"Aku meminta orang mencari mbak penjual mie ayam itu di sekitar jalan yang kita lalui waktu itu. Menyampaikan pesan kepadanya untuk datang ke rumah kita. Orang yang ku minta tolong itu memberikan alamat rumah. Jadi, mbak itu bisa datang ke rumah kita besok pagi." Jelas Chelsea.
Zayden menepuk dahinya setelah mendengar penjelasan sang adik. Menatap Chelsea yang sepertinya sedang tidak terlalu sibuk.
"Kalau begitu kamu saja pesan kesana langsung kepada penjual mie ayam itu. Beli untuk satu kantor." Zayden minta tolong adiknya.
"Hemm… baiklah, aku kesana." Jawab Chelsea masih sedikit kesal dengan kakaknya. Chelsea pun berjalan keluar ruangan kakaknya.
"Oh iya, kak. Aku lupa. Jam dua nanti ada janji temu sama pimpinan perusahaan Arzecta. Sekarang sudah jam dua belas kurang. Kalau waktunya tidak cukup untuk menunggu mie ayamnya jadi. Bagaimana?" Chelsea bicara saat dirinya sudah memegang handle pintu namun belum dibuka.
"Kamu pesan mie ayamnya saja kesana. Aku sendiri nanti yang akan pergi ke pertemuan itu." Zayden memberi solusi.
"Baik kak, oke." Chelsea menautkan jari telunjuknya dan ibu jari. Saat mau berjalan keluar ruangan. Dia berhenti lagi.
Tunggu, selama ini kan kakak belum pernah deket sama cewek. Bagaimana kalau aku dekatkan saja Kak Zay sama penjual mie ayam itu. Ah, aku belum kenalan sama penjual itu. Masa aku memanggilnya si penjual mie ayam.
Chelsea menoleh lagi ke arah Zayden. "Kak." Panggilnya. Zayden mendongakkan kepalanya melihat Chelsea lagi.
"Bagaimana kalau aku saja yang datang ke janji temu itu. Tenang, aku bisa urus semuanya." Chelsea memberi solusi lain supaya kakaknya sendiri yang memesan mie ayam itu.
"Kenapa? Apa kamu lupa siapa pimpinan perusahaan itu sekarang. Bukankah kamu merasa tidak nyaman saat rapat pertemuan pimpinan baru itu, saat dia terus melihat ke arahmu?" Zayden kembali mengingatkan Chelsea. Supaya adiknya merubah pikirannya.
"Hemm…, tidak apa kak. Aku bisa menjaga diri aku." Jawab Chelsea ragu.
"Aku tahu kamu ragu Elsie." Zayden tidak yakin dengan adiknya.
"Sudahlah kak, aku tidak apa. Aku akan datang ke janji temu itu. Lalu, kakak pesan mie ayam itu ya." Jawab Chelsea langsung keluar dari ruangan kakaknya. Zayden menggelengkan kepalanya.
Terserah kamu sajalah, asalkan orang itu tidak berbuat macam-macam denganmu.
Zayden mengepalkan tangannya saat mengingat wajah orang yang menjadi pemimpin penerus perusahaan Arzecta yang baru. Melihat wajah adiknya dengan tatapan tidak biasa.
Zayden akhirnya bersiap-siap untuk pergi. Dia tidak ingin berlama-lama karena supaya bisa menemani adiknya pergi ke janji temu itu.
Zayden pergi bersama sopirnya yang selalu sudah siap sedia di depan lobby kantor. Meminta sopirnya untuk pergi ke tempat penjual mie ayam itu biasanya berjualan.
Tidak perlu lama. Karena tempatnya juga yang tidak terlalu jauh. Jadi, bisa cepat sampai. Zayden turun saat mobil nya sudah parkir.
Berjalan menghampiri gerobak mie ayam itu. Melihat penjualnya yang sedang membuat dua mangkuk mie ayam. Karena sedang ada pembeli dua orang dan datang lagi tiga orang.
Ternyata banyak juga yang beli.
Zayden berdiri di belakang dekat kursi orang duduk sambil makan mie ayam. Lebih baik menunggu orang lain selesai daripada harus bicara di depan orang lain. Dia tidak mau wajahnya menjadi bahan tontonan orang lagi makan. Saat sedang memesan mie ayam itu nantinya. Batinnya.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
Shasha Ye
Semangattt
2022-06-01
0
🌺Fhatt Trah🌺
Boomlike datang lagi
seamngat ya
2021-05-18
1
Sonata Pardede
nexttttt
2021-05-18
1