Hukuman Nyonya Helen

Setelah selesai membantu Tuan Edward berpakaian dan bersiap-siap, Tuan Edward mengajakku ke ruang makan untuk sarapan bersama.

Tuan Edward menggandeng tanganku hingga ke ruang makan. Dan ternyata diruangan itu, Nyonya Helen sudah duduk manis menunggu sang suami.

Dia nampak tidak suka ketika Tuan Edward menggandeng tanganku didepan matanya. Tapi Tuan Edward sama sekali tidak mempedulikan reaksi istri pertama istrinya itu.

"Tuan, sebaiknya aku sarapan nya nanti saja. Aku masih kenyang..." ucap ku sambil memperhatikan wajah Tuan Edward yang selalu dingin.

Dia menoleh kearah ku, tatapan nya begitu dingin. Aku jadi ketakutan dibuatnya.

"Baik, Tuan. Tidak jadi." sambung ku.

Akupun dengan terpaksa ikut sarapan bersama mereka. Beberapa kali aku melirik Nyonya Helen, dia terus menatap ku dengan penuh kebencian.

Sedangkan Tuan Edward, lelaki itu tetap sama. Wajahnya tetap dingin bahkan dengan istri pertamanya.

Di meja makan sudah tersedia berbagai hidangan yang begitu mewah buatku. Aku yang hanya terbiasa dengan makanan sederhana seperti nasi dengan lauk tahu, tempe atau telor ceplok. Dan sekarang aku bisa menikmati berbagai lauk yang begitu mewah.

Disaat aku masih bergelut dengan pikirkan ku tentang makanan yang begitu banyak itu, tiba-tiba Nyonya Helen angkat bicara,

"Bagaimana malam kalian. Pasti sangat menyenangkan!" ucap Nyonya Helen, dia menatapku kemudian beralih kepada Tuan Edward.

"Bukan urusan mu!" sahut Tuan Edward.

Aku tidak berani ikut campur dengan urusan pasangan itu. Karena peran ku disini hanya sebagai seorang selir untuk Tuan Edward.

"Ambil apapun yang ingin kamu makan! Makan yang banyak karena tubuh mu itu sangat kurus!" ucap Tuan Edward, bahkan tanpa menoleh padaku.

Astaga, aku sangat malu! Aku dikatakan kurus oleh Tuan Edward. Bahkan Nyonya Helen sempat tersenyum sinis ketika mendengar perkataan lelaki itu.

Setelah beberapa saat, sarapan pun selesai dalam keheningan. Baik Nyonya Helen maupun Tuan Edward tidak mengeluarkan sepatah katapun lagi.

Apalagi aku. Hanya suara dentingan garfu dan sendok yang saling beradu satu sama lain.

"Aku berangkat!" ucap Tuan Edward.

Nyonya Helen segera menghampiri suaminya dan memberikan sebuah kecupan hangat. Kemudian dia mengantarkan Tuan Edward hingga sampai ke halaman rumah.

Aku hanya berani mengikuti langkah kaki mereka dari belakang. Bahkan hingga ke halaman depan. Tuan Edward sempat menatapku sebelum ia masuk kedalam mobilnya.

Kini tinggal aku dan Nyonya Helen. Nyonya Helen menyeringai sambil mendekatiku.

Tiba-tiba saja dia menjambak rambutku dengan sangat keras. Kemudian menyeret ku tanpa melepaskan cengkeraman nya di kepalaku.

"Ampun Nyonya, sakit!" aku mencoba memelas pada wanita itu namun dia sama sekali tidak mempedulikan rintihan ku.

Aku benar-benar kesakitan. Rambutku terasa ingin lepas dari kulit kepalaku. Beberapa kali aku hampir saja terjatuh karena kakiku tidak seimbang mengikuti langkahnya.

Nyonya Helen berhenti menyeret ku, ketika sudah berada di ruang utama. Dia masih mencengkeram erat rambutku sambil menatap ku dengan tatapan penuh kebencian.

"Apa tadi malam kalian bercinta?!" tanya Nyonya Helen dengan penuh amarah kepadaku.

Aku tidak menjawab. Jika aku jujur, mungkin saja wanita itu akan semakin menyakiti ku. Namun berbohong pun rasanya tidak mungkin.

"Katakan!!!" teriaknya, dia bahkan semakin memperkuat cengkeraman nya hingga airmata ku meleleh karena menahan sakit.

Akupun tidak kuasa menahan sakitnya, hingga akhirnya aku memilih mengakuinya dengan mengangguk kan kepalaku.

Nyonya Helen melepaskan cengkeraman nya dari rambutku. Akhirnya aku lega karena rasa sakit di kepalaku menghilang. Tapi,

Plakkk!!!

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi kanan ku. Aku bahkan sampai terjatuh ke lantai karena saking kerasnya tamparan Nyonya Helen.

