Hari ini aku bangun kesiangan karena tadi malam Tuan Edward melakukan permainan panasnya hingga hampir pagi. Aku rasa Tuan Edward semakin hari semakin bernafsu menguasai tubuhku.
Disaat aku terbangun, aku tidak menemukan sosok Tuan Edward disamping ku. Aku segera bangkit dan mencari sosoknya dikamar mandi, namun sepertinya kamar mandi sudah digunakan olehnya.
Kemudian aku mendekati jendela dan melihat sekeliling Villa untuk mencari keberadaan Tuan Edward. Namun aku tidak menemukan sosoknya dimana-mana.
Aku segera meraih kimono mandi untuk menutupi tubuh polos ku kemudian mengenakannya.
Aku semakin penasaran dimana suami dingin ku itu berada. Ya, sikapnya selalu dingin namun jika ditempat tidur, ia begitu Hot!
Dengan langkah cepat, ku turuni anak tangga. Dan terus memperhatikan sekeliling ku. Aku terus melangkahkan kakiku tanpa mempedulikan wajahku yang masih amburadul karena baru saja bangun tidur.
Di kejauhan kulihat Chelsea sedang bicara dengan dua orang laki-laki. Mereka terlihat sangat serius. Entah apa yang sedang mereka bicarakan. Aku menghampiri Chelsea dan menanyakan keberadaan suami dingin ku.
"Hai, Nona Chelsea... kau tahu dimana Tuan Edward berada?!" tanyaku seraya menghampiri ketiga orang itu.
Kedua laki-laki itu nampak memperhatikan penampilan ku saat ini. Mereka menatap ku dari ujung kepala hingga ujung kaki. Dan tatapan mereka itu membuatku sedikit ketakutan.
Sedangkan Chelsea tersenyum sinis kepadaku kemudian menyilangkan kedua tangannya ke dada.
"Kenapa kau bertanya kepadaku? Bukankah kamu itu istrinya, seharusnya kamu tahu dimana suami mu berada!"
Ucapan Chelsea terdengar ketus. Ya, dia memang tidak pernah menyukai ku. Dan aku tau kenapa dia tidak menyukai ku, karena kemarin ia mengakui kalau ia begitu tergila-gila pada sosok suami dingin ku itu.
Aku sama sekali tidak terkejut dengan jawabannya. Karena Tuan Edward itu memang keren dan tajir melintir, siapa sih yang tidak tergila-gila kepadanya.
Aku saja tergila-gila pada sosok Tuan Edward tapi bukan karena dua alasan itu. Alasan ku tergila-gila padanya karena dia adalah suamiku.
"Aku cuma bertanya, Nona Chelsea! Kalau tidak tahu, ya sudah tidak apa-apa." ucap ku,
Akupun turut kesal mendengar jawabannya yang seperti itu. Aku berpaling dan ingin beranjak dari tempat itu. Namun baru saja aku melangkah, Chelsea kembali membuka suaranya.
"Tuan Edward kembali ke kota. Ada meeting penting yang harus ia hadiri dan tidak bisa diwakilkan oleh siapapun termasuk Lee." ucap Chelsea,
Lee, Assisten pribadi Tuan Edward yang selalu setia mengekor kepadanya. Kini ia menggantikan posisi Tuan Edward untuk sementara, mengurus seluruh perusahaan milik Tuan Edward di kota. Berhubung Tuan Edward tidak bisa bolak-balik dari desa ke kota karena jaraknya lumayan jauh.
Aku berbalik kemudian tersenyum kepada Chelsea. Chelsea memasang wajah jutek kepadaku, tapi aku mulai terbiasa dengan wajahnya yang seperti itu.
"Mungkin karena Tuan Edward begitu menyayangi ku, hingga ia tidak tega membangunkan aku untuk berpamitan." sahut ku
Aku melenggang pergi meninggalkan Chelsea. Sedangkan Chelsea tampak sangat kesal mendengar jawaban dariku. Kudengar ia menggerutu, namun aku tidak mempedulikannya dan terus melangkah pergi.
Aku kembali ke kamar Tuan Edward. Aku ingin segera mandi karena tubuhku sudah terasa tidak nyaman.
Setelah selesai melakukan ritual mandi ku, aku segera mengenakan kimono mandi. Sambil mengeringkan rambut panjang ku dengan menggunakan handuk, aku melangkah menuju kamar.
Aku begitu terkejut ketika melihat Chelsea sudah berada ditempat tidur Tuan Edward. Dia tersenyum kepadaku sambil menggeliatkan tubuhnya yang seksi itu.
