dan lebih berpura-pura menyesali perbuatannya.
...****************...
“Kau datang saja ke pesta ku nanti”perintah Laras memberikan kartu undangan terhadap Kevin.
“Apa perlu membawa kartu undangan ini?”tanya Kevin menerima kartu undangan yang di berikan Laras.
“Perlu,karena acara ulang tahunku di hotel”balas Laras menatap area tamannya.
“Acara ulang tahun,apa sekaligus acara pertunangan kamu?”
“Keduanya”balas Laras singkat.
“Apa kau bahagia?”tanya Kevin memastikan.
“Bahagia”balas Laras singkat.
Padahal,dia sendiri juga tidak tahu mengenai perasaannya sendiri.Semenjak Kevin ada di sampingnya,dia merasa ada perasaan berbeda antara Kevin dan Arkana.
“Padahal,jawaban yang ingin aku dengar bukan seperti itu”ucap Kevin melingkarkan kedua tangannya di perut Laras.
“Lantas,aku harus memberikan jawaban seperti apa?”tanya Laras yang langsung berbalik menatap ke arah Kevin.
“Jawaban yang jelas membuat aku senang”ucap Kevin mulai mendekatkan wajahnya.
Namun dengan cepat Laras berpaling,dia mendorong Kevin pelan dan memberikan jarak di antara mereka.
“Apa kau tidak ada hal yang di kerjakan? Sepertinya,kamu menempel terhadapku terus”ucap Laras menjauh dari Kevin.
“Kau keberatan?”tanya Kevin menarik pergelangan tangan Laras dengan refleks.
“Jelas keberatan,aku memang merasa kesepian.Tapi,aku juga merasa kurang terbiasa dengan adanya kamu di sini”jujur Laras yang kini melepaskan tangan Kevin dan dia memilih duduk di kursi lalu melipat kedua kakinya.
“Nanti juga akan terbiasa,kamu sendiri yang dulu memohon aku untuk tinggal di sini bukan”kata Kevin yang kini sibuk memainkan ponselnya.
Dia tersenyum kecut,mendapatkan informasi mengenai hukuman terhadap Rose dan Anggun.Menurutnya,terlalu enak menerima hukuman yang sepele seperti itu.
“Aku pikir,Rose tidak akan segampang itu untuk berubah”batin Kevin bergemuruh.
Bagaimanapun,Kevin sudah mengetahui latar belakang Rose sendiri dan kehidupan Rose cukup berantakan menurutnya.
Rose terlalu terobsesi pada hal-hal yang jelas bukan miliknya sama sekali,bahkan dia juga mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan di keluarganya.
Dia mengerti,kenapa Rose di perlakukan seperti itu dan Rose merupakan anak haram yang tidak di inginkan oleh keluarganya.
Bahkan Rose di usir dari keluarganya,dia hidup hanya mengandalkan uang yang di berikan oleh nenek dari pihak ibunya dan bahkan itu saja tanpa sepengetahuan keluarga besarnya.
Keluarga besar Rose hanya tau,jika Rose hidup mengandalkan dirinya sendiri dan bahkan itu tidak sebanding dengan apa yang ibunya alami saat itu.
Bahkan ibu Rose berjuang untuk mendapatkan suaminya itu,tapi dengan syarat mengusir Rose dari keluarga mereka dan mereka tidak menginginkan kehadiran Rose sama sekali.
Mereka hanya berpikir,Rose anak yang semestinya di buang dan itu kesalahan mereka saat muda yang tidak seharusnya melahirkan Rose.
Hingga Rose merasa semuanya harus menjadi miliknya,tapi dia juga tidak mengerti dengan perubahan informasi yang menyatakan Rose sudah kembali ke keluarganya dan jelas Kevin tidak tau rencana apa yang di miliki Rose untuk kembali ke keluarga yang telah membuangnya saat itu.