MIOM

Bunga begitu bahagia mendapat kabar tentang kehamilannya itu.

Sesampainya di rumah, dia terus mengelus-elus perutnya.

Kehamilan yang di tunggu-tunggunya itu, kini sudah di depan mata.

"Aku bahagia Bang, sakit yang tadi ku rasakan, kini sudah tak terasa lagi. Sungguh ini hari raya Idhul Adha yang tak akan aku lupakan. Terimakasih ya Allah...

Tadi pagi Kau membuatku menangis karena sakit yang aku derita, tapi kini Kau membuat aku bahagia yang teramat bahagia." Ucap Bunga sambil mengelus perutnya.

" Aku juga bahagia sayang, semoga kebahagiaan ini terus berlanjut. Kita jaga dengan baik kehamilan ini, kamu harus banyak istirahat ya." Ucap Angga, diapun ikut-ikutan mengelus perut Isterinya.

" Bunga, kamu sudah pulang? Bagaimana sudah baikan?" Bu Heni segera menemui mereka.

"Alhamdulillah Bu, sekarang aku sangat bahagia banget." Ujar Bunga. Sedikitpun tak terlihat wajah yang tadi, wajah yang sangat mengkhawatirkannya.

"Syukurlah... Ibu juga turut bahagia mendengarnya." Ucap Bu Heni lagi.

"Bunga hamil Bu," Angga mengutarakannya.

"Kau hamil? Syukurlah." Ucap Bu Heni, diapun sangat bahagia nampaknya.

"Sudah berapa bulan?" Tanya Bu Heni lagi.

"Baru sebulan Bu." Ucap Bunga, senyuman mengembang di bibirnya.

" Kalau begitu, jaga baik-baik jangan sampai terjadi apa-apa, Ibu pulang dulu ya."

Bu Heni berpamitan untuk pulang.

Kini, hari-harinya Bunga dipenuhi dengan kebahagiaan yang sudah sekian lama dia dambakan.

Rasanya hanya dia yang berbahagia sa'at itu.

***

Namun, rupanya kebahagiaan yang dia rasakan hanyalah sementara saja.

Kebahagiaan itu seakan enggan berlama-lama mendampinginya.

Langit yang tadinya berwarna biru cerah, secerah hati dan harapannya.

Kini, kecerahan itu di bayangi oleh warna hitam pekat yang sangat menyeramkan.

Senyum ceria, tertawa bahagia, kini berganti duka dan derita.

Kebahagiaan itu hanya sementara saja adanya, direnggut oleh kejamnya duka  lara dan nestapa.

Pancaran mata yang berbinar bahagia, kini berganti tetesan air mata duka nestapa.

Rasa sakit waktu sulit buang air Minggu lalu itu, kini terasa kembali.

Malahan terasa semakin sakit beribu-ribu kali lipat dari yang minggu kemarin.

Sa'at itu... Seminggu setelahnya Bunga dan Angga pulang dari Rumah Sakit.

Kira-kira jam setengah sembilan pagi, hal serupa dirasakan kembali olehnya.

Dia mau ke kamar mandi untuk buang air kecil.

Namun, tak setetespun keluar air yang di tunggu-tunggunya itu.

Bukan air seni yang keluar, tetapi rasa sakit yang teramat sangat yang menebar.

"Baang..." Panggilnya lemah. Dia terkulai lemah di kamar mandi.

Dia tidak kuat lagi untuk berdiri.

Sedangkan Angga, tengah asyik menjahit. Sama sekali Dia tidak mendengar panggilan Isterinya.

Sakit yang ini sangat beda sekali

Sakitnya terasa merambah ke ulu hati.

" Baaang..." Panggilnya lemah.

Mustahil terdengar sampai ke ruang depan, di mana Angga tengah sibuk menjahit.

Suara bising dari mesin jahit mengalahkan suara Bunga, yang

Memanggilnya.

" Neng... Bunga....?" Beberapa sa'at kemudian, Angga memanggilnya.

