ISTRI STATUS
Seorang gadis menuju altar pernikahan yang begitu mewah. Melangkah dengan perlahan, kaki jenjangnya seakan terbelit besi kuat, gemetar juga dirasakannya. Bagaimana tidak baru kemaren dia lulus dari SEKOLAH MENENGAH ATAS, namun saat ini dia akan menjadi seorang istri.
Semua saksi sudah menadahkan tangan mendoakan sepasang insan manusia yang sudah mengikat janji.
"SAH"
Kata itu seperti rantai yang mengikat gadis belia yang masih polos. INA ya panggilan namanya selama ini, ALMEESI RAINA JANUARDI anak tunggal pasangan JANUARDI dan MAYA. Kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan 10 tahun lalu. Dia sebatang kara hanya diasuh si mbok nya.
"Nak"
Tepukan di punggung Ina menyadarkan lamunannya, gadis belia itu menengok sumber suara yang berada di sampingnya, kedua paruh baya yang tersenyum manis.
"Salim sama suami mu"
Ina dengan cepat mengangguk dan meraih tangan besar, dari seorang lelaki matang yang baru saja menjadi suaminya. Tanpa melihat wajah si suami yang disebut kedua orang itu, sementara sepasang mata yang dijabat tangannya memicingkan matanya.
'Gadis ini, berani sekali tidak melihat ku'
Gumam lelaki yang sudah mempersunting Ina.
Mereka melakukan acara sungkeman dan pergi untuk berganti pakaian, untuk acara resepsi yang diadakan sebentar lagi. Acara resepsi begitu meriah, juga dengan dibanjiri lautan manusia para undangan.
Ina hanya tersenyum, kadang melirik kakinya yang sudah pegal apa lagi badannya. Namun tidak ada yang perduli dengan semua itu. Mereka tidak ada yang dikenal Ina satu pun.
'Kaki ku, pegal sekali'
Ina hanya bisa bergumam didalam hati nya.
Ina memejamkan mata untuk menghalau pegal juga rasa laparnya, berkali kali nafas panjang dihirupnya dan dikeluarkannya.
"Apa kau lelah?"
Suara itu mengagetkan Ina yang sedang menundukkan kepalanya. Ina tersentak kaget segera menengokkan kepalanya ke samping
Dengan cepat Ina menggelengkan kepalanya, karena ia tidak mau merepotkan orang lain.
"Tidak tuan"
Dengan lirih Ina berucap.
Tampak lelaki atau lebih tepatnya orang yang sudah menjadikannya istri itu menelpon seseorang.
"Nona mari saya antar ke kamar anda!"
Suara seorang lelaki dengan dua perempuan yang membantu merias Ina datang menjemputnya.
"Mari nona"
Ucap salah seorang wanita perias pengantin itu.
"Pergi lah dengan mereka"
Ucap lelaki yang menjadi suami Ina itu, Ina mengangguk menuruti mereka berjalan.
Menyusuri lorong dan akhirnya sampai di kamar yang di tuju, Ina dibantu melepas pakaian pengantinnya, lalu disuruh mandi dan di tunjukkan pakaian tidur. Setelahnya kedua penata rias itu keluar.
'Ya tuhan kamar ini besar dan bagus sekali'
Ina hanya bisa bermonolog didalam hatinya.
Dengan atau tanpa sadar Ina merebahkan dirinya di kasur empuk nan lembut itu, matanya perlahan menutup dan rasa nyaman seketika hinggap di dalam pikirannya.
"Bagaimana dia?"
Ucap lelaki itu yang tak lain pria yang baru saja menikahi Ina.
"Sudah saya antar ke kamar nyonya, tuan"
Bagas asistennya menjawab.
"Hem"
Mengibaskan tangan pada asistennya, lalu masuk ke kamar yang seharusnya menjadi saksi bisu dirinya dan sang istri memadu kasih, namun itu tidak untuknya saat ini.
'Kau kenapa mau menikah dengan ku?"
Lelaki itu mendekat ke tubuh gadis belia yang baru saja diperistrinya.
'Maaf karena tidak mempunyai cinta untuk mu'
Ucap lelaki yang tak lain adalah REVAN ERIC SYAHPUTRA pengusaha kaya raya, putra tunggal dari pasangan ERIC SYAHPUTRA dan MILA. Revan menghela nafasnya lalu memandang wajah belia yang tertidur pulas.
'Kau memang cantik, tapi takdir mu ada dalam tangan ku, karena kau kunci kepercayaan orang tua ku. Bahkan aku tidak mengerti mereka lebih memilih menunggu mu dari pada memberi kan restu pada ku'
Flash back on.
Beberapa tahun sebelum menikahi Ina. Revan selalu meminta restu pada kedua orang tuanya. Restu untuk apa? tentu saja untuk pernikahannya dengan seorang wanita cantik berprofesi sebagai model. RAVINA ADELIA NUSA, mereka dekat sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama. Dan resmi berpacaran setelah sama sama berada di tahun terakhir sekolah menengah atas.
"Mamah tidak merestui mu!"
Dengan lantang mamahnya mengutarakan ucapan yang sudah sering Revan dengar. Namun Revan tidak pernah menyerah dalam meminta restu agar pernikahan sirihnya dengan kekasihnya itu bisa diakui negara.
"Mah, restui lah kami, sehingga anak kami kelak tidak dituding dengan hal buruk"
"Kau takut hal buruk menimpa keturunan mu, bagaimana dengan mamah? kau anak tidak berbakti"
Bukan apa apa, tapi ini karena untuk menjaga status anak anaknya, yang akan dilahirkan Vina itu panggilan keseharian model cantik, yang mau meletakan profesinya dan menikah sirih dengan Revan seseorang pembisnis ternama itu.
"Tapi mah kami sudah menikah selama 7 tahun dan sekarang Vina sedang hamil anak kedua kami mah"
Dengan lembut Revan berkata, agar kedua orang tuanya luluh dengan kata kata anak yang baru saja terucap.
"TIDAK"
Dan kata penolakan itu lagi yang di terima Revan, lelah sudah pasti tapi dia ingin anaknya diakui statusnya.
"Mah, tolong ini demi status anak Revan mah"
Setengah memohon pada wanita paruh baya itu juga agar bisa menarik perhatiannya.
"Tidak Revan, status itu hanya akan menjadi milik wanita pilihan kami"
Sosok yang Revan segani muncul dibelakang mamah Revan, Revan dibuat terkejut dengan ucapan dari papahnya. Mata Revan terbelalak mendengar ucapan sang papah, tidak mungkin dia akan dinikahkan dengan gadis lain bukan?.
"A....apa maksud ucapan papah!"
Sungguh setelah 7 tahun kedua orang tuanya baru memberi tahukan hal sebesar ini. Hal yang menutup pintu hati untuk sebuah restu apakahtidak egois.
"Ya kau hanya akan menikahi gadis itu seorang dihadapan hukum, berapa pun selir mu"
Ucap sang papah telak, tanpa penawaran.
Revan sudah terduduk lemas lelaki 35 tahun itu baru mengetahui fakta mencengangkan ini.
"Kami tidak ingin memberitahu mu, karena gadis itu masih berada di lingkungan sekolah"
Betapa tak masuk akal pemikiran mereka, karena mengharapkan sesuatu yang tak masuk dalam logika, sedangkan status yang di tawarkan Revan itu nyata. Bahkan pewaris pun sudah di depan mata.
"Itu tidak masuk akal pah, sementara kami jelas jelas sudah terpampang nyata"
Kedua orang tuanya tidak menggubris sama sekali, ingin rasanya Revan menyerah tapi dia harus melakukan itu, dia tidak akan sanggup melihat wajah menggemaskan putra nya. Wajah sendu istrinya yang sudah berkorban untuk dirinya, menemani nya hingga mambuahkan buah hati untuk nya.
"Baiklah aku pulang dulu pah, mah"
FLASHBACK OFF
Revan meninggalkan kamar itu, dia kembali ke kamarnya sendiri yang tersedia di hotel itu.
Seorang gadis lebih tepatnya seseorang yang baru mendapat status baru, kini perlahan membuka matanya, menyapu sekeliling ruangan itu. Tak nampak apa pun selain dirinya, hanya kamar kosong. Dia beranjak ke kamar mandi membasuh seluruh tubuhnya agar lelah yang menempel itu segera luntur.
