Zayden dan Chelsea kini sudah kembali berada di kantor. Chelsea berada di ruangannya sendiri. Zayden tengah menelpon orang untuk memanggil seseorang meminta menemuinya sekarang juga di kantornya.
Setelah selesai mematikan teleponnya. Zayden keluar ruangannya dan ke ruangan Chelsea sebentar. Chelsea yang melihat kakaknya masuk ke ruangannya kaget.
"Kakak ada apa?" Tanya Chelsea melihat kakaknya yang sudah duduk di sofa ruangannya.
"Apa hari ini aku ada jadwal lagi?" Tanya Zayden.
"Tidak ada kak."
"Baiklah, kamu pulang saja. Kakak akan pulang sendiri nanti." Zayden berdiri kembali merapikan jasnya.
"Lho, kenapa kak?" Chelsea heran karena masih ada dua jam lagi untuk pulang kantor.
"Tidak apa, pulanglah." Perintah Zayden lagi yang sudah tidak bisa dibantah.
"Baiklah kak, aku pulang ya." Pamit Chelsea sembari merapikan beberapa kertas kerja dan juga mapnya. Memeluk kakaknya dulu sebelum keluar. Zayden mengusap punggung Chelsea.
Semoga kamu menyukainya.
Chelsea sudah keluar dari ruangannya. Zayden juga ikut keluar. Kembali ke ruangannya. Duduk di kursinya. Menunggu seseorang yang dimintanya untuk datang menemuinya.
Tok!, Tok!, Tok!.
Pintu pun terbuka sedikit. Terlihat orang suruhan yang membantu Zayden masuk perlahan. Zayden mendongakkan kepalanya. Menatap orang itu.
"Permisi tuan muda. Saya sudah datang bersama orang yang anda maksud." Ucapnya. Zayden mengangguk memberi tanda sudah mengizinkannya masuk.
Orang suruhan itu kembali mendekat ke arah pintu dan membuka pintu lebar. Mempersilahkan orang yang dibawanya masuk ke dalam setelah diminta untuk menunggu sebentar.
Hah, itukan pengawal yang tadi pagi. Ah, sepertinya kemarin dan hari ini selalu saja bertemu dengannya. Jangan-jangan jodoh aku ini. Haha..., kawal donk akunya sampai kita nikah ya. Tapi, ruangan ini ditempati oleh pengawal?
Zayden melihat orang yang baru saja masuk dengan tatapan biasa. Tidak menatap dengan tajam seperti biasanya. Menunjuk kursi yang ada di depannya. Meminta orang itu untuk duduk.
Huh, rasanya malas sekali kalau harus berurusan dengan penjual mie ayam ini lagi.
Setelah melihat orang itu yang ternyata penjual mie ayam yang kemarin dia temui itu sudah duduk dengan nyaman. Barulah Zayden bicara serius dengannya. Empat mata.
"Saya ingin kau membantuku dalam pengurusan butik." Ucapnya tanpa ba-bi-bu. Langsung to the point.
"Wah, saya senang sekali mendengarnya mendapat pekerjaan bagus. Tapi, kenapa pengawal bisa berlagak seperti atasan ya?" Jawab penjual mie ayam itu dengan polosnya bertanya.
"Zayden. Presiden Direktur Perusahaan Adipramana Group." Zayden mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.
"Oh jadi kau itu presdir. Presiden direktur. kenapa minta tolong kepada ku? Bukannya seorang presdir bisa minta tolong kepada orang suruhannya?" Jawab penjual mie ayam itu membalas jabatan tangan Zayden.
"Tidak perlu banyak tanya. Jika, butiknya sudah siap. Nanti akan ada yang menghubungimu untuk bertemu denganku kembali." Zayden mencoba menahan kesalnya. Karena dia berpikir tidak pantas untuk marah. Tentu saja tidak pantas untuk marah melainkan dirinya sendiri yang meminta bantuan kepada penjual mie ayam itu.
"Tapi, aku membantumu dapat apa?" Tanya penjual mie ayam itu dengan beraninya.
"Kau ingin berapa?" Tanya Zayden kembali.
"Berapa apanya?" Penjual itu tidak mengerti.
Zayden menghel nafas. Lelah bicara dengan orang yang sedang berada di hadapannya ini. Susah sekali mengertinya. Mencoba tetap sabar karena kali ini dia yang sedang membutuhkan orang di hadapannya sekarang ini. Huh!
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
Shasha Ye
Minta bantuann
2022-06-01
0
Anonymous
lannjut thor
2022-04-29
1
Mbah Edhok
buat butik ... penjual mie ayam ... ?! 🤔🤔🤔🤔🤔🤔
2021-08-29
0