Tapi, tidak ada sahutan.

" Bunga kemana ya?" Gumamnya

Sedikit risau.

"Bunga... Kamu di mana?" Angga bertanya lagi, kini setengah teriak.

Tetap tidak ada sahutan.

"Kemana dia?... Biasanya kemanapun dia pergi, pasti pamit dulu. " Anggapun bangkit dari kursi jahitnya.

"Neng... Neng... Kamu dimana?" Sambil berteriak dia berjalan ke arah dapur.

Isterinya tidak di temukan juga.

Di kamarpun tidak ada...

Segera dia ke kamar mandi, Pintunya terbuka lebar.

Baru saja dia melongokan kepalanya, dia kaget bukan kepalang.

Di sana dia melihat tubuh Isterinya tengah terbaring.

Tidak sadarkan diri.

"Neeeng... Kamu kenapa?" Angga berteriak histeris melihat Isterinya tergeletak lemah di kamar mandi.

Dengan paniknya dan perasaan yang tidak karuan, Segera di bopongnya tubuh Isterinya itu.

Kemudian segera dia larikan ke Rumah Sakit.

"Neng... Bangun sayang... Bangun!" Ucapnya panik, dengan airmata yang terus mengalir di kedua belah pipinya.

"Sabar ya Bang." Sopir mencoba menenangkannya.

"Bang... Coba lebih cepat lagi, biar segera sampai ke Rumah Sakit." Ucap Angga tak sabar.

"Ya Allah... Tolonglah kami ya Allah." Angga berdo'a tiada henti, di sepanjang perjalanan menuju ke Rumah Sakit.

Alhamdulillah... Do'anya langsung di kabulkan Allah SWT.

Tepat di depan pintu gerbang Rumah Sakit, Bunga siuman. Dia sadar kembali dari pingsannya.

"Aduuuh.... Sakiiiit... Baang..,!" Rintihnya memelas.

Di peganginya perutnya itu, yang serasa di remas-remas oleh tangan yang sangat kuat.

"Ayo Buu...!" Pak Satpam telah berada di hadapannya, dengan kursi rodanya.

Dengan di bantu oleh Angga, Bunga segera menduduki kursi roda, kemudian Pak Satpam membawanya ke ruang periksa.

Sedangkan Angga mendatangi tempat pendaftaran pasien.

Masih dengan dokter yang sama dan ruangan yang sama pula.

Bunga di periksa kembali.

"Ibu kenapa lagi?..." Dengan lembut dokter bertanya kepada Bunga yang tengah kesakitan.

Wajahnya memucat, aliran darahnya bagaikan  terhenti tak mengalir ke sana.

Matanya membelalak menahan rasa sakit yang teramat sangat.

" Seperti waktu seminggu yang lalu dokter, Isteri saya tidak bisa buang air kecil lagi." Angga yang baru saja tiba ke ruangan itu, langsung memberikan jawabannya.

Karena, dia melihat Isterinya bagaikan yang kesusahan untuk berkata. Pasti karena rasa sakit yang di deritanya itu.

" Suster, segera siapkan kateternya." Perintah dokter.

Seperti seminggu yang lalu , Bungapun di pasangin kateter lagi. Dan...

Air seninya Bungapun mengalir lagi dengan derasnya.

Seperti Minggu kemarin juga, wajah cantiknya Bunga yang tadinya pucat dan meringis, kini sedikit demi sedikit mulai kentara ronanya.

"Ibu Bunga, sudah dua kali dengan sekarang ini Ibu di pasangin kateter, dengan masalah yang sama." Ujar dokter, setelahnya Bunga selesai mengeluarkan air seninya yang tersumbat tadi.

"Iya dokter." Sahut Bunga.

"Kalau saluran air seninya tersumbat, biasanya pasien tersebut terkena kencing batu. Dan, biasanya air seninya agak keruh. Kalau air seni Ibu Bunga tidak keruh sama sekali. Berarti, ini bukan kencing batu." Ujar dokter menuturkan pendapatnya.

