Penjual mie ayam itu yang baru saja selesai mencuci mangkuk bekas mie ayamnya. Melihat ke belakang merasa ada satu pelanggannya lagi yang belum dilayani.
"Mau pesen apa?" Tanya Elvana si penjual mie ayam itu.
"Yang dijual kan mie ayam. Kenapa harus bertanya lagi mau pesan apa." Zayden mengalihkan pandangannya kesal.
"Ya sudah, mau pesan berapa?" Tanya Elvana.
"Bungkus saja sisa mie ayam mu itu. Pasti tidak akan cukup kalau aku memesan untuk satu kantorku kan. Cepatlah buatkan semuanya." Pesan Zayden.
"Dibayar kan?" Elvana memastikan sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
"Hemm." Zayden menjawab sekenanya.
Elvana tanpa banyak tanya lagi. Tidak ada keraguan kalau laki-laki di belakangnya ini sedang mengerjainya atau tidak. Dibuatkan mie ayam yang masih ada di gerobak itu.
"Duduk bos kalau capai berdiri." Tunjuk Elvana ke kursi yang kosong. Tanpa menoleh karena matanya masih fokus membungkus mie ayam itu.
Zayden tidak menanggapi. Dia langsung duduk saja di kursi itu. Zayden melihat Elvana dari atas sampai bawah. Merasa ada kecocokan dan ketidakcocokan kalau Elvana bekerja menjadi penjual mie ayam.
Wanita ini cocoknya menjadi artis atau paling tidak model. Kenapa memilih menjadi penjual mie ayam. Apakah dia tidak memikirkan masa depannya.
Zayden melihat jam tangannya. Sudah jam setengah satu. Masih ada satu setengah jam lagi untuk kembali ke kantor. Menemani adiknya datang ke janji temu dengan pimpinan perusahaan Arzecta itu.
"Cepat, lima belas menit lagi." Zayden memperingatkan Elvana agar lebih cepat.
"Sabar dong kan tanganku cuma dua." Elvana menghentikan pekerjaannya mengangkat kedua tangannya. Lalu, lanjut lagi.
Jam satu tepat akhirnya sisa mie ayam itu sudah selesai dibungkus semua. Zayden meminta Elvana dibantu sopirnya untuk membawakannya ke dalam mobil.
Setelah semua sudah masuk barulah Zayden masuk ke dalam mobil. Tapi, tidak duduk di kursi penumpang melainkan di sebelah sopirnya. Karena, di kursi penumpangnya sudah dipenuhi oleh mie ayamnya Elvana.
Elvana menghapus keringatnya dengan lengannya. Melihat semua mie ayamnya sudah masuk semua ke dalam mobil Zayden. Rasanya lelah sekali bolak-balik memasukkan semua mie ayam itu pastinya. Apalagi diborong habis sama Zayden. Walaupun setiap hari jualan mie ayamnya habis hanya saja tidak secara langsung. Tapi, sampai malam hari barulah mienya habis.
Mobil Zayden pun pergi dari tempat Elvana berjualan. Kembali ke kantornya. Elvana pun kembali ke gerobaknya. Kali ini dia bisa pulang cepat karena mie ayamnya sudah habis. Laku terjual. Dia pun hanya tinggal membersihkan beberapa mangkok yang kotor dan merapikan kursi-kursi. Setelah itu baru dia pulang ke rumahnya.
Di mobil Zayden menggunakan masker yang selalu siap tersimpan di laci mobilnya. Memijat dahi dengan tangannya. Aroma mie ayam itu sangatlah memenuhi seluruh isi mobil. Sang sopir yang sedang menyetir beberapa kali menelan salivanya. Saking mencium harum enaknya mie ayam itu.
Saat Chelsea makan mie ayam dalam mobil waktu itu. Aromanya tidaklah terlalu tercium. Karena, sopirnya berada di kursi kemudi sedangkan Chelsea berada di belakang. Beli mie ayamnya juga cuma satu. Jadi, aromanya tidaklah terlalu semerbak.
Kali ini benar-benar mengganggu kejiwaan. Aromanya sangatlah menggoda. Menunggu tuannya memberikan satu mie ayam untuknya. Kalau boleh dua pasti perutnya akan bahagia sekali rasanya. Batin sang sopir.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
Shasha Ye
Pecinta mie ayam nii pasti authornyaa
2022-06-01
0
Anonymous
lannjut
2022-04-29
1
💞N⃟ʲᵃᵃ࿐yENni💖
saya juga penggemar mie ayam kak authoorr....semangat kak author ceritanya bagus bngt,mngkn pr raiders blm mampir kelapak ini cerita yg selalu dicari tentang perempuan2 yg tangguh dn gak cengeng.👍👍👍👍
2021-08-22
1