Aku tak sanggup menahan sakit ku, hingga akhirnya akupun menangis terisak di lantai sambil mengelus pipiku yang terasa sakit.

"Dasar jal*ng!" hardiknya,

Aku tidak mampu melawannya, aku takut. Aku takut Nyonya Helen akan semakin beringas kepadaku.

"Bibi!!!"

Nyonya Helen berteriak memanggil pelayan dirumah megah itu. Tidak berselang lama, seorang pelayan mendekatinya sambil berlari tergopoh-gopoh.

"Iya, Nyonya?!" ucap pelayan itu,

"Berikan salah satu pakaian mu yang sudah tidak terpakai kepadaku!!!" titah nya.

"Baik, Nyonya!"

Pelayan itu segera pergi meninggalkan aku dan Nyonya Helen di ruangan itu.

Aku masih duduk di lantai sambil menatap Nyonya Helen yang bertolak pinggang dihadapan ku.

Pelayan itu kembali lagi dengan membawa selembar pakaian miliknya.

"Ini, Nyonya!" Pelayan itu menyerahkan pakaiannya kepada Nyonya Helen.

Nyonya Helen menyambutnya kemudian melemparkan nya ke wajahku.

"Segera ganti pakaian mu! Kamu itu tidak cocok jadi Nyonya dirumah ini, kamu itu lebih cocok jadi pelayan!" hardik nya.

Pakaian itu tepat mengenai wajah ku. Aku meraih nya kemudian memegang pakaian itu. Nyonya Helen duduk di sofa sedangkan aku segera bangkit dan menuju kamar mandi.

Dengan langkah gontai, aku berjalan menuju kamar mandi untuk mengganti pakaian ku dengan pakaian yang dilempar oleh Nyonya Helen.

Sekarang aku sudah mengenakan pakaian itu. Sebuah daster lusuh yang sudah tidak layak untuk dipakai.

Akupun kembali menghadap Nyonya Helen dan dia tertawa puas setelah melihat penampilan ku saat ini.

"Begitu, baru cocok! Sekarang lakukan tugas mu sama seperti pelayan lainnya. Awas saja jika ku lihat kamu bermalas-malasan. Aku tidak akan segan-segan untuk menyakiti mu! Kau dengar itu, Laura!!!" hardik Nyonya Helen.

"Baik, Nyonya!" sahut ku.

Aku segera pergi dari hadapannya dan melakukan tugasku. Aku membantu pelayan yang sedang membersihkan rumah megah itu.

Aku rasa ini lebih baik daripada aku harus mendapatkan cacian dan hukuman yang dilancarkan oleh Nyonya Helen.

Walaupun ini melelahkan, paling tidak aku tidak akan kesakitan karena di jambak ataupun di pukul olehnya.

Derita hidup ku berlanjut hingga di rumah ini. Aku keluar dari mulut Harimau dan sekarang masuk ke mulut Singa lapar. Jadi tidak ada bedanya baik itu tinggal bersama keluarga ku maupun tinggal bersama Suamiku.

Bahkan perlakuan Nyonya Helen tidak jauh berbeda dengan perlakuan yang aku dapatkan dari Ibu dan Adikku, Eliza.

Aku benar-benar kelelahan, bahkan lebih lelah daripada bekerja di Mini market dulu. Disana, aku masih bisa beristirahat dan pekerjaan ku pun tidak terlalu melelahkan.

Sedangkan disini, aku sama sekali tidak diperbolehkan untuk istirahat. Ada saja yang harus aku lakukan. Nyonya Helen terus memberi ku tugas tanpa membiarkan aku beristirahat sedikitpun.

Keringat ku terus mengucur deras dari kening ku. Sudah beberapa kali aku menyeka nya, namun keringat itu tetap meleleh diantara pelipis ku.

Aku memperhatikan jam mewah yang berada diruang utama. Tidak terasa, hari sudah menjelang sore. Mungkin sebentar lagi Tuan Edward akan kembali dari kantornya. Sepertinya aku harus segera membersihkan diriku dan mengganti pakaian ku.

***

Terpopuler

Comments

Dewi Zahra

Dewi Zahra

kasian Laura nya

2023-08-18

0

Muhammad Iqbal

Muhammad Iqbal

semoga nasib berubah lambat lain ya nakkk😴😰😪😭😱😵🥱😭😪😰😴

2023-01-29

0

Siti Aisyah

Siti Aisyah

resiko jd istri yg tdk diinginkan..
#mati segan hidup pun tau beruntung..kalimat itu yg mungkin pas utk Laura..poor Laura🥺🥺

