"Adudu anak Mama cantiknya, jangan ditekuk terus dong dek mukanya, senyum dong sayang."
"Aku nggak mau pake baju beginian ma, dan aku sama sekali nggak ingin dilamar." mencebikan bibir dengan penuh ketidak sukaan.
"Sayang, mama minta maaf ya untuk ini, kali ini mama benar-benar tidak bisa membantah keinginan papa, mama tidak bisa berbuat apa-apa dek, tapi percaya sama mama sayang, setelah ini kamu pasti akan menemukan kebahagiaan mu nak."
Nada melihat sorot mata ketidak berdayaan dari sang mama, ia menatapnya lekat-lekat dengan wajah sendu, wanita dihadapannya adalah ibu terbaik baginya, dan wanita tercantik yang pernah ia temui dalam hidupnya.
Ia memandangi wajah yang sudah mulai sedikit keriput karena termakan usia, lalu ia berusaha keras untuk mengingat kapan sang mama pernah memarahinya.
Tapi seberapa besar ia mengingat, jawabannya tetap tidak ada, dan memang tidak pernah, ia justru meringis merasa malu belum bisa jadi anak yang berbakti dan belum pernah membahagiakan mama sedikitpun.
Mama memandangi putri kesayangannya dengan tatapan iba, tak kuasa ia menahan tangis melihat air mata putrinya yang sudah menganak sungai.
"Mama kok jadi ikut nangis sih?" ucapnya dengan suara serak, tangannya terulur menghapus air mata mama dengan perlahan.
Mama menggeleng, dan tersenyum, senyum yang terlihat dipaksakan menurut Nada.
"Mama nangis karena bahagia dek, karena sebentar lagi putri kesayangan mama bakalan jadi milik orang." menggenggam lembut tangan Nada.
"Kapanpun masih bisa sering ketemu ma.?"
"Iya sayang, mama tahu, tapi mungkin nanti sedikit berbeda!"
"Beda gimana ma, sama aja kan?" menggerenyit dengan kening berkerut.
Sedangkan Mama hanya tersenyum menanggapi pertanyaan putrinya, bagi mama, Nada masih tetap putri kecilnya yang polos dan selalu banyak bertanya.
"Ayo dek, kita kedalam kasian tamunya udah nungguin dari tadi lho!"
Mama menarik tangan Nada, lalu kemudian menggandengnya, sementara Nada berjalan dengan lemas tanpa minat.
Saat hampir dekat dengan ruangan tamu, Nada melihat papa berbincang-bincang dengan 2 orang laki-laki berbeda usia, yang tak lain adalah papa dari Ando calon suaminya, mereka berbicara seolah sudah sering bertemu, sangat santai, dan terlihat akrab.
"Eh itu dia yang ditunggu-tunggu, akhirnya datang juga!." ucap papa tersenyum kearah Nada.
"Ayo, salaman dulu sama om jordy, sama calon suamimu juga!"
"Nada om,!" mencium tangan papa Jordy.
Lalu beralih bersalaman pada Ando dengan aura tak bersahabat.
"Nada cantik sekali, beruntung banget sih, si Ando!" ucap papa jordy sembari melirik kearah putranya, yang sedang menatap Nada tanpa berkedip.
"Tuh sampai bengong dia.!" lanjut papa Jordy.
Yang disambut gelak tawa oleh papa Abidzar dan mama sarah, sedangkan Ando repleks menunduk malu.
"Saya Sarah pak, Mamanya Nada,!" Ujar Mama tersenyum hangat.
"Iya Bu, salam kenal ya, saya Jordy papanya Ando."
Lalu beralih menyalami calon menantunya yang disambut oleh Ando, lalu mencium tangannya.
Mama memicingkan mata melirik kesebelah pak jordy.
"Mamanya Ando kemana pak, tidak ikut.?"
"Ah itu, Mama Ando benar-benar urgent banget, Ada masalah dalam perusahaannya, InsyaAllah kalau Ando nikah dia pasti datang!" bohongnya, karena ia bingung harus bagaimana menjelaskannya.
