Harry

Menjelang sore,

Saatnya aku pulang, setelah berkutat seharian penuh di toko itu. Aku melambaikan tanganku kepada salah seorang sahabat baik ku. Dan segera berlari menuju Bengkel di seberang toko.

Aku ingin menjemput si cantik Reva. Semoga saja uang ku cukup untuk membayar biaya pengobatan si Reva yang suka ngambek itu.

Setibanya disana, ternyata para montir di bengkel itu masih berkutat ria dengan oli dan sparepart kendaraan.

Aku mencoba mencari-cari keberadaan sosok Pria tampan yang tadi mengotak-atik Reva ku. Namun sepertinya dia sudah tidak ada, apa mungkin dia sudah pulang, ya? Tapi para montir lainnya masih bekerja, lalu kemana Pria itu?

Aku ingin menanyakan keberadaan montir tampan itu kepada montir lainnya namun aku malu. Hehe, apa ceritanya coba! Apa aku jatuh cinta pada pandangan pertama sama montir tampan itu?!

"Bagaimana Reva ku, sudah sadar belom?!" tanyaku pada salah satu montir yang sering menangani Reva, namun hari ini montir tampan itu yang menanganinya.

"Tentu saja, kalau langsung sang ahli yang turun tangan maka apapun penyakitnya akan kembali normal tapi..." ucap montir itu, sambil melirik tajam kearah ku. Aku jadi curiga jangan-jangan biayanya pasti mahal.

"Tapi, apa?!" tanyaku,

"Kamu harus bayar mahal untuk kali ini, maaf ya!" ucap Montir itu sambil terkekeh pelan.

Gila, bisa-bisanya dia terkekeh seperti itu?! Sedangkan aku pusing memikirkan biaya berobatnya si Reva. Aku menghela nafas panjang,

"Berapa aku harus membayar nya?" tanyaku,

Hatiku dag-dig-dug saat itu, takut uang ku tidak cukup.

"Cuma 250 ribu!" ucapnya,

Ah, Busyet! Dia bilang CUMA, cuma apa? uang ku cuma 100 ribu doang! Itu baru, Cuma! Alamat jalan kaki nih... Nasib, nasib!

"Ya sudah, Mas. Reva nya aku titip saja! Besok aku ambil deh, aku janji!" ucap ku.

"Ok, Laura cantik!" sahutnya.

Aku melangkah gontai, mana jalan yang harus aku tempuh sangat jauh lagi. Tiba-tiba aku mendengar suara klakson dari belakang ku, sontak aku berpaling karena terkejut tentunya.

Ternyata si Reva yang sedang melaju dibelakang ku. Dan siapa yang sedang menunggangi si Reva ku? Tampan bener, rambutnya sedikit gondrong dan wajahnya itu lo, tampan sekali.

Lelaki itu berhenti tepat disamping ku bersama si Reva. Aku terdiam ditempat ku sambil memperhatikan lelaki itu turun dari si Reva.

"Nih! Bawa saja, kamu bisa membayar nanti!" ucapnya sambil menyerahkan Reva kepada ku.

Aku memperhatikan lelaki itu secara detail ternyata dia adalah Montir tampan yang tadi pagi mengotak-atik Reva ku. Wah! aku senang sekali. Ternyata dia sangat tampan setelah membersihkan dirinya.

Wajahnya yang tidak lagi belepotan sama oli, terlihat jauh lebih tampan. Lihat pakaiannya yang melekat erat di tubuhnya, memperlihatkan lekuk perutnya yang kotak-kotak.

"Terimakasih ya, Mas!" ucap ku,

Dia terus melangkah kedepan dan tanpa menoleh, dia mengacungkan jempolnya padaku.

Akupun segera menaiki si Reva hingga tiba dirumahku, lebih tepatnya dirumah Ibuku. Disaat aku memarkirkan si Reva, aku berpapasan dengan Eliza dan dua temannya. Eliza menatap ku tajam, begitupula teman-temannya.

"Eh, Eliza! Sekali-sekali kek kita ajak Laura ke club biar rame!" ucap salah satu sahabat Eliza,

Eliza menatap remeh padaku, "Halah! Ngapain, dia itu kuno, coba kalian lihat pakaiannya!" sahut Eliza

Serempak mereka terbahak, menertawakan ku. Aku yang sempat terdiam didepan mereka, kemudian melangkahkan kakiku meninggalkan tempat itu. Semakin lama aku disana, akan semakin pedas perkataan mereka.

Aku terus berjalan menuju kamarku yang berada di ruangan paling ujung. Aku sempat berpapasan dengan Ibuku namun dia seolah tidak melihat diriku yang melewatinya.

***

Keesokan harinya,

Hari ini aku kembali melaju bersama Reva dan hari ini dia tidak ngambek-ngambek lagi. Ya iyalah berhenti ngambek, aku harus menggali tabungan ku lagi, mana banyak banget sampe 250 ribu.

