NovelToon NovelToon
BALAS DENDAM RATU MAFIA

BALAS DENDAM RATU MAFIA

Status: tamat
Genre:Kehidupan di Kantor / Identitas Tersembunyi / CEO / Bullying dan Balas Dendam / Mafia / Balas dendam pengganti / Tamat
Popularitas:16.9k
Nilai: 5
Nama Author: Archiemorarty

Ketika Violetta Quinn, saudari kembar yang lembut dan penurut, ditemukan tak sadarkan diri akibat percobaan bunuh diri, Victoria Thompson tak bisa menerima kenyataan itu begitu saja. Tidak ada yang tahu alasan di balik keputusasaan Violetta, hanya satu kenangan samar dari sang ibu: malam sebelum tragedi, Violetta pulang kerja sambil menangis dan berkata bahwa ia 'Tidak sanggup lagi'.

Didorong rasa bersalah dan amarah, Victoria memutuskan untuk menyamar menggantikan Violetta di tempat kerjanya. Namun pencarian kebenaran itu justru membawanya ke dalam dunia gelap yang selama ini Victoria pimpin sendiri; Black Viper. Jaringan mafia yang terkenal kejam.

Di sanalah Victoria berhadapan dengan Julius Lemington, pemilik perusahaan yang ternyata klien tetap sindikat Victoria. Tapi ketika Julius mulai mencurigai identitas Victoria, permainan berbahaya pun dimulai.

Victoria masuk dalam obsesi Julius.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Archiemorarty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 11. DEKAT?

Julius tidak terburu-buru. Di luar, hujan masih menetes pelan menyisakan kabut tipis yang mengaburkan jalan. Di dalam mobil, Victoria menatap rumah besar itu, rumah Julius ... dengan perasaan campur aduk: enggan, waspada, tapi ada juga kenyamanan yang tak bisa ia tolak.

"Kalau kau hendak menjemput masalah, setidaknya bilang dulu biar aku menyiapkan sarung tangan. Jangan tiba-tiba menembak seseorang lalu membawaku ke rumahmu, kupukul kau kalau sampai macam-macam," tukas Victoria yang cemberut saat mereka turun dari mobil, meski tubuhnya masih gemetar akibat adrenalin.

Julius meraih tangannya dengan ringan dan menariknya masuk. "Kau sudah basah kuyup. Aku tidak akan membiarkanmu pulang seperti itu, Baby."

"Kau yakin membiarkan mereka tergeletak dj jalan seperti itu? Bagaimana jika polisi menemukannya?" tanya Victoria.

"Kalau pun polisi menemukannya dan sekali pun tahu aku pelakunya. Mereka tidak ajan bisa apa-apa dan hanya tutup mulut," jawab Julius penuh percaya diri.

"Kau bahkan lebih mengerikan dari ayahku," kata Victoria.

"Percayalah ayahmu lebih mengerikan. Dan aku tidak mau dihajar olehnya karena membiarkan putrinya sampai sakit karena aku tidak mengurusnya dengan benar sekarang. Jadi masuk dan hangatkan dirimu," kata Julius dengan senyum khas dirinya.

Di dalam, hangat. Pemanas ruangan bekerja, aromanya bukan yang mencolok, lebih ke kayu terbakar halus dan kopi yang tidak terlalu pekat. Julius mengarahkan Victoria ke kamar mandi sementara ia juga membersihkan diri di kamarnya. Mengganti pakaian yang lebih bersih.

Victoria menatap diri di kaca kamar mandi. Rambutnya masih menetes, selembar kain handuk ditekan ke kepala. Ia mengangkat tangan, mulutnya ternganga, lensa kontak sebelah hilang. Satu mata biru saja yang menatap balik padanya di cermin, jernih dan dingin, sangat berbeda dengan mata cokelat adiknya yang ia tiru. Jantungnya berdebar sejenak, bukan karena rasa takut, melainkan karena melihat dirinya sendiri tanpa topeng.

