Pukul 14:30 Ando sampai dirumah orang tuanya, memarkirkan motor, lalu memasuki rumah. membawa langkahnya kearah dapur, membuka kulkas dan menuangkan segelas air putih penuh, lalu meneguknya hingga tandas.
"Bi, Nada dirumah nggak?" tanyanya saat berpapasan dengan bi Mimin yang sedang membawa keranjang berisi cucian kering, yang baru diangkatnya dari tempat jemuran.
"Baru aja pulang den, abis ngambil barang-barang yang masih tertinggal dirumah orang tua Non Nada katanya."
"Emm gitu bi, yaudah aku keatas dulu kalau gitu!"
"Iya den silahkan."
Ando menaiki satu persatu anak tangga dengan gerakan cepat.
Ia membuka pintu kamarnya, dan menghampiri Nada yang sedang mengeluarkan beberapa bingkai foto dari dalam kardus.
"Udah pulang?" tanya Nada.
"Aku tadi dari rumah mama papa, sorry ya nggak bilang." lanjutnya. dengan tangan yang masih bergerak mengeluarkan barang-barang dari dalam kardus.
"Iya nggak apa-apa." tangannya terulur meraih salah satu bingkai yang terlihat lebih besar dibanding yang lainnya.
Lama Ando memperhatikan gambar seorang gadis sedang memakai kebaya berwarna mocca, dengan rambut yang disanggul rapi, dan terdapat beberapa bunga imitasi yang terselip dirambutnya.
mengusap gambar dalam bingkai tersebut dengan ujung telunjuknya. kemudian membaliknya.
"Sweet seventeen." gumam Ando.
Nada melirik kearah Ando yang memang tidak jauh darinya, karena keduanya duduk berdampingan, diatas keramik tanpa alas karpet.
"Iya, itu waktu kelulusan sekolah SMA 4 tahun yang lalu."
"Cantik ya imut, nggak ada bedanya sama sekarang!"
"Pinter ngegombal ya Anak kecil!" ucap Nada mencibir.
"Eh serius, selain cantik kamu juga Cerdas, Asli nad aku minder!"
"Kamu itu bukannya nggak cerdas, tapi telat masuk sekolah, terbukti dari nilai-nilai kamu bagus-bagus semua kok."
Ando mendongak, menatap Nada heran.
"Tahu dari mana?"
Nada memajukan wajahnya, "Kepo!" Ucapnya tepat di kuping Ando.
"Dulu aku Excited banget, pengen segera masuk sekolah dasar, Karena waktu itu cuma aku doang yang masih duduk di sekolah Tk, tetangga aku yang sering main bareng juga udah sekolah dasar, aku malu tau nggak sih!"ucapnya sembari menggigit bibir bawahnya.
Ando menggerenyit, menyimpan bingkai yang sejak tadi dipegangnya, lalu merebahkan kepalanya diatas paha Nada.
"Emang dia seumuran sama kamu?"
"Nggak, beda setahun dua tahun," kayaknya.
"Ya jelaslah, udah masuk sekolah dasar. kalau kamu ya masih Anak kecil di Tk aja, ngapain ikut-ikutan Anak gede."
"Ihs, Nyebelin banget tahu nggak sih, aku juga pengen kaya yang lainnya!"
"Iya deh iya, tapi aku salut banget Nad sama kamu, di usia kamu yang semuda ini udah mau sarjana, sedangkan aku baru mau lulus SMA lucu nggak sih.?" ucapnya, beranjak dari rebahannya lalu kembali duduk tegak.
"Aku nggak tahu ini pujian atau apa, tapi makasih banyak lho!" ucap Nada sembari tersenyum hangat.
Ando memalingkan muka, yang tiba-tiba terasa panas.
Gila,! senyumnya manis bats, mana tahan kalau terus begini, batin Ando.
"A-aku serius Nad, yaudah aku tinggal kebelakang dulu," ucapnya salah tingkah.
"Hmmm." Nada hanya membalas dengan gumaman, tangannya bergerak lincah, mulai menata foto-foto nya.
.....
"Den, bibi lupa ada titipan dari Ibu, katanya kado pernikahan Den Ando, sama Non Nada, Den Ando tunggu sebentar ya, Bibi ambilkan dulu dikamar bibi." ucap bi Mimin saat kembali berpapasan dengan Ando di dapur.
"Buat bibi ajalah bi,!" ucap Ando malas.
"Eh nggak boleh gitu lho, pamali den!"
" 3 bulan kedepan Ibu nggak bisa pulang katanya den,!" lanjut bi mimin.
"Biasanya juga nggak pulang kan, lalu apa masalahnya?" sahut Ando dengan kening berkerut.
"Eh ari si Aden,! nggak boleh gitu ath den, Ibu kan selama ini bekerja keras!"
"Iya, buat dirinya sendiri kan bi?" jawabnya ketus.
"Udah udah, jangan marah-marah entar gantengnya hilang lho, sebentar bibi Ambilkan dulu kadonya, inget jangan kemana-mana!"
Sembari menunggu Bi mimin, mengambilkan kado. Ando memilih mendudukan tubuhnya dikursi meja makan, mengambil salah satu buah-buahan yang tersaji diatas meja, lalu memakannya dengan malas.
Bi mimin datang dengan tergopoh-gopoh memangku sebuah kado yang lumayan besar.
"Aduh bi, ngapain sih lari-lari segala, entar ke sandung lho.!"
"Abis bibi takut den Ando keburu pergi," ucapnya ngos-ngosan.
"Elaah bibi, nggak ada disini bukan berarti pergi dari rumah, lain waktu juga bisa!"
Membuat bi Mimin berfikir seketika,
"Iya juga ya den, den Ando emang pinter!" ucapnya mengacungkan dua jempol kearah Ando.
"Aduh bi kemana Aja, pinter dari dulu kali."ucapnya bangga, tangannya terulur meraih kado di pangkuan bi Mimin.
"Makasih ya bi!"
"Narsis terus si aden mah, sama-sama den!"
Ando pun kembali kekamarnya dengan memangku kado tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Ney Maniez
🤔
2022-06-18
0
Anyta Djami Lay
sekecewa itukah ando sama mama indry???
2022-05-14
0
Lia Frastika
isi kadonya apa yah
2022-04-26
0