Setibanya disana, bukannya langsung ke toko, aku malah mampir ke bengkel. Aku ingin bayar hutang ku sekaligus melirik Montir tampan itu.

Ketika aku memarkirkan Reva, seseorang memarkirkan sebuah motor sport bening blink-blink tepat disamping Reva. Lelaki itu melepaskan helm nya kemudian mengibaskan rambutnya.

Astaga! Aku membulatkan mataku! Ternyata lelaki itu adalah si Montir tampan. Aku terus memperhatikan dirinya,

"Hey, Nona! Kau menghalangi jalanku!" ucapnya,

"Oh, Maaf!"

Ternyata benar, karena saking terpesona nya, aku malah menghalangi jalannya.

"Ehm, Mas! Aku ingin bayar hutang ku kemarin." ucap ku sambil mengikuti langkah kaki jenjangnya.

Dia berhenti melangkah kemudian berpaling kearah ku.

"Kamu bisa serahkan langsung ke kasir." sahutnya

Setelah mengatakan hal itu, dia kembali melangkah dan akupun kembali mengikutinya. Aku memasuki Bengkel itu dan segera membayar hutang ku.

"Terimakasih!"

Setelah membayar hutang, akupun kembali ketempat kerja. Disaat jam kerja, mataku terus saja tertuju pada bengkel itu.

"Heh! Kamu kenapa sih?" tanya sahabatku, Mimi. Sapaan nya membuyarkan lamunan ku,

"Kenapa, apanya?" sahut ku

"Kok, kamu terus memperhatikan bengkel itu, memang ada apa?" tanya nya lagi sambil ikut memperhatikan bengkel itu.

Aku terkekeh, "Aku lagi memperhatikan cowok itu tuh! Lihat kan? Yang sedang bongkar mesin!" ucap ku sambil menunjuk kearah si Montir tampan.

"Hah?! Itukan si Pemilik Bengkel!" seru Mimi.

Aku mengerutkan kening ku, "Hah? Pemilik Bengkel?!"

"Astaga, Laura! Lelaki itu pemilik Bengkel. Apa kamu tidak tahu, disini kan cuma salah satu cabangnya. Sedangkan Bengkel nya berada di Kota X." seru Mimi lagi, sambil membulatkan matanya

"Kok kamu tahu, Mi?!"

"Ya, aku tahu lah! Ibu ku kan bekerja sebagai ART di kediaman Mr. Edward Sebastian, Ayahnya Lelaki itu."

"Benarkah? Apa kamu tahu siapa namanya?"

"Ehmm, Kalau tidak salah namanya Harry." sahutnya

Aku tersenyum, akhirnya aku tahu siapa namanya, "Harry!"

"Sudahlah, Laura... lupakan saja! Lelaki itu bagai Bintang di langit, bisa kau lihat namun tak mungkin dapat kau raih. Daripada kecewa, lebih baik belajar untuk melupakannya mulai dari sekarang." ucap Mimi sambil menepuk pundak ku.

Mimi pergi meninggalkan aku yang masih mematung sambil tersenyum melihat kearah bengkel itu.

***

Sore Menjelang,

Saatnya kami pulang dan aku melaju bersama Reva. Di perjalanan, tiba-tiba mataku tertuju pada sebuah motor sport yang terjengkang di tanah. Yang sepertinya motor milik Harry, si Montir Tampan.

Aku menghentikan Reva dan meletakkannya di tempat yang aman. Kemudian mencari keberadaan si Pemilik motor.

Tiba-tiba mataku membulat, Si Harry sedang dikerubuti oleh beberapa Preman bengis yang memegang senjata tajam.

Disaat salah satu Preman itu ingin menyerang Harry, aku reflek mengambil batu yang ada di tanah sebesar jari jempol dan melempar nya ke kepala Preman itu.

Sekarang, semua Preman itu menatap ku dengan tatapan membunuh. O-ow!!! Aku ketakutan disaat salah satu dari mereka mengacungkan senjata tajam itu kearah ku.

Astaga! Bodohnya aku... apa yang sudah aku lakukan?! Disaat para Preman itu ingin mendekatiku, Harry berlari kearah ku dan menggapai tanganku.

"Lari!!!" ucapnya sambil menggandeng tanganku.

