Lebih dari 5 tahun menjalin kasih, Ugara terpaksa menikahi sepupu dari kekasih nya.
Meski sudah menerima permintaan kekasih nya namun Ugara ditinggalkan wanita yang dinikahi nya, Vania membuat pernikahan palsu dengan lelaki yang amat adik sepupu nya cintai, hanya demi membalaskan sakit hati nya.
Namun yang tak mereka kira akan identitas Ugara, hingga pada kenyataan nya, Vania istri yang dikira istri Ugara ternyata adalah istri dari calon suami mantan kekasih nya Vanila.
Bagaimana Ugara dapat menangani wanita seperti Vania?....
Apakah cinta dimasa depan dengan wanita baru atau kah dengan kisah lama yang akan berlanjut?
Yuk ikuti kisah Ugara dan lika-liku kehidupan nya mendapatkan kebahagiaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RayY_n, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13
"Kalian sangat mesra ya",ucap Vanila kepada kakak nya itu, namun sambutan Vania hanya tersenyum saja.
Kamil masih terdiam dia dalam posisi serba salah, Vanila mendekat kearah nya.
"Mas nanti kita juga harus seperti kak Vania ya",ucap Vanila.
"Iya beib",ucap Kamil membuat Vanila tersenyum.
"Tumben kamu panggil beib",ucap Vanila serta tersenyum malu-malu.
"Iya lah, kita kan mau menikah sudah seharus nya mengubah panggilan",ucap Kamil dengan cepat mendekat dan merangkul pundak Vanila.
"Ayo beib, aku antar pulang, kak Vania juga mau aku antar pulang?",tanya Kamil kemudian sambil menatap kearah Vania.
"Ah tidak, kalian pergi lah",ucap Vania, namun yang tak mereka duga ada Lastri yang memperhatikan.
Lastri diam-diam pergi begitu saja, Vanila diantakan oleh Kamil pulang ke kedua orang tua nya.
"Nila.....Nila sudah pulang!",teriak Bima Rahaksa.
Mobil Kamil terparkir di halaman dan Vanila turun, setelah kepergian nya setahun lalu yang membawa luka kini dia merasa lebih lega.
Namun Vanila tak tahu jika badai besar akan menghantam nya beribu kali lagi lebih besar.
Bima menghampiri anak bungsu nya atau keponakan nya ini.
"Ayah, Vanila pulang",ucap Vanila lalu segera memeluk anak nya, namun mata nya melirik kearah Kamil.
"A....om saya pergi kerja dulu",pamit Kamil.
Bima hanya mengangguk saja, lalu meneliti wajah Vanila, namun raut wajah Bima tiba-tiba murung.
"Kau baik-baik saja, apakah kau pulang untuk melanjutkan pernikahan mu dengan Kamil?",ucap Bima santai lalu membimbing keponakan nya ke sofa ruang keluarga.
"Tentu saja Yah, kalau aku tak menikahi nya lalu menikahi siapa lagi?",tanya Vanila.
Gerbang terbuka sebelum Kamil masuk kedalam mobil, nampak Vania masuk lalu mendekat kearah Kamil.
"Kapan kau akan katakan pada nya jika kita sudah menikah?",tanya Vania pelan.
"Jangan ikut campur, kau cukup hamil dengan tenang, bukan mengomentari hidup ku",ucap Kamil.
Lalu lelaki itu masuk ke dalam mobil dan pergi begitu saja.
"Awas kau, jangan kira aku tak tahu kau sedang merencanakan apa?",ucap Vania.
Vania segera bergegas menuju kedalam rumah kedua orang tua nya lalu melihat ayah nya mengobrol dengan sepupu nya itu.
"Loh kak kok kesini, ada perlu ya sama aku?",ucap Vanila segera mendekat kearah kakak sepupu nya.
"Aku tidak mencari mu",ucap Vania ketus.
"Kakak mu memang tinggal disini sejak...sejak hamil ya sejak hamil, ayah juga tak begitu ingat",ucap Bima kepada keponakan nya atau anak bungsu nya itu.
"Oh, ramai dong Yah sekarang ada kakak juga",tanya Vanila.
"Kakak mu selalu berada di kamar nya, apa lagi ada suami nya",ucap Bima.
Namun Vania nampak memandang nya tajam karena ucapan papa nya yang akan menjurus kepada kenyataan.
Vania akan melanjutkan sandiwara Kamil yang sedang pria itu jalankan, namun mana mungkin Vania rela.
