NovelToon NovelToon
Heaven'S Flawed Judgment

Heaven'S Flawed Judgment

Status: sedang berlangsung
Genre:Ahli Bela Diri Kuno / Kelahiran kembali menjadi kuat / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Reinkarnasi / Fantasi Timur / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: YUKARO

Seorang kultivator muda bernama Jingyu, yang hidupnya dihantui dendam atas kematian seluruh keluarganya, justru menemukan pengkhianatan paling pahit dari orang-orang terdekatnya. Kekasihnya, Luan, dan sahabatnya, Mu Lang, bersekongkol untuk mencabut jantung spiritualnya. Di ambang kematiannya, Jingyu mengetahui kebenaran mengerikan, Luan tidak hanya mengkhianatinya untuk Mu Lang, tetapi juga mengungkapkan bahwa keluarganya lah dalang di balik pembunuhan keluarga Jingyu yang selama ini ia cari. Sebuah kalung misterius menjadi harapan terakhir saat nyawanya melayang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YUKARO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penyatuan dua kekuatan yang bertolak belakang!

Sore hari perlahan turun di Sekte Qingyun. Langit di atas puncak sekte dilumuri warna lembayung, kabut tipis berwarna keperakan melingkar lembut di antara atap-atap paviliun, menari bersama semilir angin spiritual yang mengalir dari lembah bawah. Burung spiritual yang biasanya beterbangan mulai kembali ke sarang mereka, dan nyanyian serangga malam mulai terdengar samar dari balik batu-batu giok yang berlumut.

Di tengah suasana hening itu, kamar Qingwan tampak tenang bagaikan ruang di antara dua dunia. Udara di dalamnya terasa lembut, namun masih menyimpan sisa hawa Yin yang belum sepenuhnya lenyap. Cahaya lembut dari lentera batu giok memantulkan warna keperakan di dinding, menciptakan bayangan samar dua sosok di atas ranjang berlapis kain putih.

Lumo masih tak sadarkan diri. Nafasnya pelan dan teratur, namun wajahnya masih pucat seperti seseorang yang telah melalui medan perang tanpa senjata. Di sisi lain, Qingwan yang selama ini terbaring dalam tidur panjang akhirnya mulai membuka matanya perlahan. Bulu matanya bergetar, pupil matanya yang biru muda berkilat samar, seperti es yang mulai mencair terkena sinar mentari pertama.

Ketika ia membuka matanya sepenuhnya, hawa hangat mengalir dari sisi kanan tubuhnya. Ia menoleh pelan, dan pandangannya langsung bertemu dengan sosok pria berpakaian putih yang berbaring di sampingnya. Nafas pria itu hangat, namun kulitnya begitu pucat, dan wajahnya terlihat tenang seperti air danau yang beku di musim salju.

“Siapa pria ini?” pikirnya dalam hati. Suara batinnya pelan, namun penuh kehati-hatian dan kebingungan. Ia tidak mengingat sosok ini, tidak pula tahu mengapa tubuhnya terasa jauh lebih ringan dari sebelumnya.

Beberapa saat kemudian, seolah mendengar panggilan dari pikirannya, mata Lumo perlahan terbuka. Ia menatap langit-langit sebentar sebelum menoleh. Dan ketika pandangan mereka bertemu, waktu seolah berhenti. Tidak ada angin, tidak ada suara, hanya dua mata yang saling menatap dalam diam.

Qingwan sontak terkejut dan memalingkan wajahnya, rona merah samar naik ke pipinya. Lumo tetap diam, tidak banyak bicara, hanya menghela napas perlahan dan bangkit duduk di tepi ranjang. Tangannya bergerak pelan, membantu Qingwan agar bisa duduk tegak. Gadis itu menuruti tanpa berkata apa pun, seolah masih belum memahami siapa pria yang kini tidur di ranjang bersamanya.

