Mobil yang dikendarai oleh wanita paruh baya itu pun sudah terparkir di halaman rumah yang lumayan luas.
"Ayo nak, kita masuk"ajak Seli, sang wanita paruh baya yang tidak sengaja menabrak Bizar
"Maaf tan, apa saya gak ngerepotin?"ucap Bizar yang merasa tidak enak
"Nggak apa-apa kok, tante gak merasa direpotkan, lagi pula kan tadi tante yang salah udah nabrak kamu"Seli pun langsung menarik tangan Bizar agar ikut masuk ke dalam rumahnya
"Astaghfirullah Mih, kamu kok tega sih sama Papi kamu bawa berondong ke rumah, siapa dia"ucap Robi, suami dari Seli, Bizar yang mendengar ucapan Robi hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal
"Apaan sih kamu, jangan mulai deh"
"Ya terus kamu ngapain bawa berondong ke rumah?"
"Tadi aku gak sengaja nabrak dia, terus sebagai permintaan maaf, aku ajak dia buat makan di rumah"jelasnya Seli
"Ohhh"
"Maaf yah nak, kaluarga tante memang seperti itu, orangnya pada heboh"ucap Seli pada Bizar, Bizar hanya tersenyum
"Hallo om"siapanya Bizar
"Iya, sini nak, ikut om, kita makan bareng"Bizar langsung mengikuti langkah dari Robi
"Kamu umur berapa? kayaknya kalau dilihat kamu seumuran sama anak pertama om deh"
"Saya 17 tahun om"mereka kini sudah berada di ruang makan
"Ohh, tuhkan bener, kamu seumuran sama anak pertama om, anak om cewek cantik lagi, kayaknya cocok sama kamu"Bizar hanya tersenyum
"Papihhhhhhhhh"teriak Riska, yah ternyata orang yang menabrak Bizar itu adalah ibunya Riska, dan sekarang Bizar sedang berada di rumah Riska
"Sini sayang, papi ada di ruang makan"Riska langsung berlari menuju ruang makan
"Lo, ngapain lo dirumah gue?"tanya Riska yang melihat Bizar sedang duduk bersama papi nya
"Ohh, jadi om sama tante, kedua orang tuanya Riska yah om"ucap Bizar sambil tersenyum
"Iya kamu kenal sama anak om?"
"Iya om, saya suka sama anak om, tapi dia galak, susah banget buat meluluhkan hatinya"ucap Bizar tanpa merasa canggung, padahal dia berbicara tepat di depan kedua orang tua Riska, maminya yang mendengar bahwa Bizar menyukai anaknya Riska hanya tersenyum.
"Hahaha, iya kamu harus sabar yah, dia emang kayak gitu"ucap Robi sambil tertawa renyah
"Apaan sih Pih, bikes aku"Riska langsung duduk
"Apaan tuh bikes?"tanya Robi
"Ihhh Papi mah kudet, bikes itu bikin kesel"
"Bukan Papi yang kudet, tapi bahasa kamu yang ribet"
"Udah jangan pada berantem, ayo makan, adik kamu mana Ris?"tanya Mami Seli
"Aku disini mih"ucap Rizki yang baru saja tiba
"Bentar, kok kayak ada yang salah yah"ucap Rizki
"Apaan?"tanya Robi
"Nah ini, siapa dia Pih?"tanya Rizki menunjuk ke arah Bizar
"Dia temennya Kakak kamu"ucap Seli
"Ohhh, hallo kak, gue Rizki orang yang paling ganteng di rumah ini, Papi mah lewat"ucap Rizki dengan sombongnya
"Dasar"ucap Robi
"Gue Albizar, panggil aja Bizar"
Begitulah suasana keluarga Riska, begitu harmonis, semua anggota keluarga Riska sangat menyenangkan, jauh berbeda dengan keadaan keluarga Bizar.
Bizar hanya bisa tersenyum getir melihat suasana rumah Riska yang begitu hangat, andai saja dia dan keluarganya bisa seperti ini pasti sangat menyenangkan.
Setelah selesai makan, mereka mengajak Bizar untuk mengobrol di ruang keluarga.
"Ngomong-ngomong kamu tadi pas tante gak sengaja nabrak kamu, kamu habis darimana nak?"tanya Seli
"Saya tadi cuma lagi males di rumah aja tan, jadi sekedar jalan-jalan aja"
"Ohhh"
"Kak Bizar sering-sering main kesini dong, kakak asik banget, gak kayak kak Riska galak"ucap Rizki, Rizki masih berusia 15 tahun dan masih duduk di bangku SMP kelas 3
"Apa kamu bilang?"ucap Riska yang tidak terima
"Jadi dia emang galak yah, disekolah juga dia kayak gitu, apalagi kalau pas nagih uang kas, behhh galak bener dah"
"Iya kak, kak Riska emang galak, tapi dia tetap kakak aku yang paling aku sayangi"ucap Rizki
"Iya bagus, kamu harus jagain kakak kamu, kamu harus baik sama dia"Bizar menasehati Rizki
"Pasti kak"
"Bisa-bisanya gue nasehatin Rizki buat baik sama Riska, sedangkan gue sama Albar aja bener-bener jauh, kadang gue juga pengen banget bisa deket sama Albar, tapi entah kenapa hati gue selalu sakit saat liat dia"ucap Bizar dalam hati
Karena hari sudah mulai gelap, Bizar pun pamit untuk pulang.