"Iya aku istirahat dulu ya",ucap Vania keppada Vanila dan ayah nya.
"Kakak mu hamil memasuki 7 bulan ini",ucap Bima kepada Vanila.
"Berarti 3 bulan lalu kita launching baby nya kak Vania ya Yah, aku punya keponakan",ucap Vanila bahagia.
"Apakah kau masih akan bahagia ketika tahu calon suami mu lah yang menghamili kakak mu, apa kau tak menderita jika tahu anak yang kakak mu kandung adalah anak tiri mu Nila",ratap Bima di dalam hati.
"Peegi lah istirahat, kau pasti lelah",ucap Bima.
"Baik ayah",jawab Vanila.
Lalu masuk kedalam kamar, nampak Vanila sangat bahagia dan ponsel nya berdering ketika di koridor lantai atas.
"Iya",jawab Vanila.
"Nanti malam kita dinner yuk beib",ajak Kamil, siapa lagi.
"Boleh mas, jam berapa?",tanya Vanila.
"Gimana jam 8 malam setuju nggak?",ucap Kamil diseberang sana sambil tersenyum di meja kerja nya lantas memainkan karakter yang dia pegang.
"Baik lah tuan pemaksa",ucap Vanila, toh tak ada salah nya mendekatkan diri karena mereka lusa akan menikah.
Vanila nampak bahagia, namun yang tak.dia sadari adalah sepasang mata mengintip dari balik tembok tadi.
Vania siapa lagi yang mengintip Vanila berbicara dengan calon suami nya Vanila.
"Awas kau beib, kau macam-macam dengan Vanila ku habisi dia",ucap Vania.
Namun kembali Vania tak ada emosi lantas segera bergegas untuk mandi dengaan wewangian untuk merelaksasi tubuh dan pikiran nya agar berjalan lancar.
Setelah dari cafe tadi, Ugara nampak menunggu Ryan yang dari toilet.
"Lama kali Eyan?",tanya Ugara.
"Gadis sih kencing nya seret"ucap Bram yang baru muncul.
"Heleh diantara kalian aku paling laku",ucap Ryan menohok kedua nya lantas mereka bertiga tertawa, dengan Bram yang memukul lengan Ryan.
Mereka masuk kedalam mobil sport milik Ugara, lalu melintas di jalanan begitu saja.
"Begini nih kalau teman kita seorang tuan muda, ya konglomerat",ucap Bram.
"Gak nyangka ketemu ddi cafe itu semua, kayak nya satu hati deh kalian"ucap Ryan.
"Maksud mu, aku juga satu hati dengan mereka",tunjuk Bram kepaada diri nya sendiri.
Mereka kembali tertawa bersama sebelum pergi ke kantor.
Di kantor setumpuk berkas sedang Kamil kerjakan, Kamil termasuk kedalam pekerja yang tekun hingga ketekunan nya diperhitungkan perusahaan hingga kenaikan jabatan nya sebagai manager pun terbilang cepat.
Vania nampak selesai dengan treatment tubuh nya meski kehamilan nya menginjak 7 bulan sangat sexy lagi wangi.
"Aku akan memberikan mu kejutan",ucap Vania sudah memesan makanan dari restoran mewah.
Vanila juga sedang bersiap, bermake up, memilih baju yang pas, karena sudah perawatan sejak jam 3 sore.
"Jadi bingung sendiri, pilih aja lah",ucap Vanila asal sopan saat dinner dengaan calon suami pikir nya.
Ponsel milik Kamil berdering, lelaki itu juga sudah siap lantas mengangkat ponsel nya tanpa melihat siapa yang menghubungi nya lagi.
"Iya",ucap Kamil dengaan nada bersemangat.
"Beib aku ngidam nih dinner dengan kamu, kamu masih meeting kah?",tanya Vania sengaja memelas dengan pakaian menerawang yang mengekspos seluruh tubuh nya sambil video call.
Vania tersenyum smirk, dapat dipastika Kamil di seberang sanna pasti sudah kelojotan dengan nafsu besar nya, lagi pula Vania sudah memperlihatkan bokong nya yanng sudah di rawat membuat lelaki itu tak sadar tujuan awal nya.
"Oke aku pulang segera, tunggu ya",ucap Kamil dengan penuh hasrat karena tingkah Vania.
"Aku menang!",teriak Vania tertahan di dalam kamar nya.
Vania bersorak senang, dia melihat Vanila pergi dengan menaiki taksi keluar rumah.
"Selamat makan sendirian Vanila",ucap Vania penuh dengan kemenangan.