Ketika ia sudah duduk dengan benar, hawa dingin di tubuhnya lenyap sepenuhnya. Ia menatap kedua tangannya dengan takjub. Tidak ada lagi kabut putih yang biasa keluar dari pori-porinya. Tidak ada lagi rasa beku yang mencekam tulangnya. “Siapa tuan muda ini…” gumamnya lirih, suaranya lembut seperti bisikan kabut malam. “Kenapa aura di tubuhku menjadi stabil, bahkan lebih baik dari sebelumnya?”

Lumo hanya menatapnya sebentar, lalu berdiri tanpa menjawab. Langkahnya tenang, seperti air yang mengalir tanpa riak. “Cobalah bermeditasi,” katanya pelan. “Stabilkan Qi di tubuhmu. Aku akan beristirahat.”

Ia melangkah menuju pintu. Namun suara lembut memanggil dari belakang, menahan langkahnya. “Tunggu… Tuan muda belum menjawab pertanyaanku.”

Lumo tidak berbalik. Ia hanya membuka pintu, lalu keluar dengan tenang dan menutupnya perlahan. Suara pintu itu bergema lembut di ruangan yang kini sunyi. Qingwan tertegun, menatap ke arah pintu yang tertutup. “Apakah tuan muda itu yang menyelamatkan ku?” pikirnya. “Tapi mengapa reaksinya begitu dingin?”

Ia menghela napas panjang, mencoba menenangkan pikirannya. Lalu dengan hati-hati, ia menutup matanya dan mulai bermeditasi. Napasnya diatur, Qi-nya diarahkan, dan perlahan energi Yin dalam tubuhnya menjadi stabil, berputar lembut di sepanjang meridian.

---

Di luar kamar, Lumo berjalan perlahan. Setiap langkahnya terasa berat, seolah tubuhnya masih dipenuhi beban dingin dari proses penyembuhan sebelumnya. Namun matanya tetap tenang, tak sedikit pun menunjukkan rasa sakit.

Dari kejauhan, dua sosok muncul. Fengyuan dan Jian Wuji berjalan cepat menghampirinya. Hawa cemas terasa dari langkah mereka. “Bagaimana keadaanmu, Daoyo Lu?” tanya Fengyuan dengan nada khawatir.

Lumo menundukkan kepala sedikit. “Aku tidak apa-apa,” jawabnya singkat. Suaranya tenang, meskipun tubuhnya sedikit bergoyang.

Fengyuan menatap ke arah pintu kamar Qingwan. “Bagaimana dengan Qingwan?” tanyanya lagi, matanya memancarkan kecemasan bercampur harapan. “Apakah pengobatannya berhasil?”

Lumo mengangkat pandangan, lalu tersenyum tipis. “Tentu saja,” jawabnya datar. “Daoyo Feng bisa lihat sendiri. Aku ingin kembali beristirahat.”

Senyum lega muncul di wajah Fengyuan. “Syukurlah…” bisiknya pelan. Ia lalu menoleh pada Jian Wuji. “Tetua Wuji, bawa Daoyo Lu ke ruangan khusus milikku. Di sana, ia bisa memulihkan diri dengan cepat.”

Jian Wuji mengangguk hormat. “Baik, Pemimpin Sekte.” Ia membuat isyarat tangan. “Ayo, ikut aku, Daoyo Lu.”

Lumo hanya mengangguk kecil, lalu berjalan mengikuti Jian Wuji menuju paviliun utama sekte, tempat ruangan meditasi pemimpin berada. Setiap langkahnya meninggalkan jejak tipis Qi biru di lantai batu, yang segera menguap dalam sekejap.

Sementara itu, Fengyuan berbalik menuju kamar Qingwan. Tangannya membuka pintu perlahan. Udara hangat keluar, dan ia segera menyadari ruangan itu tidak lagi membeku seperti sebelumnya. Tidak ada lagi kristal es di dinding, tidak ada lagi hawa beku yang menyengat tulang.