***

Terpopuler

Comments

꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂

꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂

👍👍👍

2024-01-17

0

Dewi Zahra

Dewi Zahra

lanjut

2023-08-18

0

Muhammad Iqbal

Muhammad Iqbal

tinggal lah sireva

2023-01-29

0

lihat semua
Episodes
1 Laura
2 Harry
3 Melarikan Diri
4 Kedatangan Mr. CEO
5 Kenapa Harus Aku?
6 Hari pernikahan
7 Malam ku bersama Mr. CEO
8 Hukuman Nyonya Helen
9 Ancaman Tuan Edward
10 Hukuman Nyonya Helen 2
11 Laura tahu
12 Kedatangan Harry
13 Villa
14 Nasi Goreng
15 Perkebunan
16 Chelsea
17 Pengakuan Tuan Edward
18 Tamu tak diundang
19 Ada apa dengan Laura?
20 Telor Ceplok
21 Memanggil Dokter
22 Positif Hamil
23 Harry
24 Kembali Dingin
25 Foto
26 Kembali
27 Dirumah Ibu
28 Dirumah Ibu Part 2
29 Tuan Edward vs Chelsea
30 Masa Lalu Tuan Edward
31 Masa lalu Tuan Edward part 2
32 Cincin Pernikahan
33 Kedatangan Tuan Edward
34 Baju Couple
35 Baju Couple Part 2
36 Kedatangan Harry 2
37 Menjenguk Nyonya Helen
38 Akhirnya Harry Tahu
39 Penyesalan Harry
40 Makan Bersama
41 Kembali Ke Kota
42 Dinner Romantis
43 Eliza Berkunjung
44 Mengunjungi Mama
45 Menemani Mama
46 Tentang Ayah
47 Pertengkaran kecil
48 Berbaikan
49 Jadi Nyonya Perusahaan
50 Jadi Nyonya Perusahaan 2
51 Di Culik
52 Villa Tuan Arnold
53 Villa Tuan Arnold 2
54 Villa Tuan Arnold 3
55 Masa Lalu Tuan Arnold
56 Menjemput Laura
57 Pengakuan Helen
58 Laura Terjatuh
59 Baby Boy
60 Bertahanlah, Boy!
61 Keajaiban Dekapan Seorang Ibu
62 Baby Edra
63 Welcome Home, Baby Edra!
64 Masih Pesta Baby Edra
65 Penyesalan Eliza
66 Pernikahan Tuan Arnold
67 Menikahlah Denganku
68 Lee Vs Reva
69 Hari Pernikahan
70 Dede Baby
71 Pengumuman
72 Seanson 2 : Bab 1
73 Bab 2
74 Bab 3
75 Bab 4
76 Bab 5
77 Bab 6
78 Bab 7
79 Bab 8
80 Bab 9
81 Bab 10
82 Bab 11
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Laura
2
Harry
3
Melarikan Diri
4
Kedatangan Mr. CEO
5
Kenapa Harus Aku?
6
Hari pernikahan
7
Malam ku bersama Mr. CEO
8
Hukuman Nyonya Helen
9
Ancaman Tuan Edward
10
Hukuman Nyonya Helen 2
11
Laura tahu
12
Kedatangan Harry
13
Villa
14
Nasi Goreng
15
Perkebunan
16
Chelsea
17
Pengakuan Tuan Edward
18
Tamu tak diundang
19
Ada apa dengan Laura?
20
Telor Ceplok
21
Memanggil Dokter
22
Positif Hamil
23
Harry
24
Kembali Dingin
25
Foto
26
Kembali
27
Dirumah Ibu
28
Dirumah Ibu Part 2
29
Tuan Edward vs Chelsea
30
Masa Lalu Tuan Edward
31
Masa lalu Tuan Edward part 2
32
Cincin Pernikahan
33
Kedatangan Tuan Edward
34
Baju Couple
35
Baju Couple Part 2
36
Kedatangan Harry 2
37
Menjenguk Nyonya Helen
38
Akhirnya Harry Tahu
39
Penyesalan Harry
40
Makan Bersama
41
Kembali Ke Kota
42
Dinner Romantis
43
Eliza Berkunjung
44
Mengunjungi Mama
45
Menemani Mama
46
Tentang Ayah
47
Pertengkaran kecil
48
Berbaikan
49
Jadi Nyonya Perusahaan
50
Jadi Nyonya Perusahaan 2
51
Di Culik
52
Villa Tuan Arnold
53
Villa Tuan Arnold 2
54
Villa Tuan Arnold 3
55
Masa Lalu Tuan Arnold
56
Menjemput Laura
57
Pengakuan Helen
58
Laura Terjatuh
59
Baby Boy
60
Bertahanlah, Boy!
61
Keajaiban Dekapan Seorang Ibu
62
Baby Edra
63
Welcome Home, Baby Edra!
64
Masih Pesta Baby Edra
65
Penyesalan Eliza
66
Pernikahan Tuan Arnold
67
Menikahlah Denganku
68
Lee Vs Reva
69
Hari Pernikahan
70
Dede Baby
71
Pengumuman
72
Seanson 2 : Bab 1
73
Bab 2
74
Bab 3
75
Bab 4
76
Bab 5
77
Bab 6
78
Bab 7
79
Bab 8
80
Bab 9
81
Bab 10
82
Bab 11

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!