Saat makanan Zayden sudah hampir habis. Barulah makanan Amelia datang. Dua orang datang dengan satu orang membawa nampan dan satunya mengarahkan jalan. Menemani. Dibawa dengan nampan beserta sambal cabai dan juga sausnya. Zayden menatap orang yang mengantarkan itu tidak menyangka akan bertemu lagi untuk yang kesekian kalinya.
"Eh, ketemu pengawal tampan kemarin lagi. Apa kabar?" Ya, penjual mie ayam gerobak wanita kemarin lagi yang mengantarkan mie ayamnya untuk Amelia.
Zayden tidak memperdulikan penjual wanita itu yang bicara kepadanya. Zayden menoleh ke arah Chelsea kenapa bisa dia ada disini. Karena cuma Chelsea yang tahu penjual ini selain dia.
"Kemarin malam mommy mau makan mie ayam. Cuma di tempat biasa tutup semalam. Lalu, aku bilang kalau aku habis saja makan mie ayam yang rasanya enak sekali. Mommy jadi juga ingin coba. Tapi, kan mommy kondisinya lagi kurang baik. Karena, mommy ingin makan secara langsung tidak dibungkus. Makanya, aku minta bantuan orang untuk mencari mbak ini ke tempat yang tadi dan meminta datang ke rumah kita besok pagi. Begitu kak, tidak penasaran lagi kan." Jelas panjang lebar Chelsea. Yang mendapat anggukan sekilas dari Zayden.
"Zay, sepertinya kamu pernah bertemu dengan penjual mie ayam ini?" Rendra menatap Zayden lekat meminta jawaban.
"Bertemu kemarin saat membeli mie ayam." Jawab begitu saja pikirnya. Tidak perlu sejelas-jelasnya.
"Oh, tapi kenapa dia manggil kamu pengawal tampan?" Tanya Rendra lagi mencari penjelasan.
"Saya permisi ya Tuan dan nyonya. Saya permisi yang mbak." Penjual itu undur diri dari ruang makan. Merasa risih karena kalangannya berbeda.
"Zay." Panggil Rendra karena menunggu jawaban anaknya.
"Mungkin karena pakaianku." Jawab Zayden yang memang tepat sasaran. Reynald menahan gelak tawanya. Takut kakaknya marah.
Saat sudah selesai dan siap semua. Zayden dan Chelsea keluar dari dalam rumah. Menuju mobilnya yang terparkir di halaman rumah. Melihat gerobak yang kemarin dia temui masih ada. Seketika merasa kesal. Lagi-lagi bertemu dengannya.
Gerobak itu berada di depan mobil Zayden. Sopir pribadinya telah membukakan pintu untuknya. Chelsea menunggu Zayden masuk lebih dulu. Sebelum Zayden masuk. Ia melihat penjual mie ayam wanita itu sedang berkaca di jendela kaca mobilnya.
"Hei!" Teriak Zayden mampu mengagetkan penjual mie ayam itu.
"Eh, kenapa?" Penjual mie ayam itu terlonjak kaget.
"Minggir." Perintahnya sambil menunjuk gerobak di depan mobilnya.
"Kenapa harus minggir? Halaman ini luas lho. Kan bisa mundur dulu mobilnya terus belok ke sana." Jelasnya penjual itu yang memang masuk akal.
"Benar Tuan muda. Mobilnya masih bisa keluar tanpa harus dipindahkan gerobaknya." Sopir pribadi Zayden ikut turut berbicara.
Zayden tidak ingin membuang waktu. Langsung saja dia masuk ke dalam mobil diikuti dengan Chelsea yang diam saja memperhatikan. Sudah lelah rasanya setelah teriak-teriak di depan pintu kamar kakaknya.
Sesampainya Zayden di kantor perusahaan Adipramana Group. Dimana dia mencari uang. Walaupun melanjutkan perusahaan ayahnya. Tidak masalah baginya.
Zayden masuk ke dalam ruangan rapat dimana akan ada pertemuan penting dengan beberapa klien dari luar negeri. Membahas proyek seratus miliar. Walaupun sudah biasa mendapatkannya. Pekerjaan tetaplah pekerjaan. Mau berapapun nominal keuntungan yang akan didapatkan perusahaan nanti. Tetaplah sama pentingnya.
Chelsea sebagai sekretaris turut membantu memimpin rapat. Memberitahu alur rapat. Mengarahkan para peserta rapat. Bagaimana cara Chelsea mempresentasikan itulah yang membuat Zayden bangga dengan adiknya. Karena depan keahliannya berbicara itu dapat mendapatkan proyek bahkan tender yang keuntungannya tidak main-main.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
Shasha Ye
Fixxx sihh jodoh
2022-06-01
0
Mbah Edhok
mas pengawal ...🤭🤭🤭
2021-08-29
0
Agustina Titiahy
kayaknya zay bakalan cinta ini 😉😉😉😍😍😍
2021-08-03
2