"Om, tante, Bizar pulang yah"pamitnya
"Mau om anterin?"
"Nggak usah om, nanti ngerepotin lagi, Bizar bisa naik taksi aja"
"Nggak kok, om malah seneng bisa anterin kamu pulang, udah om anterin aja yah"akhirnya mau tak mau Bizar pun pulang diantarkan oleh Robi
Saat di perjalanan, mereka berbincang dengan tanpa rasa canggung sedikit pun, tidak terasa mobil yang dikemudikan oleh Robi sudah berada di depan rumah Bizar, Bizar langsung pamit untuk masuk kedalam rumahnya, dan tidak lupa mengucapkan terimakasih pada Robi.
Tapi baru saja Bizar akan membuka gerbang rumahnya, Papanya langsung menghampiri nya dan langsung memukul wajah Bizar, dan posisinya saat itu Robi masih belum pergi.
"Anak tidak tahu di untung"ucap sandi, kemudian dia langsung memukul kembali Bizar, Bizar tak membalas pukulan dari Papa nya, dia hanya diam tanpa suara.
"Mau sampai kapan kamu seperti ini, liat Albar, dia pintar, tidak seperti kamu"sebenarnya Bizar juga memiliki otak yang pintar, hanya saja kedua orang tuanya tidak pernah tau, dan mungkin tidak pernah ingin tau, Bizar selalu mendapatkan nilai paling tinggi dikelasnya, tapi tidak ada tuh Papa dan Mama nya membanggakan dirinya.
Sandi merasa marah, karena dia baru saja mendapatkan telepon dari sekolah kalau Albizar, kembali membuat ulah disekolah.
Bizar hanya tersenyum getir sambil menahan air mata yang sudah ingin menetes.
"Apa yang Papa tau tentang aku hah, APA? PAPA GAK PERNAH PEDULI SAMA AKU, YANG PAPA PIKIRKAN DAN BANGGAKAN HANYA ALBAR, KENAPA PAH, KENAPA?"teriak Bizar, Robi yang melihat nya merasa kasihan kepada Bizar, ternyata dia memiliki begitu banyak beban dalam hidupnya
"KARENA KAMU SUDAH MEMBUNUH ZARA"teriak Sandi, lalu dia langsung pergi meninggalkan Bizar
"ITU HANYA KECELAKAAN, AKU JUGA SEDIH ATAS KEMATIAN ZARA PAH"Sandi kini sudah masuk kedalam rumah
"AKHHHHH"teriak Bizar sambil mengacak-acak rambut nya merasa sangat frustasi, dia langsung menumpahkan air matanya saat itu juga, bahunya bergetar kuat karena tangisannya.
Robi yang melihat keadaan Bizar merasa sangat sedih, bagaimana seorang ayah bisa memperlakukan anaknya seperti itu. Robi langsung turun dari mobil dan menghampiri Bizar yang masih tertunduk sambil menangis.
"Bizar"ucap Robi sambil menepuk punggung Bizar, Bizar langsung menatap Robi
"Om"Robi langsung memeluk Bizar, layaknya seorang ayah, Bizar langsung menangis sejadi-jadinya dipelukan Robi
"Om, Bizar bisa minta tolong gak?"
"Tentu nak"
"Anterin Bizar ke rumah temen Bizar"Robi menganggukkan kepalanya, Robi pun langsung mengantarkan Bizar ke rumah Jordan, beberapa baju dan barang-barang milik Bizar sudah ada di rumah Jordan, maka dari itu, tidak masalah jika dia pergi kerumah Jordan tanpa membawa apapun, karena saking seringnya Bizar menginap di rumah Jordan, dia sudah dianggap anak oleh kedua orang tuanya Jordan, dan Bizar pun memiliki kamar sendiri di rumah Jordan.
Terimakasih ya, yang udah mau mampir ke karya aku😊 semoga kalian suka sama ceritanya 🌹😊Jangan lupa like and vote nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Sulami
kasihan bizar.... 😭😭😭
2023-01-08
0
Kurnit Rahayu
sedih gw Ampe nangis. ..
2022-12-24
0
Kevin Alvino
untung bnyak yg sayang sama bizar.
2022-10-29
0