"Pa, ini tidak seperti yang papa bayangkan, please percaya sama Ando pa."
"Nikahi gadis itu, atau papa tarik semua fasilitas yang papa berikan padamu selama ini."
"Pa,?"
"Jangan jadi pengecut Ando, lagi papa tidak pernah mengajarkanmu berbuat kurang Ajar pada wanita manapun."
"Ando masih sekolah pa!" ucapnya tak mau kalah.
"Itu bukan masalah besar Ando, papa tidak mau tahu, dan tidak menerima alasan apapun lagi, besok kita menemui keluarga pak Abidzar."
Setelah mengucapkan kalimat ajaib yang mampu membungkam mulut putranya, Papa Jordy pergi meninggalkan Ando sendiri, memberi ruang untuk putranya agar lebih leluasa memikirkan kembali perkataannya.
Papa Jordy merasa dirinya sudah gagal Sebagai sosok Papa yang seharusnya menjadi panutan bagi anak semata wayangnya.
Sejak mamanya memutuskan pergi dari rumah, dan hampir 7 tahun lamanya, dan hanya pulang 2 kali dalam setahun, sejak saat itu pula keadaan putranya semakin tak bisa terkendali.
Bahkan papa Jordy sendiri bingung dengan setatus pernikahannya kini, entah harus menamainya seperti apa?
Karena sejak saat kepergian mama Ando mengejar cita-citanya yang ingin memiliki sebuah restaurant di luar kota, komunikasi dengan sang istri nyaris tidak ada.
Saat itu ia menolak keras keinginan sang istri, Namun penolakannya berakibat fatal pada kejiwaannya.
Selama 1 bulan sang istri selalu mengurung diri dikamar, bahkan ia jarang sekali menyentuh makanan, yang akhirnya mengakibatkan badannya kurus dan kekurangan cairan, hingga dirawat secara intensif selama kurang lebih 2 minggu disebuah Rumah sakit.
Setelah keadaannya berangsur membaik dan dinyatakan sehat kembali, dengan berat hati ia pun akhirnya mengalah, dan mengabulkan keinginan sang istri.
Meski ia harus menyaksikan tangis pilu dari putra semata wayangnya yang tidak rela melepas sang mama pergi.
Namun setelah mendapat kabar bahwa sang istri mulai sukses dalam bisnisnya, justru ia malah merasa hidupnya seperti kosong dan hampa, karena tak lagi bisa berkomunikasi dengan baik, Indri selalu saja beralasan, entah alasan cape, pusing, dan tidak ada waktu.
Dan untuk kesekian kalinya ia harus menebalkan wajah berhadapan dengan orang-orang yang berurusan dengan putranya.
...............
"Ma pa, ini sungguh salah paham, Nada dan anak itu tidak melakukan apapun."
"Cukup, diam dan turuti perintah papa, sebelum nama baik kita tercoreng."
"Pa,?" ucapnya memelas.
"Tolong kali ini bantu papa nak, ini demi kebaikan semuanya."
"Nada masih pengen kuliah ma pa, Nada mau ngejar cita-cita Nada jadi guru."
"Nada nggak mau nikah ma pa,"
"Apalagi sama anak Sma, nggak mau." ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
"Papa sama mama nggak percaya sama Nada." ucapnya mulai terisak.
"Bukan begitu nak, tapi_"
"Ok ok, Nada ngerti Nada mau nikah sama anak itu." ucapnya sembari berlalu pergi meninggalkan kedua orang tuanya lalu berjalan menghentak-hentakan kakinya.
Ia merasa percuma jika harus terus-terusan memohon karena pada akhirnya keputusan yang diambil papanya tetap sama, yaitu menikahkan dirinya dengan anak sma, yang baru ia kenal 2 hari ini.
Sedangkan papa Abidzar dan mama Sarah terdiam ditempatnya, tenggelam dalam pikirannya masing-masing.
Nada membuka pintu dan menutupnya kembali dengan kasar, ia marah pada takdir yang sedang mempermainkannya saat ini.
Ia terduduk lemah diatas ranjang miliknya, sungguh saat ini hatinya terasa berkecamuk tak karuan.
Drttt...drttt..
Nada merogoh benda pipih yang sedari tadi bergetar didalam tasnya.
085712××××××
Ia terdiam sejenak mengamati nomor tanpa nama dilayar benda pintarnya.
Lalu kemudian menggeser gambar hijau dilayar benda pintar tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
мєσωzα
alasan mamanya ando sedikit kurang bisa diterima.. kenapa harus buat restoran diluar kota? padahal bisa buat dikota mereka. atau sekalipum buat diluar kota, kan bisa ngurus sambil mobile bolak balik kerumah. gak harus mutus komunikasi gitu kan? 🤔
2023-03-06
0
Hj_ ijotfauziyah
cari aja mama bar buat Ando. istri kek gitu di piara
2023-01-31
0
Park Kyung Na
💪💪
2022-09-16
0