"Assalamualaikum.?"
tiba-tiba seseorang mengucapkan salam, membuat pembicaraan mereka teralihkan.
"Wa'alaikumsalam." jawab mereka serempak.
"Maaf saya telat, macet banget tadi." ucap Burhan sembari mengulurkan tangan menyalami satu persatu orang yang Ada disana.
"Perkenalkan pak Jordy, ini Burhan anak pertama saya, dia sudah menikah dan mempunyai dua orang Anak, dia tinggal di garut sama istrinya."
"Iya, iya," menggangguk-anggukan kepala.
"wah sudah Sukses ya kelihatannya, gagah persis papanya."
"Belum sukses Om, masih tahap menuju sukes." ucapnya tersenyum, mengangguk sopan, lalu ikut duduk disamping Nada.
"Bisa aja,!" ucap pak Jordy ikut tersenyum.
"Ma, Alea nggak bisa ikut besok anak-anak sekolah." bisik Burhan pada mama.
"Iya nggak apa-apa,"
"Ma, papa nggak nyangka banget lho, ternyata pak jordy ini junior papa dulu waktu dikampus, yang katanya jadi rebutan banyak wanita gitu,!" ucapnya seraya terkekeh.
"Iya gitu pa? pantes anaknya juga ganteng, turun dari papanya ternyata!." mama ikut menimpali dengan riang.
"Ah itu masa lalu, pak abidzar bisa aja, justru waktu itu saya sangat kagum sekali sama kecerdasan pak Abidzar ini bu, beliau siswa terbaik dari segala sisi, dan nggak kalah juga jadi rebutan wanita-wanita cantik." balasnya sambil tertawa.
Cerita panjang pun mengalir dengan candaan dan tawa disela obrolan mereka, Ando dan Burhan terkadang ikut terkekeh mendengarkan cerita dari ketiga orang dihadapannya, yang terlihat seru, saling membahas masalalu mereka.
Sementara Ando sesekali matanya melirik Nada yang terlihat hanya diam dan tak bersuara, bahkan enggan nenatapnya sama sekali, ia tahu mungkin saat ini Nada ngambek padanya yang tidak mau bekerja sama menggagalkan pernikahan ini.
"Emmz,!" papa Jordy berdehem setelah puas bercerita panjang lebar dengan papa Abidzar.
"Jadi begini, pak abidzar dan ibu Sarah, dengan tidak mengurangi rasa hormat untuk keluarga Ibu dan Bapak, maksud kedatangan saya kesini, ingin meminang Putri Bapak dan Ibu, untuk Anak saya Alby orlando arsenio sebagai penyempurna setengah agamanya, agar jauh dari maksiat dan perbuatan yang di murkai oleh Allah."
"Maafkan perbuatan yang tidak terpuji yang dilakukan anak saya terhadap putri Bapak dan ibu, saya sangat menyesalkannya, begitupun dengan Ando dia sangat menyesalinya, mungkin saya telah gagal mendidik putra saya, saya sangat berharap Bapak dan ibu sekeluarga mau Berbesar hati memaafkan kami."
"Bagaimana pak Abidzar dan Ibu Sarah?."
Papa Abidzar dan Mama sarah saling berpandangan, lalu kemudian mengangguk.
"Baik pak, kami terima pinangan dari putra Bapak, dan kami sekeluarga juga minta maaf atas semuanya, saya sekeluarga juga berharap kedepannya kita akan menjadi dua pasang keluarga yang bahagia, dengan ikatan baru."
.
.
Note:
jangan lupa tinggalkan jejak cinta untuk author amatiran ini, dengan cara Like, coment dan vote.
Salam cinta dan peluk jauh dari Author😘
terimakasih😊
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
мєσωzα
kalau posisinya mereka ngobrol dikamar, seharusnya pakai kata "keluar" atau "kedepan" thor, bukan "kedalam".. karna itu posisinya dari dalam kamar, keluar ke ruang tamu
2023-03-06
0
Dedew
jadi nada nikah sama berondong😅
2022-11-30
0
Martobok Siburian
wow
2022-04-30
0