Hari itu ibu Reino tiba di rumah Mia dan Reino. beliau berkunjung untuk menengok Sisi. keadaan rumah yang sedikit berantakan membuat ibu mertua Mia kalap. beliau marah dan tidak berhenti memarahi dan menyindir Mia soal kebersihan dan kesehatan.
"Dimana-mana kotor, apa saja kerja mu di rumah?". Omelnya. Mia hanya terdiam ia melihat ibu mertuanya mengomel dan berkeliling rumah memeriksa keadaan rumah.
Mia menguatkan batinnya ia menganggap kritik itu sebagai sesuatu hal yang baik dan positif jika di utarakan juga dengan baik. tapi jika niat dari awal sudah tidak suka dan memancing keributan maka Mia mengabaikannya. ia menebalkan telinga dan hatinya demi keutuhan rumah tangga . sejatinya godaan orang berumah tangga bisa datang dari perekonomian keluarga, pasangan, anak atau orang tua. jika terpancing bisa berakibat fatal pada rumah tangga.
Sore hari sepulang bekerja Reino terlihat membantu Mia mengerjakan pekerjaan rumah. ia mencuci piring di dapur. ibunya mengikuti Reino dan bertanya pada anak lelakinya itu.
"Ren apa saja sih kerja istri mu di rumah sampai semua kotor". Sebenarnya kondisi rumah cukup bersih dan tertata Mia tidak tahu kenapa ibu mertuanya beranggapan rumah nya kotor.
"Bu, ibu juga seorang ibu rumah tangga pasti ibu tahu apa yang di kerjakan oleh ibu rumah tangga dengan anak balitanya yang sedang aktif".
Hening...Ibu Reino terdiam. beliau pamit pulang.
Keesokan paginya di telepon ibu mertua Mia kembali mengulangi omelannya. tentang kebersihan dan ceramah nya tentang kesehatan. Mia hanya tersenyum, selesai telepon dengan ibu mertuanya ia kedapur membuat secangkir teh camomile dan sepotong cake strobery. ia menikmatinya selagi Sisi masih tertidur pulas.
Kata yang menyakitkan atau sikap sinis dari keluarga besar sudah ia jadikan makanan sehari-hari. ia tidak peduli dengan mereka. fokusnya adalah ia merawat suami dan anaknya dengan baik.
Jika ia harus menebalkan telinga dan hatinya ia akan melakukan itu. ia akan mengunci rapat mulutnya untuk tidak menjawab atau meladeni setiap ucapan menyakitkan yang di berikan padanya.
Lambat laun Mia sudah bisa menjadi pribadi yang bijak setidaknya ia bisa mengendalikan dirinya dan tidak mudah tersulut emosi.
Ia mulai hidup dengan baik. Mia rajin mengisi rubrik di salah satu majalah wanita. ia menulis tentangbartikel masakan, dan fashion, kuliner, traveling, dan seputar rumah tangga. ia menyukai hobi barunya dan sekaligus profesinya sebagai penulis. Mia tak lagi menginginkan bekerja kantoran seperti harapannya dulu. dengan menulis ia bisa memiliki lebih banyak waktu untuk keluarganya. ia juga bisa mendapat oenghasilan l3bih dari hobinya. Mia dan Rwino mulai memperbaiki keuangan rumah tangga mereka. keduanya berencana oindah ke sebuah rumah yang lebih besar dengan halaman yang lumayan luas. karena Mia juga suka berkebun ia ingin memanfaatkan halaman itu sebagai lahan berkebun bhngan dan sayur. Mia bisa bangkit dan mengatasi permasalahan dalam dirinya. Reino sebagai suami selalu mendukung Mia. Rwino juga sangan senang melihat Mia sekarang lebih terlihat santai dan bahagia. pertengkaran tak lagi terjadi. hanya terkadang ribut-ribut kecil sebagai pemanis rumah tangga keduanya.
Reino mulai mempersiapkan rumah baru yang akan di tinggalinya bersama anak dan istrinya. ia mengemasi barang-barang. Reino juga sengaja memberikan surprise dapur seperti yang Mia inginkan. ia mendesain dapur itu sesuai angan Mia dulu.
Mia dan Reoino tersenyum bersama. mereka bermain dengan Sisi di halaman depan rumah sembari menikmati minuman dan camilan di sore hari yang cerah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments