IS chapter 04

"Maaf nyonya saya ti......"

Ucapan Ina terhenti, kala mendongakkan kepalanya pada sosok yang tinggi menjulang dengan tatapan tajam ke arahnya.

"APA YANG KAU LAKUKAN!"

Dengan segera pengasuh Azio menggendongnya dan perempuan tadi berlalu.

"Masuk ke mobil ku, tunggu disana"

Menunjuk roda empat hitam mengkilap yang terparkir diseberang jalan. Dengan segera Ina berlari memasuki mobil yang di tunjuk suaminya.

Sementara Revan menghampiri istri dan anak anaknya.

"Mah bawa Azio ke rumah sakit, daddy ada urusan sebentar, nanti menyusul"

Vina mengangguk dan tersenyum, mobil berwarna putih melaju menuju rumah sakit.

Ardi bergegas keluar hendak menemui Ina, namun gadis itu tak ditemukannya dimana pun.

"Kemana gadis itu? aku sudah menyuruh chef untuk memasak spesial dia malah kabur, kebiasaan"

Ardi kembali masuk karena caffe nya sudsh sepi.

'Hari ini aku sangat beruntung, Azio kau anak pintar sekali, kalau bukan karena diri mu aku tidak akan sesenang ini'

Mengelus putra sulung, yang baru saja dia korbankan untuk menghukum musuhnya.

'Aku pastikan kau akan menyesal telah memiliki Revan ku'

Ya saat Ina memasuki Cafe, Vina tahu kalau gadis itu istri sah Revan Eric Syahputra dan hatinya terbakar cemburu, saat sang suami memandang terus menerus ke arah gadis yang merebut statusnya. Tanpa menghiraukan apa pun disekeliling Revan, termasuk anak kedua mereka yang merengek meminta balon.

Vina juga menunjukkan kolam ikan tatkala Ina ada disana, sewaktu Vina membawa Azio ke toilet. Dan siapa sangka rencana itu mulus tanpa hambatan, walau pun kaki putranya di serempet sedikit tapi tak sebanding, dengan kepuasan saat dia membayangkan Revan menghukum Ina. Siapa lagi penabrak itu kalau bukan suruhan Vina.

'Terimakasih ya Azio, kau memang anak yang baik sekali, meski pun aku tidak pernah menyayangi mu'

Lain halnya Vina yang menuju ke rumah sakit dan lain pula Ina yang sedang gemetar di rumah megah itu.

"Bik"

Yang di panggil menoleh dan Ina menghampiri bik Lasmi yang sedang memasak makan malam itu.

"Nanti kalau tuan datang panggil saya ya, saya mau mandi dulu"

Bik Lasmi mengangguk dan tersenyum kecut.

'Aduh non, sebentar lagi pasti rumah ini kaya kapal pecah, karena di amuk macan'

Gumam bik Lasmi didalam hati.

"Lasmi kenapa? kok geleng geleng"

Bik Lasmi tersenyum menanggapi pertanyaan bik Lina.

BRRAAAKKKK

Pintu utama di dobrak paksa, kedua bibik itu sangat terkejut, badan mereka gemetaran.

"Tu...tuan!"

"Kalian tahu apa kesalahan kalian!"

Revan berucap, sembari matanya melotot ke arah mereka dengan seramnya dan pembantunya hanya tertunduk tanpa menjawab.

"WISNU"

Dengan tergopoh gopoh pak Wisnu menghampiri tuannya.

"Jangan biarkan mereka tidur di dalam rumah dan jangan beri mereka makan seharian, besok!"

Ucap Revan mutlak tak terbantahkan, pak Eisnu begitu ngeri.

"Baik tuan"

Pak Wisnu menjawab sambil menundukkan kepalanya.

Prraaannnkk

Praaaannkkk

Semua barang barang di rumah itu di tendang dan di banting oleh Revan. Ina yang mendengar suara barang barang jatuh segera keluar dari kamar. Ina begitu terkejut semua barang barang hancur.

"Ada apa ini bik?"

Yang ditanya semua menunduk tanpa berniat menjawab. Dan dari arah tangga seseorang turun, berhenti di belakang Ina. Aura menyeramkan membuat bulu kuduk Ina berdiri, dengan takut Ina menengok kebelakang.

"Kaget"

Ina pun menundukkan kepalanya, takut akan wajah seram Revan. Dengan segera tangan Ina di tarik ke kamar yang Ina tempati.

Buukkk

Tubuh kurus Ina dihempaskan di kasur.

"Kau sudah menggores kulit anak kesayangan ku, KAU TAHU!"

