Ando memasukan motornya kedalam garasi, Lalu ia bersiul riang melangkahkan kakinya kedalam rumah.
Saat berjalan beberapa langkah, Ia mencium wangi goreng bakwan yang menyeruak memenuhi rongga hidungnya.
"Den Ando udah pulang?" tanya bi Mimin ART dirumah papanya.
"Belum bi, ini Arwahnya!" ucapnya sambil tergelak, tangannya terulur mengambil bakwan yang sudah tersaji dalam piring,
diatas meja makan.
"Hussssh..den Ando!" ucap bi Mimin ikut tergelak. "nggak boleh gitu, pamali den!"
"Iya bi iya, ngomong-ngomong papa belum pulang bi?" sembari mengunyah bakwan yang kedua.
"Belum den, tapi kalau ibu Ada dirumah, tadi ibu cerita abis nemenin den Ando sama non Nada fitting baju katanya."
"Dia masih dirumah bi, nggak pulang?"
"Katanya mau tinggal disini, sampai den Ando menikah."
Ando menyimpan kembali bakwan ketiga yang diambilnya, selera makannya tiba-tiba hilang mendengar penuturan bi Mimin.
Ando beranjak dari kursinya, "Bi keatas dulu ya, lengket mau mandi!"
"Lho kok tumben makan bakwannya sedikit den, Masih banyak lho itu"!
"Ntar aja bi,"
Ando merebahkan tubuhnya yang terasa penat diatas ranjang miliknya. ia memandangi langit-langit kamar dengan fikiran yang jauh melalang buana.
Berulang kali menghembuskan nafas berat, memikirkan cara, harus bersikap bagaimana saat bertemu dengan sang Mama nanti.
Tok..tok..tok..
"Den, disuruh turun. ditungguin bapak makan malam katanya.!"
"Iya bi!" jawabnya malas.
Ando beranjak dari tempat tidurnya, mengambil handuk, lalu menyampirkannya dibahu, dan bergegas kekamar mandi.
Setelah selesai mandi Ando mengenakan setelan santainya dengan Atasan kaos polos berwarna putih dan celana Chino selutut berwarna Mocca, sangat cocok sesuai usianya.
Ia menuruni satu persatu anak tangga, berjalan menuju meja makan.
Langkahnya seketika terhenti, melihat sosok yang sangat ingin dihindarinya, ia ingin kembali kekamarnya namun terlambat, karena Papa Jordy telah menyadari keberadaannya.
"Ando, mau kemana lagi kamu? sini makan bareng." menepuk kursi makan disebelahnya.
"Iya pa," berjalan gontai, menarik kursi dan mendudukan tubuhnya.
Mereka bertiga makan dalam suasana hening, hanya ada suara sendok dan garpu yang berdentingan beradu dengan piring, tidak ada yang memulai pembicaraan hingga makanan yang ada di piring masing-masing tandas.
Ando meneguk air putih hingga sisa setengah, mengelap mulutnya dengan tisyu lalu hendak beranjak dari duduknya, ia tidak ingin berlama-lama dalam situasi canggung seperti ini, terlebih berdekatan dengan Mamanya yang seperti orang asing baginya.
"Tunggu Ando, papa sama mama mau bicara!" papa Jordy menahan Ando agar tetap duduk ditempat semula ia duduk.
Ando hanya menurut, enggan untuk menjawab.
"Pernikahan kamu sama Nada tinggal 3 hari lagi Ando, papa harap kamu tidak mengecewakan papa, berhenti keluyuran dan main-main nggak jelas bareng teman-teman kamu."
"Sekarang kamu harus mulai belajar arti tanggung jawab, mengerti Ando,?" sergah papa Jordy.
"Baik pa, Ando ngerti.! sekarang udah selesai kan, kalau begitu Ando pamit kekamar ya.!"
Tanpa menunggu persetujuan sang papa ia beranjak pergi, ia menutup rapat kupingnya seolah tak mendengar apapun, meski berulang kali sang papa memanggil-manggil namanya. sungguh saat ini ia tak peduli.
Ando membawa langkahnya kesamping halaman rumah, dimana terletak kolam yang dipenuhi ikan-ikan hias besar berwarna-warni.
Ia melihat jam di pergelangan tangannya nenunjukan pukul 20:15
"Masih sore." gumamnya.
Ia mendongak, menengadahkan wajahnya menatap langit yang bertabur bintang, dengan cahaya yang gemerlap ditengah gelapnya malam.
Setelah lama memandangi bintang-bintang dilangit malam, iya tiba-tiba teringat seseorang yang Akhir-akhir ini membuat perasaannya tak karuan.
Ia meraba saku celananya, mengeluarkan benda pipih miliknya dan segera mengetikan sesuatu disana.
"Udah tidur?" send Nada.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Ney Maniez
🤔
2022-06-18
0
Pipit Sopiah
jangan berpikir negatif dulu sama anak jordi
2021-11-18
0
lalilay
ga ksih visual nma"tkon nyh thorr? psti lbih sru
2021-11-11
0