Masa itu masih ada tradisi berkunjung kerumah keluarga paska pesta pernikahan
Mungkin akulah generasi terakhir untuk acara Mebat ( Berkunjung kerumah keluarga )
setelah menikah.
Ya setelah masa musim nikah kami ditahun 2010 itu, aku tak pernah lihat
lagi ada pengantin baru dikampungku yang sengaja diundang oleh Kakek, nenek, sanak saudara,
atau kerabat, mereka untuk makan dirumah mereka dan sebelum pulang diberi hadiah berupa
perkakas dapur, pakaian,bekal dan Uang saku untuk memuliakan pengantin baru.
Aku dan suamiku sibuk sekali sehabis acara pernikahan kami, karna setiap hari dan malam
selama cuti nikah kami, kami selalu dapat undangan untuk makan dirumah kerabat, apalagi waktu itu,
keluargaku yang tua -tua masih hidup, walaupun sudah dalammasa usia senja.
Aku masih ingat ketiaka aku dan suamiku diundang sama ongku tuo untuk datang kerumah mereka,
malam itu kami datang dan disambut oleh anak-anak kedua lansia itu. Kami dihidangkan makanan,
diberi hadiah.
" Waktu salaman mau pulang, nenek tuoku yang sudah pikun sempat komentar," Itulah
yang namanya jodoh tak dapat ditebak ya dik, sebanyak ini anak lelaki yang menggilaimu,
kok seminim ini wajah yang jadi pasanganmu, kata nenek tuoku yang sontak membuat
aku terkejut dan memandang suamiku, takut ia tersinggung dengan ucapan nenek.
Untunglahia bersikap biasa-biasa saja, mungkin karna ia tak mengerti
ucapan nenekku, lantaran nenekkuberbicara dengan bahasa melayu totok kampungku.
Sedang ia orang mandailing, ngak memahami ucapan nenekku,
terbukti ia hanya senyum-senyum saja mendengar ucapan nenek tuo.
Akupun menghapus dada dan berucap syukur karna abang
tak faham ucapan cemooh nenekku padanya.
Sebenarnya tak habis fikir juga aku dengan nenek,
sedang berdiri dan membasuh kotoran sendiri
saja nenek tuo tak pandai lagi,
tiap hari ia sudah berbuat dan bertindak seperti Bayi kecil,
tapi begitu menatap wajahku dan suamiku
ia masih bisa memberi komentar tajam seperti itu padanya.
Aku memang sengaja memilih ia yang kurang dari kata tampan,
biar ia bersyukur memiliki aku yang cantik kata orang-orang
yang melihat dan bertemu denganku.Aku takut sekali kalu harus
dipermalukan karna noda masa kecilku, dibeberkan didepan keluarga, untuk
itu entah mengapa memilih dia sepertinya aku tak merasakan ketakutan seperti
tatkala aku menghadapi pria lain.
Dan memang benar seperti dugaanku, diwaktu MP Kami semalam setelah pesta, ia tak
Mempermalukanku, ia hanya menanyakannya padaku.
" Siapa yang melakukannya dik? Abang rasa noda itu sudah lama?
Jawab yang jujur ya, abang takkan bicarakan ini pada siapaun, katanya.
Aku menangis tersedu-sedu dalam pelukannya, aku tak mengerti bang, aku tak
mengerti waktu itu, aku masih berusia 5 Tahun waktu itu,
Ayah sambugku yang melakukannya. Setelah itu abang percayakan
Berciuman saja Nila belum pernah melakukannya, Nila selama ini menutup diri
untuk tidak berpacaran.
" Abang percaya, abang yang akan mengajarimu berrcumbu
dan melupakan noda itu.
" Mf kan Nila bang, Nila sudah mengecewakan abang, nila kira noda
itu akan sembuh, tapi ternyata..
" Sudahlah jangan menangis lagi, sekarang abang tahu mengapa Nila menolak
Cinta paribanmu yang notabennya berpangkat itu, takut rahasia ini terbongkar ya.
Katanya. Aku mengangguk dan kembali menangis dalam pelukannya.
" Nila tidak dosa kok dik, Nila diperkosa. Lebih banyak dosa abang, di Medan dulu abang
pernah melakukan zina. Itu dosa besar. Mfkan abang ya, abang juga tak perjaka lagi.
Kamipun berpelukan lagi, sekaaranga jangan tutup lagi kakinya ya, biar abang ngak
susah ya. Santai saja, lupakan semua itu. Okey !
Aku bersyukur pada Tuhan, satu masalah besarku sudah terselesaikan,
iapun dengan lembut mengajarkan diriku yang kaku dan tanpa ekspresi
bagaimana bercumbu dan mencumbu, palan- palan akhirnya aku bisa menikmati
percintaan kami.
Hari Ini hari minggu, pasar dikampung LBK,
Kampung Mamak dan saudara dari keluarga ibu.
Mamak dan uciku meminta
kami datang hari ini. Karna besok masa cuti kerja kami habis, pagi-pagi kami
sudah berangkat ke LBK. Disana kami disambut dengan hangat oleh keluarga.
Aku Melihat uci dan mamakku berbelanja barang perkakas rumah tangga,
Semuanya alat utuk memasak mereka sediakan, ditambah bekal seminggu dan cabe,
kebetulan mereka baru panen cabe.
Kesana juga datang iparku yang dulu pernah aku tolak, tapi sekarang ia sudah punya
isri dan anak, ia datang mengantar kado kain sarung sama stelan
untukku yang baru saja disuruh belinya sama istrinya dipasar.
Dan banyak lagi yang datang kerumah mamak untuk mengantar kado.
Sesampainya dirumah aku dan suamiku terkejut dangan kondisi rumah,
Aku lihat ucapan selamat datang pesta kami sudah dirusak,
Pakaian kami sudah diluar, Aku kembali meneteskan airmata untuk semua ini.
Sesore-sorenya hari aku cari mobil untuk pindahan ketempat kerja kami.
Adikku Noni yang melakukan ini, Aku diusir dari rumah, baru 14 hari pernikahanku,
Baru akulah orang minang melayu pertama yang turun dari rumah gadang baru beberapa
hari setelah menikah, untunglah akupunya rumah dinas baru ditempat kerja.
Kakek Haji yang selama ini sayang juga padaku yang mengantar kami dan
barang- barang pindahan kami disore itu juga. Airmata yang menjadi pengiring perjalananku.
Sepertinya aku memang ditakdirkan untuk bersimbah airmata disetiap waktuku.
Bagaimana aku tidak sedih, aku diusir oleh adik kecilku, sedangkan sang bundo kanduong
hanya diam saja.
" Sudahlah jangan menagis lagi, lihattu matanya sudah mulai membengkak.
Kata suamiku diusapnya puncuk kepalaku, menghiburku, dihembuskannya nafas
panjang, aku tahu ia juga sangat tersinggung dengan apa yang kami alami.
Sedang ongku haji Yang membawa mobil hanya bisa diam, sambil sesekali
mengintip dari spion mobil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
ermita Putri
masih nyimak. tp penulis ini orang nya tinggal di mana? kok sama ya bahasa kita bilang kan Uci dan anggu itu arti nya nenek dan kakek
2022-09-15
0
Anonymous
perasaan di sinopsis tulis ayah kandung,knp ini malah jd ayah sambung
2022-04-28
0
QQ
knp adiknya tega mengusir Nila😥😥😥 apa salah Nila jg suaminya???
2021-11-29
0