"Sepi, apakah tuan yang sudah menikahi ku itu tidak tidur semalaman?"
Gumam Ina dengan polosnya.
Tok
Tok
Tok
Pintu di ketuk dari luar, dengan segera Ina membuka pintu. Terlihat seorang lelaki berdiri dengan tegap.
"Iya?"
Lelaki itu tersenyum lalu berkata.
"Saya Bagas asisten tuan, beliau sudah menunggu anda nyonya, mari ikut saya"
Dengan segera Ina mengikuti lelaki asisten suaminya.
"Silahkan..........."
Belum sempat Bagas menyelesaikan ucapanya. Ina memasuki mobil mewah, dia duduk disamping kemudi.
"Kau kebelakang"
Deg.
Ina hapal suara bariton itu. Suara itu mengagetkan Ina. Hingga langsung saja Ina pindah ke belakang. Mobil yang di kemudikan supir berjalan menjauh dari hotel tempat resepsi pernikahan mereka.
"Kau istri ku bukan istri asisten ku, mengerti?"
Lengan lelaki itu mengelus rambut Ina yang halus nan wangi.
"Jadi kau harus selalu menurut hanya pada ku, mengerti!"
Tentu saja itu membuat Ina gemetar. Dengan sendirinya Ina mengangguk.
"Bagus"
Revan mengelus sebelah pipi Ina, gadis belia ini akan menjadi mainan terbaik Revan.
Kini kendaraan roda empat itu memasuki perumahan mewah dan berhenti disebuah halaman rumah yang indah nan megah.
'Mewah sekali rumah ini, apakah aku dan tuan ini maksud ku suami ku akan tinggal disini'
Ina terlihat melamun.
"Apa kau akan melamun disitu, hingga rumah itu yang menghampiri mu?"
Mata yang tajam menusuk langsung terarah pada Ina dengan pandangan yang begitu mengerikan.
"Maaf"
Lalu Ina menundukan kepalanya memasuki rumah mewah itu.
Revan mendudukan dirinya di sofa mewah di ruang tamu.
"Bagas cepat terangkan semuanya pada nyonya mu!"
Perintahnya mutlak.
"Baik tuan"
Dengan segera Bagas sebagai asisten Revan segera menjelaskan detail rumah, 3 orang pembantu yang tersedia di rumah berlantai 3 ini dan tentu saja masalah finansial yang akan di dapat oleh Ina.
Ina menghampiri Revan yang duduk di ruang tamu.
"Bagaimana? sudah jelas?"
Ina menganggukan kepalanya.
"Tuan saya ingin bertanya?"
Revan mengangguk dengan jelas.
"Apa boleh saya melanjutkan ke universitas?"
Dengan takut Ina bertanya.
"Silahkan lakukan sesuka mu, minta nomer bagas dan laporkan keseharian mu kepadanya"
Ina tidak mengerti dengan ucapan suaminya yang kini sudah beranjak dari hadapannya.
"Apakah anda mau bekerja?"
Revan berhenti diambang pintu, lalu menoleh pada gadis belia yang baru saja memberi status suami padanya kemarin. Lalu Revan tersenyum dan menggeleng di depan wajah gadis yang menyandang istri atas namanya.
"Tidak, aku akan pulang"
Ina mencerna ucapan lelaki yang berstatus suaminya, suaminya akan pulang bukan kah ini rumahnya? pikiran Ina berkecamuk. Revan sudah mendekat tepat berhadapan dengan istri belianya.
"Aku akan pulang ke rumah dimana istri dan anak anak ku tinggal".
DEG........
BERSAMBUNG.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
🍾⃝ͩɴᷞᴏͧ:ɴᷠᴀͣᴍᴇ<ᏇᏋᎧᏇ>
masih awal Baca jadi belum bisa komen yg lebih
2022-11-26
0
☠Anjani 🌺
baru Mulai baca nih thorrrr..
2022-10-12
0
卄卂尺丨ㄒ卄
halo kak... shey mampir
kasihan ina,,
2022-09-25
0