Ia melepas lensa kontak yang satunya lagi perlahan, merasakan kelegaan aneh. Selama nyaris dua minggu, ia menahan identitasnya, menahan warna matanya sendiri. Sekarang, di kamar mandi orang lain, ia bisa menarik napas dan menjadi Victoria. Namanya sendiri terasa lebih nyata.

Julius mengetuk pintu sekali, lalu masuk membawa pakaian yang ia letakkan di kursi. "Ganti saja itu. Pakaian ini, longgar, tapi hangat," kata Julius, lalu meninggalkan kamar.

Victoria menatap tumpukan kaus dan celana yang jelas-jelas tidak dibuat untuk tubuhnya, terlalu besar di bahu, panjang di kaki, namun sangat berguna. Ia mengganti pakaian dengan cepat, berjalan keluar sambil mengusap rambut yang masih basah.

Julius berdiri dengan sikap tegap di ruang tengah, menatapnya dengan sesuatu yang mirip kepuasan.

"Lihat? Tidak begitu buruk. Kau terlihat ... berbeda," kata Julius, suaranya tenang tapi mata itu tak bisa disangka-sangka tajam.

Victoria menyikut dagunya. "Berarti aku lebih tampan sebagai laki-laki kalau begitu."

"No, you look sexy for me, Baby. Make me want to eat you now," ujar Julius dengan mata penuh penahanan diri agar tidak menarik gadis itu ke kamar dan menerkamnya.

"Pervert," tukas Victoria.

Julius tertawa. Tawa yang ringan dan lepas.

"Aku lapar. Dan omong-omong, pekerjaan lapangan hari ini payah. Barang banyak yang harus dicek, laporan menumpuk. Tunggu ... kenapa aku jadi menghayati hidup Violetta sampai seperti ini ya? Padahal aku datang bukan untuk bekerja," ujar Victoria setengah mengomel.

Julius mengangkat alis. "Mungkin karena kau memang punya rasa tanggung jawab yang besar. Atau karena kau menikmati permainan peranmu sendiri." Ia tersenyum samar, lalu mencium pipi Victoria sekali, singkat, romantis dan seperti menunjukkan kepemilikan.

Victoria menatapnya kaget, mukanya memerah sekaligus marah, namun ia tak sempat membalas karena Julius sudah berjalan ke dapur.

Setengah jam kemudian, Julius kembali membawa dua piring spaghetti sederhana, bukan restoran berbintang, tapi dimasak dengan rasa yang membuat perut Victoria mendesis dengan syukur. Mereka duduk di sofa lebar; Julius menyalakan film yang entah dari mana ia tahu selera Victoria, sekilas remaja romantis yang menghibur, tapi cukup untuk membuat suasana ringan.

Victoria mengunyah cepat, sambil mengomel tanpa henti tentang Leon. "Pria itu brengsek. Berani-beraninya berbuat hal seperti itu dengan Kelly di ruang kerjanya di kantor! Dia berpura-pura jadi kekasih adikku tapi seenaknya tidur sama teman adikku sendiri! Ingin sekali aku menghabisinya." Suaranya naik turun seiring suapan demi suapan.

Julius mendengarkan, setengah serius, setengah menikmati. "Kau ingin aku mengurusi Leon?" tanyanya santai.

Victoria menatapnya tajam. "Kalau kau berani menyentuhnya, aku tidak akan berhenti menertawakannya saat dia memohon ampun." Ia menggertakkan gigi. "Benar-benar ingin kutendang kemaluannya sampai dia tidak bisa lagi berbuat semaunya."

Julius tertawa pelan, tapi matanya tetap waspada. "Kau bisa saja melakukannya. Kau tidak pernah kekurangan keberanian." Ia mengambil serbet dan dengan gerakan lembut yang membuat Victoria sedikit malu, menghapus sisa saus di sudut bibirnya.

Sentuhan itu sederhana, namun terasa intim. Victoria menahan napas.