Di dalam, Qingwan duduk bersila, bermeditasi dengan tenang. Rambutnya terurai, wajahnya tampak damai. Fengyuan tersenyum, lalu membuka jendela agar udara segar masuk. Cahaya sore menerobos, mengenai wajah muridnya.

Ketika Qingwan membuka matanya, Fengyuan segera menghampiri. Ia memandangi muridnya penuh rasa haru. “Syukurlah kau sudah pulih,” katanya dengan suara bergetar. “Guru sangat khawatir dengan kondisimu. Sekarang Qi-mu stabil, tubuhmu tenang, dan kau bahkan terlihat lebih kuat.”

Qingwan menunduk, tersenyum lembut. Ia bangkit dari ranjang dan berdiri di depan gurunya. “Terima kasih guru karena sangat memperhatikan Qingwan. Qingwan berutang budi.”

Namun Fengyuan segera menahan tangannya. “Tidak perlu berterima kasih padaku,” katanya sambil tersenyum hangat. “Yang menyelamatkanmu adalah Daoyo Lu.”

Mata Qingwan membesar. Wajah pria itu kembali muncul dalam benaknya, wajah tenang dengan mata yang seperti memantulkan kedalaman langit malam. “Jadi tuan muda itu yang menyelamatkanku…” gumamnya. “Tapi mengapa ia begitu dingin padaku?”

Fengyuan menghela napas. “Daoyo Lu telah berjuang tujuh hari penuh untuk menekan hawa dingin dalam tubuhmu,” ujarnya pelan. “Tubuhnya kelelahan, dan kini ia tengah memulihkan diri di ruanganku, wajar jika dia seperti itu.”

Qingwan menunduk, memainkan ujung lengan pakaiannya. “Dia pasti menerima serangan balik yang berat,” pikirnya dalam hati. “Karena menekan hawa dingin di tubuhku…”

Kemudian ia menatap gurunya. “Guru, siapa sebenarnya tuan muda Lu itu? Dari mana asalnya?”

Fengyuan menatapnya dengan senyum yang sedikit menggoda. Ia mencondongkan tubuhnya, lalu berbisik lembut, “Sebaiknya kau tanyakan langsung padanya. Siapa tahu, kalian bisa menjadi lebih dekat.”

“Guru…” Qingwan menunduk lebih dalam, rona merah naik di pipinya. “Berhenti bercanda. Aku tidak boleh berpikir seperti itu pada penyelamatku.”

Fengyuan tertawa kecil. “Baiklah, baiklah. Guru tidak bercanda lagi.” Ia kemudian berbalik menuju pintu. “Ayo ikut guru. Kita temui Daoyo Lu.”

Qingwan mengangguk, lalu berjalan di belakang gurunya, meninggalkan kamar yang kini penuh dengan hawa kehidupan baru.

---

Di ruang meditasi milik Fengyuan, formasi spiritual berbentuk lingkaran menyala lembut di lantai. Batu-batu spirit berwarna biru muda tersusun rapi di sekeliling formasi, mengeluarkan kilau samar seperti bintang di malam hari.

Lumo duduk bersila di tengah formasi itu. Tubuhnya sudah lebih baik, meski wajahnya masih menyimpan jejak kelelahan. Qi dalam tubuhnya berputar perlahan, membentuk arus yang stabil dan lembut. Ketika matanya terbuka, pandangan itu memancarkan ketenangan yang dalam.

Ia mengangkat tangannya. Dari jari kanan muncul api biru, hangat dan lembut, namun terasa kuat seperti napas naga langit. Dari jari kiri, muncul cahaya putih pucat, dingin dan tajam seperti es abadi dari puncak Gunung Biyou.

Itu adalah esensi es liar, yang ia ambil dari tubuh Qingwan. Jika dibiarkan, esensi itu bisa membuat gadis itu membeku kembali, tapi Lumo memiliki rencana lain. Ia ingin menyatukan dua kekuatan yang berlawanan ini, menciptakan sesuatu yang baru.