Ina mengerjab dan mencerna ucapan Revan.Ina bangkit dan berdiri.

"Ja..jadi...."

"Ya anak lelaki itu darah daging ku dan wanita yang menggendong anak itu adalah istri dan anak kedua ku, mereka orang orang yang ku cintai, kau tahu hemm!"

Revan mencengkram tangan Ina dengan kencang.

"Tuan maafkan aku, sungguh aku tidak sengaja melakukannya"

"Dan kalau kau sengaja anak kesayangan ku bisa kau bunuh, iya kan?"

Ina menggeleng dan Revan mencengkram dagunya dengan kuat.

"Kau sudah membuat luka di kulit anak ku, maka kau juga harus merasakan perihnya"

Craakkkk

Revan memecahkan vas bunga di atas nakas dan mengambil pecahannya, menggores tangan Ina dengan pecahan vas itu.

"Awww"

Ina meringis menahan sakit.

"Bagaimana rasanya? enak?"

Menjambak rambut Ina, agar Revan bisa melihat wajah kesakitan gadis yang sudah membuat putra sulungnya terluka.

"Sakit"

Revan tersenyum dan mendorong tubuh Ina hingga kaki gadis itu terkena pecahan vas.

"Itu hukuman pembukaan untuk mu, jika putra ku infeksi atau terluka parah, maka kau akan mengalaminya juga"

Ina hanya terdiam, memalingkan wajahnya. Air matanya mengalir deras berjatuhan di pipi cantiknya.

Revan keluar kamar Ina, semua pecahan serta keributan yang di timbulkannya sudah rapi seperti semula.

"Jaga gadis itu Lasmi, jangan sampai kau lengah kalau tidak, maka keluarga mu di kampung tidak akan mendapatkan makan bulan ini"

Sambil berlalu Revan berkata.

"Baik tuan"

Bik Lasmi segera berlari ke kamar Ina.

"Non"

Melihat Ina menangis dan banyak darah bik Lasmi khawatir.

"Apa yang terjadi non, ya ampun non"

"Sakit bik"

Hanya sakit yang di derita Ina serta isak tangis yang terdengar.

"Wisnuuuuu"

Pak Wisnu yang sedang meminum teh nya menyemburkan teh itu, karena terkejut dengan panggilan bik Lasmi.

"Ada apa?"

Seketika pak Wisnu kaget melihat kondisi Ina yang ada banyak darah.

"Cepat panggil kak Lina dan angkat non Ina, Wisnu!"

Dengan segera pak Wisnu mengangkat Ina dan bik Lasmi membersihkan darah Ina serta mengobatinya.

"Non bibik telpon dokter ya?"

Ina menggelengkan kepalanya. Bik Lasmi,bi Lina dan pak Wisnu saling pandang.

"Tapi non, kaki non dan tangan non terluka, nanti bisa infeksi"

Pak Wisnu ikut membujuk, namun tidak ada suara yang terdengar dari nona mereka.

"Jangan panggilkan dokter, ini hanya luka kecil, nanti juga sembuh sendiri, kalian istirahatlah"

Setelah di perban Ina naik keatas ranjang, menyelimuti dirinya dan memejamkan matanya.

Mereka segera beranjak dari kamar nona mereka.

Malam mulai merangkak, Ina memejamkan mata meski sakit karena luka pecahan vas itu masih berdenyut nyeri. Ina tidak turun makan malam, bahkan dia mengunci pintu kamarnya.

Sementara Revan sudah menjenguk putra sulungnya di rumah sakit.

"Daddy"

Bocah 9 tahun itu bangkit dari duduknya.

"Duduklah boy, kau masih sakit bukan? jadi jangan banyak bergerak"

Revan mencoba menasehati anak tampannya, yang sekarang terbaring di rumah sakit.

"Azio sudah tidak sakit daddy, benarkan mah?"

Melirik mamahnya yang selalu memainkan ponselnya.

"Dokter bilang harus dirawat intensif dad"

Revan mengerutkan keningnya.

"Memangnya sangat parah"

"Kan dia di srempet motor, pasti parahnya dong, masih aja nanya!"

Revan menghela nafasnya, kecelakaan itu sangat parah menimpa putra tersayangnya, dia mengepalkan tangannya mengingat kecelakaan itu.

'Gadis bodoh, rupanya kau suka mencari kesakitan'

"Baik lah, Azio sayang istirahat lah"

"Jangan pergi dad!"

"Tidak, daddy akan menunggui mu saat malam karena siang nya daddy bekerja, kamu ditunggui mamah nanti"

"Baik lah"

Bocah lelaki kecil itu berbaring dengan penurutnya.