"Mau tahu sesuatu yang lucu?" Julius berkata, suaranya menurun. "Kau membuatku terkejut. Kau tidak menganggapku orang asing, padahal kita baru bertemu beberapa kali. Tapi mungkin itu yang membuatmu berbeda ... kau memberi orang kesempatan, atau mungkin kau hanya pandai menilai siapa yang bisa kau percaya."

Victoria menatap ke layar, lalu kembali mengunyah. "Mungkin aku lelah, mungkin karena malas bertengkar denganmu. Atau mungkin aku sengaja memilih untuk berpura-pura. Aku tidak terlalu peduli siapa tahu siapa. Yang penting tidak mengusik kesabaranku."

Julius tersenyum. Ia tahu itu karena gadis di depannya ini terlalu independen, dan ketika ada orang yang bisa menangani kemandiriannya. Maka alam bawah sadar gadis itu akan melunak seperti anak kecil. Lucu. Ingin sekali Julius mengurung gadis ini hanya untuknya sendiri sekarang.

Mereka selesai makan. Julius berdiri, mengambil piringnya. Dengan gerakan terampil, ia mengelap sekitar mulut Victoria sekali lagi, kali ini lebih lama, lebih lembut.

Victoria mengangkat tangan, hendak menepis, namun tubuhnya terasa lelah, lebih lelah dari biasanya, sepanas tubuh yang baru saja dipaksa melepaskan ketegangan.

"Aku ingin pulang," kata Victoria pelan.

Julius menyeringai. "Tidak. Kau akan tidur di sini." Ia menatapnya dengan intens, lalu dengan gerakan cepat menarik selimut kecil dari sofa dan menempatkan bantal di belakang kepala Victoria. "Berbaring," perintahnya lembut, namun otoritatif.

Victoria mencoba melawan, mengangkat kepala. "Julius, kalau kau berani mengunci aku di sini-" ia menggertak.

Julius membalas dengan candaan datar, namun matanya serius. "Kalau kau bangun dan kau merasa terikat, jangan khawatir. Itu hanya karena aku terlalu sayang." Lalu ia menambahkan, pelan, "Atau mungkin kau sudah terikat olehku tanpa sadar."

Victoria melepas napas panjang, menguap besar. "Aku akan membakar rumahmu kalau kau berani berbuat aneh-aneh," katanya setengah mengoceh setengah mengancam.

Julius tidak menjawab. Ia duduk di pojok sofa, mengelus kepala Victoria dengan lembut sampai napas gadis itu merata, dan matanya mulai terasa berat. Senyum tipis terlukis di wajah pria itu saat melihat Victoria tenggelam dalam kantuk yang damai.

Setelah memastikan Victoria terlelap sempurna, Julius bangkit perlahan. Ia mengambil telepon dari meja kecil, menatap layar sebentar, lalu menekan nomor yang familiar. Suaranya berubah ketika berbicara; serius, padat instruksi.

"Henry, malam ini ada percobaan ... pembunuhan. Mereka menargetku. Dua orang bersenjata; plat mobil palsu. Aku membawa wanitaku, Victoria. Hubungi Jonathan, beritahu dia yang terjadi. Aku tidak ingin sampai terjadi sesuatu pada wanitaku yang tidak aku ketahui," perintahnya.

Julius mendengar jawaban di ujung sana, lalu menambahkan, "Jangan beri tahu siapa pun selain Jonathan sampai aku beri lampu hijau. Kita akan lihat siapa yang berani bermain api denganku."

Percakapan itu singkat, cara Julius berbicara seperti memberikan perintah militer. Setelah menutup telepon, ia menatap Victoria untuk sesaat, mata biru yang sekarang tertutup, napas tenang karena lelah, wajahnya yang tanpa topeng Violetta. Julius menempelkan jari di bibirnya, seperti berjanji dalam hati bahwa ia tidak akan membiarkan wanitanya, obsesinya, sampai terluka.

