Kemilau asa di ufuk timur menjanjikan sejuta keinginan dan harapan yang besar, bagi mereka yang semangat menyambut nya.
Semilir angin sepoi-sepoi menerpa rambut hitam lebat milik seorang gadis cantik yang sedang duduk dibangku taman hotel, membuka lembar demi lembar buku digenggamannya.
Suasana pagi kali ini terasa berbeda bagi nada, sejuk bercampur hangat, ia sengaja memilih hotel yang jauh dari keramaian, bahkan cenderung sepi menurutnya.
Sangat cocok sesuai harapannya, sebagai tempat untuk menjernihkan fikiran menuntaskan skripsi nya yang harus ia kumpulkan 1 minggu lagi.
Ia mendapat rekomendasi tempat tersebut dari salah satu sahabat dekatnya dikampus,
Kalau dilihat-lihat ternyata disekitar sini hanya berdiri beberapa rumah yang terbilang biasa aja, bahkan jauh dari kata mewah dan megah, seperti sebuah desa terpencil menurutnya.
Berbeda sekali dengan sekitar perumahan milik orangtuanya, atau sebelum masuk gang hotel yang ditempatinya saat ini.
Tiba-tiba terlintas diingatannya, mengenai pertanyaan papa kemarin.
*mengapa harus hotel?
tempat yang lain banyak kan*?
kamu tidak akan berbuat macam-macam kan disana?
Ia menghela nafas panjang, yang dikatakan papa Ada benernya juga, kenapa harus hotel.? Ntahlah
Setelah merasa bosan ia pun menutup dan meletakan buku tersebut disampingnya.
Tatapannya kini beralih pada sepasang kekasih yang sedang bercanda ria, saling melempar senyum dan kemudian saling memeluk satu sama lain.
Ck..!
"Bikin iri aja si mereka." ucapnya pada diri sendiri.
Ia tiba-tiba teringat kembali pada mantan kekasih yang sudah menghianatinya yang ia putuskan tepat 3 bulan yang lalu, dan butuh kekuatan luar biasa untuk melupakan sang mantan yang sangat dicintainya.
3 tahun menjalin hubungan dengannya bukanlah waktu yang sebentar bagi Nada, ia dan Riko sang mantannya sudah banyak sekali melewati masa-masa kebersamaan yang notabene masih melekat dalam ingatannya.
"Ini emang nggak mudah, tapi gue akan berusaha ngelupain lo, tapi gue sakit riko lo tega banget sama gue, apa salah gue.?" dengan suara lirih.
ia memukul dadanya yang terasa sesak bersamaan dengan air mata yang sudah berjatuhan mengenai pipi mulusnya.
"Lo nangis,?"
Satu pertanyaan yang sontak membuatnya mengangkat kepala, melihat kearah suara.
"Nggak..!" mengusap kasar airmatanya menggunakan punggung tangannya.
"Lagi ada masalah ya, cerita dong ke gue," tanpa permisi Ando mendudukan tubuhnya tepat disamping Nada.
Nada melirik Ando yang tengah menatapnya dengan senyum hangatnya.
"Bukan urusan lo," mengambil buku disampingnya dan beranjak pergi.
"Sensi banget si, Elo keberatan temenan sama gue,"
Nada tak menjawab pertanyaan ando, yang menurutnya sangat tidak penting.
"tunggu gue donk," berlari mensejajarkan langkahnya dengan Nada.
"lo lagi pms,?"
"berantem sama nyokap, bokap.?"
"baru putus cinta.?"
Ando terus membrondong pertanyaan tanpa jeda, membuat Nada jengah dan merasa terusik dengan kehadirannya.
Ia terus berjalan, Acuh tak mau peduli dengan laki-laki disampingnya.
BRAKKK..
Nada kembali membanting pintu saat ia sudah memasuki kamarnya. membuat Ando berulang kali menghembuskan nafasnya kasar.
"Banting terooos Non, rusak-rusak dah tu pintu." memutar badannya lalu membuka pintu kamar miliknya yang memang bersebelahan dengan Nada.
Nada meletakan buku yang tadi dibawanya, lalu duduk dengan kaki menggantung diatas tempat tidur, tangannya terulur meraih benda pipih yang terletak diatas nakas.
Ia membuka beberapa notif yang masuk di pesan chatnya, salah satunya papa Abidzar.
Papa
[Nad, papa mau ngajak kamu makan di restaurant minang kesukaan kamu, kebetulan papa lagi senggang, mau ?]
Nada
[*Mau banget, pa!]
Papa*
[Tapi agak sorean nggak apa-apa? papa mau nganter mama dulu kerumah om wildan.]
Nada
[No problem papa!]
Papa
[ok, sherlok ya sayang nanti papa jemput]
Nada
[syappp bos.!]
Setelah membalas chat dari papa Nada merebahkan tubuhnya, karena masih ada waktu beberapa jam lagi fikirnya sembari menunggu sang papa menjemputnya.
Sementara dikamar sebelah, Ando mondar-mandir memikirkan berbagai macam cara agar bisa menarik perhatian Nada.
Ia sendiri bingung mengapa ia bersikap seperti ini padahal sebelumnya sama sekali tidak peduli dengan mahluk yang bernama wanita, selain dari mamanya.
Sebersit ide konyol tiba-tiba muncul dikepalanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
lily Miley
hayy
2023-02-05
1
Eika
gak kaku bahasanya... aku suka Thor
2022-06-23
0
lilik
lanjut thor
2022-05-09
0