Flashback 2

"en"panggilan itu membuat Rendy yg tengah duduk di atas koper nya menoleh ke arah sumber suara.

Amerra nya datang?batin Rendy bertanya tanya.

Bruk

Amerra langsung memeluk tubuh kekar itu.

"Kenapa tak pamit?"tanya nya.

"Aku lupa"jawab Rendy asal.

Tak lama suara panggilan untuk penerbangan ke Italia sudah mulai terdengar.

"Aku tak bisa berlama lama"tutur Rendy dia ngguki oleh semua orang.

"Jaga diri kalian yah,Nisa jangan terlalu lelah,Roki cepatlah bertobat,Aisyah aku titip ame,dan amee tunggu aku"kalimat terakhir yg di katakan sebelum ia melangkah menjauh untuk pergi ke italia.

Berharap semua nya cepat berlalu itu lah yg di doa kan Rendy.

Sejak kepergian itu amerra selalu murung,begitu pun di sekolah jarang dia tersenyum atau bahkan tertawa lagi.

Dunia nya seakan menghilang seiring pergi nya sang kakak senior,membuat nya kehilangan dunia penuh warna nya.

Hari ini tepat satu Minggu kepergian Rendy,amerra masuk ke dalam kelas nya dengan Langkah gontai tak bersemangat.

Begitu sampai di meja nya,ia di kaget kan dengan sebuah amplop.

Karena rasa penasaran yg amat menggebu amerra langsung merobek amplop itu,lalu mulai membaca isi surat nya.

Assalamualaikum.

Apa kabar me?maaf aku baru hadir dengan cara yg berbeda Sekarang.

Dengan surat ini aku harap bisa mengobati kerinduan mu pada ku yg tak tahu kapan berakhirnya.

Aku akan terus mengirim kan surat untuk mu ame,setiap satu Minggu sekali akan ada surat di meja mu.

Tenang bahkan sampai kau kuliah surat itu masih tetap ada,karena apa? karena en mu ini menulis lima surat perhari.

Ame,ku harap kau tetap bahagia dengan cara mu.ingat ada aku yg menunggu mu semangat oke!

Salam sayang:

Rndy\_Ekdwptra.

Amerra yg melihat tersenyum senang,mungkin kah ini yg di sebut oleh Rendy hadir dengan cara yg berbeda?.

Selama ini amerra tetap bahagia dengan cara nya,melukis kisah indah di buku hidupnya,tentang cinta dan perjalanan nya untuk menunggu sosok Rendy.

Flashback end.

"Perdebatan waktu itu...apa Nisa menyembunyikan sesuatu?"tanya erik, mengingat perdebatan antara Nisa dan amerra waktu itu.

"Iya,amerra tahu Nisa menutupi sesuatu,mungkin karena kedekatan Nisa dan Rendy membuat amerra berfikir yg tidak tidak"jelas Aisyah.

"Di sini bukan amerra yg salah,,,hormon kehamilan yg...."

"Hormon kehamilan yg membuat sahabat ku terbaring lemah di rumah sakit kan tuan"potong aisyah cepat.

Kevin menghela nafas entah amerra maupun ke dua sahabat nya,mereka berdua sama sama sulit untuk di bujuk.

Bak karang yg tetap kokoh pada pendiriannya,tanpa perduli sekeras apa dan sehebat apa ombak menerjang.

MENSION JULLIANO.

kini amerra tengah duduk di taman belakang Mension, membiarkan rambut nya berterbangan tertiup angin kencang.

Menerawang jauh mengingat masa lalu,masa lalu yg Sampai sekarang masih ia tunggu.

"Ame"panggilan yg membuat gadis itu menoleh ke sumber suara,di lihat nya sang ayah mertua.

"Kau belum makan?"tanya tuan Estrank, amerra langsung menggeleng pelan.

"Kenapa?"tanya tuan Estrank bingung.

"Dad, bagaimana keadaan Nisa sekarang?"tanya amerra pelan,ia benar benar merasa bersalah karena mulut nya yg tak bisa di rem.

"Belum sadar"lirih tuan Estrank,yg memang selalu memantaunya.

"Hufhhh,bisakah aku keluar hari ini dad?aku ingin menjenguk nya sekali saja...."tanya nya penuh harap.

"Baiklah,mau Dady antar?"tawar tuan Estrank pada sang mantu.

"Tidak perlu dad, amerra akan berangkat dengan pak supir"tolak amerra antusias,lalu berjalan menuju kamar nya untuk berganti baju.

Setelah bersiap siap ia Langsung menuju ke rumah sakit.

Di sini lah dia,di ruang rawat sang sahabat yg masih terbaring lemah.tubuh bumil itu semakin terisak-isak,ketika melihat kondisi kritis sang sahabat.

"Maaf,,,hiks,,hiks,,dan juga maaf kan Aisyah,,hiks,,hiks,,kalian kenapa harus,,, hiks,,,menyukai,,,hiks,,,laki laki yg sama"Isak amerra keras,dia benci takdir yg membuat ke dua sahabat nya mencintai laki laki yg sama.