Pagi buta Revan sudah sampai di rumah mewah, masuk ke kamar yang tidak di kunci. Dan duduk di sofa kamar itu, memperhatikan gadis yang masih pulas tertidur.

'Pulas sekali tidur mu, meski dengan luka luka itu, tunggulah kau juga akan merasakan yang sama yang dirasakan Azio'

Ina menggerakkan badannya.

"Wah permaisuri ku, kau sudah bangun rupanya?"

"Sangat nyenyak bukan?"

Ina terkejut mendengar suara yang kemarin sangat dihapalnya, dengan segera Ina menegakkan badannya.

"Tu..tuan maaf, aku....."

"Dimana pemberian Bagas kemaren?"

Revan mendekat, Ina menjulurkan amplop ke arah Revan.

'Kalau dia mengambil amplop itu, maka aku tidak akan punya uang, aduh bagaimana ini?'

Ina segera menarik amplop itu kembali, di dekapnya. Revan tersenyum.

'Dia tahu itu uang, aku kira gadis ini polos, nyatanya.....'

"Kau tidak pantas memiliki amplop itu, lagi pula kau tidak butuh karena semuanya sudah ku sediakan disini"

Revan mengambil amplop itu dengan paksa dan hendak memegang handle pintu kamar.

"Tuan tolong, saya butuh uang itu, tolong berikan saya uang itu"

Revan berbalik, kembali mendekat ke arah Ina.

"Ternyata kau juga membutuhkan uang ini, tapi gadis nakal, kau sudah membuat ku kecewa, maka terima hukuman mu!"

"Tolong tuan, saya butuh uang itu, tolong jangan ambil"

Ina begitu memohon dan itu membuat Revan sangat puas, dan menggeleng.

"Tidak, mulai sekarang kau tidak ku ijinkan untuk memegang uang ini"

"Tapi aku butuh tuan, tolong berikan uang itu, aku ingin melanjutkan ke universitas tuan"

Ina sangat berharap jika Revan mau memberikan uang untuk biaya kuliahnya, namun di luar dugaan Ina.

"Kau seorang istri, tempat mu di rumah, jadi aku melarang mu untuk kuliah, PAHAM"

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

𝕽𝖆𝖎𝖓𝖎

𝕽𝖆𝖎𝖓𝖎

bibi pelayan jahara ngatain tuan nya macan 🤣🤣

2022-11-26

0

☠Anjani 🌺

☠Anjani 🌺

Dihh,psico ternyata.🙄

2022-10-12

0

☠Anjani 🌺

☠Anjani 🌺

Duh, emak2 edan..anak di korbankan karna cemburu..ckckk

2022-10-12

0

lihat semua
Episodes
1 IS chapter 01
2 IS. chapter 02
3 IS. chapter 03
4 IS chapter 04
5 IS chapter 05
6 IS chapter 06
7 IS chapter 07
8 IS chapter 08
9 IS chapter 09
10 IS chapter 10
11 IS chapter 11
12 IS chapter 12
13 IS chapter 13
14 IS chapter 14
15 IS chapter 15
16 IS chapter 16
17 IS chapter 17
18 IS chapter 18
19 IS chapter 19
20 IS chapter 20
21 IS chapter 21
22 IS chapter 22
23 IS chapter 23
24 IS chapter 24
25 IS chapter 25
26 IS chapter 26
27 IS chapter 27
28 IS chapter 28
29 IS chapter 29
30 IS chapter 30
31 IS chapter 31
32 IS chapter 32
33 IS chapter 33
34 IS chapter 34
35 IS chapter 35
36 IS chapter 36
37 IS chapter 37
38 IS chapter 38
39 IS chapter 39
40 IS chapter 40
41 IS chapter 41
42 IS chapter 42
43 IS chapter 43
44 IS chapter 44
45 IS chapter 45
46 IS chapter 46
47 IS chapter 47
48 IS chapter 48
49 IS chapter 49
50 IS chapter 50
51 IS chapter 51
52 IS chapter 52
53 IS chapter 53
54 IS chapter 54
55 IS chapter 55
56 IS chapter 56
57 IS chapter 57
58 IS chapter 58
59 IS chapter 59
60 IS chapter 60
61 IS chapter 61
62 IS chapter 62
63 IS chapter 63
64 IS chapter 64
65 IS chapter 65
66 IS chapter 66
67 IS chapter 67
68 IS chapter 68
69 IS chapter 69
70 IS 2 chapter 70 MENEMUKAN MU, ADALAH TAKDIR KU
71 IS 2 chapter 71
72 IS 2 chapter 72
73 IS 2 chapter 73
74 IS 2 chapter 74
75 IS 2 chapter 75
76 IS 2 chapter 76
77 IS 2 chapter 77
78 IS 2 chapter 78
79 IS 2 chapter 79
80 IS 2 chapter 80
81 IS 2 chapter 81
82 IS 2 chapter 82
83 IS 2 chapter 83
84 IS 2 chapter 84
85 IS 2 chapter 85
86 IS 2 chapter 86
87 IS 2 chapter 87
88 IS 2 chapter 88
89 IS 2 chapter 89
90 IS 2 chapter 90
91 IS 2 chapter 91
92 IS 2 chapter 92
93 IS 2 chapter 93
94 IS 2 chapter 94
95 IS 2 chapter 95
96 IS 2 chapter 96
97 IS 2 chapter 97
98 IS 2 chapter 98
99 IS 2 chapter 99
100 IS 2 chapter 100
101 IS 2 chapter 101
102 IS 3 chapter 102 PERJUANGAN CINTA
103 IS 3chapter 103
104 IS 3 chapter 104
105 IS 3 chapter 105
106 IS 3 chapter 106
107 IS 3 chapter 107
108 IS 3 chapter 108
109 IS 3 chapter 109
110 IS 3 chapter 110
111 IS 3 chapter 111
Episodes