"Mau apa kamu kesini, Nona Chelsea?!"
Aku terus memperhatikan gelagat nya yang sangat aneh itu. Chelsea bangkit dan sekarang ia duduk diatas tempat tidur sambil tersenyum manis padaku.
"Edward pasti belum pernah menceritakan hubungan kami yang sebenarnya padamu kan, Laura?! Apa kamu tau, setiap malam kami lewati dengan permainan panas ditempat tidur ini..."
Ucapan Chelsea membuat telingaku terasa panas. Bahkan hatiku pun rasanya ikut terbakar. Tapi aku tidak boleh memperlihatkan ekspresi ku yang sebenarnya kepada Wanita ini.
Aku yakin dia akan semakin senang jika aku cemburu. Aku mencoba tetap tenang dan ku pasang senyuman semanis mungkin kepadanya.
"Benarkah? Lalu kenapa Tuan Edward tidak menikahi mu? Bukankah kalian sudah melakukan hal itu, seharusnya kamu tuntut lelaki itu untuk segera menikahi mu, Nona Chelsea." sahut ku.
Raut wajah Chelsea sempat berubah setelah mendengar ucapan ku. Namun cuma sebentar, setelah itu ia kembali memasang senyuman manisnya kepadaku.
"Aku memang akan meminta Edward untuk menikahi ku tapi setelah dia menceraikan dirimu dan Helen si bodoh itu."
Aku memijit kening ku sambil tersenyum. Walaupun kata-kata Chelsea begitu menyakitkan namun aku masih bisa menahannya. Aku masih bisa tersenyum untuk menutupi rasa sakit hatiku.
"Kita lihat saja nanti, Nona Chelsea. Apakah Tuan Edward akan segera menceraikan aku atau tidak." sahut ku.
Tiba-tiba Chelsea bangkit dan menghampiri ku. Wajah aslinya kini terlihat. Ia sepertinya sangat marah padaku.
"Kau ingat ya, Laura! Kau itu hanya sebagai wanita pemuas nafsu Tuan Edward. Jadi jangan pernah bangga karena bisa berada satu ranjang dengannya! Kau itu tidak lebih dari seorang jalang!"
Ucapan kasar Chelsea begitu melukai hatiku. Dia bahkan mengacungkan jarinya kedepan wajahku.
Aku menghela nafas panjang kemudian mencoba tersenyum kepada Wanita itu.
"Jadi apa bedanya dengan mu, Nona Chelsea? Kau juga ditiduri oleh Tuan Edward, kan? Bahkan sampai sekarang kau tidak dinikahi olehnya. Berarti masih mending aku, aku sudah sah menjadi istrinya walaupun ia hanya menikahi ku secara siri."
Chelsea benar-benar meradang, ia mengangkat tangannya ke udara dan bersiap ingin memukul wajahku.
Aku memejamkan mata sambil mengangkat kedua tangan untuk melindungi wajahku dari pukulan nya.
Namun ternyata Chelsea tidak senekat Nyonya Helen. Dia tidak berani menyentuh ku. Dia hanya bisa berkata kasar padaku tapi tidak berani menyakiti fisik ku.
Aku membuka mata, nampak wajah Chelsea memerah kemudian ia bergegas meninggalkan kamar Tuan Edward.
Kini tinggal aku yang terdiam di ruangan itu sambil mengingat perkataan yang begitu menyakitkan dari Chelsea. Aku masih berharap apa yang dikatakannya padaku itu tidak benar.
Jika benar Tuan Edward dan Chelsea sudah sering melakukan hal itu dikamar ini, itu artinya Tuan Edward adalah lelaki yang menjijikkan.
Lelaki yang tidak pantas untuk dicintai. Dan aku berjanji, jika ternyata yang dikatakan oleh Chelsea itu benar, maka sejak saat ini aku akan berhenti mencintainya.
Aku juga akan pergi meninggalkannya. Pergi sejauh-jauhnya dari lelaki itu. Dan aku tidak peduli walaupun keluarga ku harus menanggung akibatnya. Menanggung kemarahan Tuan Edward.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Dewi Zahra
sabar ya Laura
2023-08-19
0
Siti Aisyah
betul sekali pemikiran mu Laura..bila orang sdh tdk menghargai kita mending lari aja..jgn nengok lg kebelakang..
2022-12-09
0
Caramel Latte
ya gitu ja Laura, aku padamu
2022-07-01
1