Ia mengangkat tangan, membentuk segel rumit di udara. Diagram kuno muncul di depannya, garis-garisnya berkilau lembut. Esensi es liar itu melayang ke tengah diagram, berputar perlahan, lalu menghilang bersamaan dengan cahaya biru di ujung jarinya.

Di saat yang sama, dantian Lumo berguncang. Api dan es berputar cepat, dua kekuatan yang seharusnya tidak mungkin bersatu kini saling bertabrakan. Tubuhnya mengeluarkan asap putih, retakan halus muncul di kulitnya, dan cahaya keemasan keluar dari dalam tubuh.

Rasa sakitnya luar biasa, seolah tubuhnya sedang ditempa di antara langit dan bumi. Namun Lumo tidak menyerah. Ia menstabilkan napas, memperkuat kesadarannya, dan memaksa kedua kekuatan itu untuk menyatu.

Beberapa saat kemudian, diagram kuno itu memancarkan cahaya kuat, lalu menghilang sepenuhnya. Api biru di tangan Lumo kembali muncul, namun kini berbeda, hawa panas dan dingin bercampur menjadi satu, membentuk keseimbangan yang aneh dan sempurna.

Lumo menatapnya dengan takjub. “Eksperimen yang kulakukan di masa lalu ternyata berguna saat ini,” gumamnya sambil tersenyum. Ia teringat pada kebiasaannya di kehidupan sebelumnya, saat Jingyu sering melakukan hal-hal gila, menggabungkan petir dan api, menyatukan air dengan petir, bahkan pernah mengganti kepala rusa spiritual dengan kepala burung spiritual hanya karena rasa ingin tahu.

Kini, hasil dari semua kegilaan itu membuahkan sesuatu yang baru.

Setelah puas mengamati api di tangannya, Lumo menutup mata kembali. Ia bermeditasi, menenangkan tubuhnya, memulihkan diri dari tekanan besar yang barusan ia alami. Formasi di sekelilingnya bergetar halus, dan cahaya biru lembut mengalir ke tubuhnya seperti air yang menenangkan.

Sekte Qingyun kembali sunyi, hanya angin lembut yang membawa aroma bunga spiritual menari di udara. Dan di tengah kesunyian itu, seorang kultivator duduk dalam meditasi, menenun kembali tubuh dan jiwanya dengan kesabaran seorang abadi yang menatap jauh ke depan.

1
Didit Nur
YUKARO 🤗😘😘😘
Didit Nur
YUKARO sangat cerdas 😘
Doddy kun
Lumo sangat cerdik. menggunakan kesempatan untuk memperkuat diri 💪
YAKARO: Yoi. terimakasih🙏
total 1 replies
Doddy kun
proses pengobatan yang sangat sulit
Doddy kun
mantap lumo
Doddy kun
Ceritanya bagus, cukup memuaskan sejauh ini. perkembangan MC juga cepat, jadi GK ngebosenin. bintang lima thor 🤟
WaViPu
Up banyak thor
WaViPu
Mantap Lumo, kau paling best
Doddy kun
semakin menarik
WaViPu
Hahaa tetua nya aneh banget, Tiba-tiba pingin menjadi murid Lumo
Doddy kun
mantap lanjutkan
Don Pablo
Oke, Lumo mencoba bermain dengan api 🔥
Doddy kun
mantap thor. perkembangan nya cepat 💪
Doddy kun
wkwkwk. ngopo kui wedok an aneh 🤣
Doddy kun
mantap thor, gass terus
Adrian Koto
cerita kolosal ada nuansa misterinya 🙂👍
HUOKIO
Disturbing banget Thor 😁
Don Pablo
untuk awal bagus, tapi kalau menurun kualitas nya, ku turun kan bintang nya😛
Don Pablo
melepaskan anak panah🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!