2022-12-09

0

lihat semua
Episodes
1 Laura
2 Harry
3 Melarikan Diri
4 Kedatangan Mr. CEO
5 Kenapa Harus Aku?
6 Hari pernikahan
7 Malam ku bersama Mr. CEO
8 Hukuman Nyonya Helen
9 Ancaman Tuan Edward
10 Hukuman Nyonya Helen 2
11 Laura tahu
12 Kedatangan Harry
13 Villa
14 Nasi Goreng
15 Perkebunan
16 Chelsea
17 Pengakuan Tuan Edward
18 Tamu tak diundang
19 Ada apa dengan Laura?
20 Telor Ceplok
21 Memanggil Dokter
22 Positif Hamil
23 Harry
24 Kembali Dingin
25 Foto
26 Kembali
27 Dirumah Ibu
28 Dirumah Ibu Part 2
29 Tuan Edward vs Chelsea
30 Masa Lalu Tuan Edward
31 Masa lalu Tuan Edward part 2
32 Cincin Pernikahan
33 Kedatangan Tuan Edward
34 Baju Couple
35 Baju Couple Part 2
36 Kedatangan Harry 2
37 Menjenguk Nyonya Helen
38 Akhirnya Harry Tahu
39 Penyesalan Harry
40 Makan Bersama
41 Kembali Ke Kota
42 Dinner Romantis
43 Eliza Berkunjung
44 Mengunjungi Mama
45 Menemani Mama
46 Tentang Ayah
47 Pertengkaran kecil
48 Berbaikan
49 Jadi Nyonya Perusahaan
50 Jadi Nyonya Perusahaan 2
51 Di Culik
52 Villa Tuan Arnold
53 Villa Tuan Arnold 2
54 Villa Tuan Arnold 3
55 Masa Lalu Tuan Arnold
56 Menjemput Laura
57 Pengakuan Helen
58 Laura Terjatuh
59 Baby Boy
60 Bertahanlah, Boy!
61 Keajaiban Dekapan Seorang Ibu
62 Baby Edra
63 Welcome Home, Baby Edra!
64 Masih Pesta Baby Edra
65 Penyesalan Eliza
66 Pernikahan Tuan Arnold
67 Menikahlah Denganku
68 Lee Vs Reva
69 Hari Pernikahan
70 Dede Baby
71 Pengumuman
72 Seanson 2 : Bab 1
73 Bab 2
74 Bab 3
75 Bab 4
76 Bab 5
77 Bab 6
78 Bab 7
79 Bab 8
80 Bab 9
81 Bab 10
82 Bab 11
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Laura
2
Harry
3
Melarikan Diri
4
Kedatangan Mr. CEO
5
Kenapa Harus Aku?
6
Hari pernikahan
7
Malam ku bersama Mr. CEO
8
Hukuman Nyonya Helen
9
Ancaman Tuan Edward
10
Hukuman Nyonya Helen 2
11
Laura tahu
12
Kedatangan Harry
13
Villa
14
Nasi Goreng
15
Perkebunan
16
Chelsea
17
Pengakuan Tuan Edward
18
Tamu tak diundang
19
Ada apa dengan Laura?
20
Telor Ceplok
21
Memanggil Dokter
22
Positif Hamil
23
Harry
24
Kembali Dingin
25
Foto
26
Kembali
27
Dirumah Ibu
28
Dirumah Ibu Part 2
29
Tuan Edward vs Chelsea
30
Masa Lalu Tuan Edward
31
Masa lalu Tuan Edward part 2
32
Cincin Pernikahan
33
Kedatangan Tuan Edward
34
Baju Couple
35
Baju Couple Part 2
36
Kedatangan Harry 2
37
Menjenguk Nyonya Helen
38
Akhirnya Harry Tahu
39
Penyesalan Harry
40
Makan Bersama
41
Kembali Ke Kota
42
Dinner Romantis
43
Eliza Berkunjung
44
Mengunjungi Mama
45
Menemani Mama
46
Tentang Ayah
47
Pertengkaran kecil
48
Berbaikan
49
Jadi Nyonya Perusahaan
50
Jadi Nyonya Perusahaan 2
51
Di Culik
52
Villa Tuan Arnold
53
Villa Tuan Arnold 2
54
Villa Tuan Arnold 3
55
Masa Lalu Tuan Arnold
56
Menjemput Laura
57
Pengakuan Helen
58
Laura Terjatuh
59
Baby Boy
60
Bertahanlah, Boy!
61
Keajaiban Dekapan Seorang Ibu
62
Baby Edra
63
Welcome Home, Baby Edra!
64
Masih Pesta Baby Edra
65
Penyesalan Eliza
66
Pernikahan Tuan Arnold
67
Menikahlah Denganku
68
Lee Vs Reva
69
Hari Pernikahan
70
Dede Baby
71
Pengumuman
72
Seanson 2 : Bab 1
73
Bab 2
74
Bab 3
75
Bab 4
76
Bab 5
77
Bab 6
78
Bab 7
79
Bab 8
80
Bab 9
81
Bab 10
82
Bab 11

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!