Updated 111 Episodes

1
IS chapter 01
2
IS. chapter 02
3
IS. chapter 03
4
IS chapter 04
5
IS chapter 05
6
IS chapter 06
7
IS chapter 07
8
IS chapter 08
9
IS chapter 09
10
IS chapter 10
11
IS chapter 11
12
IS chapter 12
13
IS chapter 13
14
IS chapter 14
15
IS chapter 15
16
IS chapter 16
17
IS chapter 17
18
IS chapter 18
19
IS chapter 19
20
IS chapter 20
21
IS chapter 21
22
IS chapter 22
23
IS chapter 23
24
IS chapter 24
25
IS chapter 25
26
IS chapter 26
27
IS chapter 27
28
IS chapter 28
29
IS chapter 29
30
IS chapter 30
31
IS chapter 31
32
IS chapter 32
33
IS chapter 33
34
IS chapter 34
35
IS chapter 35
36
IS chapter 36
37
IS chapter 37
38
IS chapter 38
39
IS chapter 39
40
IS chapter 40
41
IS chapter 41
42
IS chapter 42
43
IS chapter 43
44
IS chapter 44
45
IS chapter 45
46
IS chapter 46
47
IS chapter 47
48
IS chapter 48
49
IS chapter 49
50
IS chapter 50
51
IS chapter 51
52
IS chapter 52
53
IS chapter 53
54
IS chapter 54
55
IS chapter 55
56
IS chapter 56
57
IS chapter 57
58
IS chapter 58
59
IS chapter 59
60
IS chapter 60
61
IS chapter 61
62
IS chapter 62
63
IS chapter 63
64
IS chapter 64
65
IS chapter 65
66
IS chapter 66
67
IS chapter 67
68
IS chapter 68
69
IS chapter 69
70
IS 2 chapter 70 MENEMUKAN MU, ADALAH TAKDIR KU
71
IS 2 chapter 71
72
IS 2 chapter 72
73
IS 2 chapter 73
74
IS 2 chapter 74
75
IS 2 chapter 75
76
IS 2 chapter 76
77
IS 2 chapter 77
78
IS 2 chapter 78
79
IS 2 chapter 79
80
IS 2 chapter 80
81
IS 2 chapter 81
82
IS 2 chapter 82
83
IS 2 chapter 83
84
IS 2 chapter 84
85
IS 2 chapter 85
86
IS 2 chapter 86
87
IS 2 chapter 87
88
IS 2 chapter 88
89
IS 2 chapter 89
90
IS 2 chapter 90
91
IS 2 chapter 91
92
IS 2 chapter 92
93
IS 2 chapter 93
94
IS 2 chapter 94
95
IS 2 chapter 95
96
IS 2 chapter 96
97
IS 2 chapter 97
98
IS 2 chapter 98
99
IS 2 chapter 99
100
IS 2 chapter 100
101
IS 2 chapter 101
102
IS 3 chapter 102 PERJUANGAN CINTA
103
IS 3chapter 103
104
IS 3 chapter 104
105
IS 3 chapter 105
106
IS 3 chapter 106
107
IS 3 chapter 107
108
IS 3 chapter 108
109
IS 3 chapter 109
110
IS 3 chapter 110
111
IS 3 chapter 111

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!