Julius perlahan mengangkat tubuh Victoria perlahan, membawanya masuk ke kamar agar gadis itu mendapatkan tidur yang baik. Walau dalam hati ketika ia melihat Victoria dalam genggaman tangannya dalam keadaan tak bedaya seperti ini membuatnya lagi-lagi harus menahan diri untuk tidak mengklaim gadis ini malam ini.

1
mimief
selalu bisa memuaskan dahaga ku dalam membaca serial mu Thor.
menunggu karya mu yg lain
Archiemorarty: Terima kasih udah baca ceritanya kak 🥰
total 1 replies
mimief
lah....kok Dikti amet Thor
aku cuman sehari semalem Lo bacanya..

but.. anyway

nice ending
beautiful story'
menurut ku ceritamu selalu mempunyai pesonanya masing masing
yg ini juga, walaupun bagaimanapun kembar adalah kembar bukan?
mereka punya jiwa satu diraga yg berbeda..
tapi tetep tidak menghilangkan ke Khasan serial detektif nya di setiap novel mu
terimakasih atas cerita epic nya Thor 😉
Archiemorarty: Terima kaish juga kak udah baca. memang dikit dibuatnya karena banyak yg gx suka cerita terlalu berat begini 🤭
total 1 replies
mimief
black Mantis yg kasus Lucas sama rose itu kan ya Thor?
Archiemorarty: betull 🤭
total 1 replies
mimief
ternyata...ga cuman jadi jalang Kelly tu
tapi jadi penghianat juga
lengkap amet bobrok nya
mimief
tapi enak bgt ga si..kalau langsung mati..
dia ga ngerti penderitaan para korban nya
eehh...ga boleh nya mikir nya begini 😔
Archiemorarty: Kalau dia hidup justru kemungkinan ada korban lagi walau di penjara 😌
total 1 replies
mimief
sold out semua ya gaes
para anak perempuan nya Thompson....
mimief
wanita manapun kl dikondisi seperti itu pasti akan setengah gila
apalagi vio yg murni
Archiemorarty: Benar itu 😌
total 1 replies
mimief
lega...tapi kyk masih ada yg menggantung
mimief
kalian tau real psyco itu selalu membalut karakter nya sebagai orang yg sempurna.tapi...karena telalu sempurna jadi seperi cangkang kosong.
seperti yg Vivi liat di perusahaan ketika pertama kali datang.
dan...biasanya IQ mereka diatas rata rata
tapi karena terlalu jenius sampai menganggap mereka Tuhan yg boleh mempermainkan emosi orang seenaknya
Archiemorarty: Benar itu, sikopet terbaik itu bukan yang macam bun bun atau yg darah darah, tapi yang diluar keliatan kayak orang paling baik sedunia tapi dalamnya pinter manipulasi sekitarnya. dan pastinya IQ mereka tinggi tapi EQ nya rendah dan hampir gx ada 😌
total 1 replies
mimief
waduh... waduuh
mimief
kyk nonton film action yaaa
mimief
permainan psikologis sangat melelahkan bukan?
kereeeen bgt si kamyuuu
mimief
aku.. speachless
gimana donk nolongin nya
mimief
huaaaaaaa....aku yg merinding
mimief
wahhhh...masa lalu yg akan menyeret masa depan nya
mimief
mungkin Ade nya disiapkan jadi kambing hitam atas konspirasi tertentu...
sebabnya Kelly dan Leon memanipulasi sedemikian rupa
mimief
pantes...ga pernah mau ngelindungi
wong dia termasuk yg merencanakan pembullyan nya juga
mimief
iya ....ya??
kenapa ampe mendalami peran amet🤣🤣
mimief
bagaimana rasanya jika permainan dibalik
apakah masih menyenangkan?
pasti donk
itu sebabnya ibuku berkata,polos sama bodoh itu beda tipis
untuk bertahan hidup di dunia ini, terkadang kita harus cerdik,licik boleh
anggep aja ini mekanisme pertahanan hidup 🤣
Archiemorarty: Bener itu 🤣
total 1 replies
mimief
pantesan adenya lama lama stress
adapa sama orang orang ini
kaya pada punya kelainan jiwa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!