" Lalu bagaimana dokter? Saya tidak mau hal seperti tadi terulang lagi. Sakitnya minta ampun." Ujar Bunga.

"Untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di saluran kencing Ibu, sebaiknya Ibu harus di USG dulu. Dari sana nanti Saya bisa melihat apa yang membuat saluran kencing Ibu Bunga tersumbat." Dokter menganjurkan.

" Baiklah dokter, saya setuju. Yang penting saya tidak mengalaminya lagi." Bunga mengiyakannya.

" Suster, tolong pindahkan Ibu Bunga ke ruang USG!" Perintah dokter kepada suster, supaya memindahkan Bunga ke ruang USG.

Susterpun mendorong blankar yang di atasnya ada Bunga yang tengah terbaring, dengan infusan di pergelangan tangannya.

Sedangkan Angga, berjalan di sampingnya.

Bunga nampak meringis, seperti yang ketakutan Waktu melewati koridor Rumah Sakit yang sepi.

Angga segera menggenggam tangannya untuk menenangkan Isterinya.

USG berlangsung lancar dan tidak lama.

Setelah selesai di USG, Bungapun di pindahkan lagi ke kamarnya yang tadi.

Beberapa sa'at kemudian, dokter membacakan hasil USG nya.

Yang isinya ternyata... Sangat membuat Bunga terpukul.

Bagaimana tidak????

Menurut hasil USG, yang menyebabkan Bunga susah untuk buang air kecil itu adalah...

               """"" MIOM """""

Jadi selama dua minggu ini yang menyumbat saluran kencingnya itu adalah miom.

Ya...! Miom atau Mioma yang terdapat di dalam rahimnya Bunga!

Suatu penyakit yang sangat di takuti oleh seluruh wanita di Dunia ini.

Karena, dengan adanya miom di rahimnya seorang wanita, bisa menjadikan wanita itu tidak bisa punya anak!

Suatu hal yang sangat sangat mengerikan!

Begitu pula dengan Bunga, setelah mendengar penuturan dari dokter tentang hasil USG nya itu. Dia tidak menerima begitu saja.

" Tidak.... Tidak mungkin!" Teriaknya tidak percaya.

Terpopuler

Comments

Si Bungsu

Si Bungsu

20 like dulu ya kak,nanti mampir lagi

mampir kembali di novel ku ya kak 👋☺️

2021-10-05

1

Neti Jalia

Neti Jalia

mampir lg kk🤗🙏

*Suamiku ceo ganas

"Sarlince(cinta sepihak(

2021-10-03

0

Diana Sujito

Diana Sujito

baru aja bahagia..denger istri ny hamil..skrng mlh sedih lg..😥

2021-09-11

0

lihat semua
Episodes
1 Suara Gaduh Di Atas Atap
2 Penebangan Pohon Beringin
3 Pembangunan Rumah
4 Suara Misterius
5 Bayangan Hitam di Teras Rumah
6 Ketukan di tengah malam
7 Penghuni baru
8 Sakit Gigi yang Aneh
9 Orderan pembawa bencana
10 Hilangnya beberapa potong rompi
11 Cipratan darah
12 Percikan darah yang sama
13 Karena rasa iri dan dengki
14 Serasa ditimpa balok es
15 Suara Ayam menggelepar di tengah malam
16 Yang mengendap-ngendap di halaman
17 Mengigau
18 Setelah Shalat Subuh
19 Kabar yang baik
20 MIOM
21 Di anjurkan untuk operasi
22 Melarikan diri
23 KTP di tahan
24 Suara ribut di dapur.
25 Makhluk aneh bermahkota.
26 Ular yang bermahkota
27 Tak sadarkan diri
28 Mau pindah rumah.
29 Kuburan zaman dulu
30 Lepas dari penampakkan
31 Mengundang makhluk halus.
32 Suara Cicit anak ayam di tengah malam.
33 Mimpi di datangi Genderewo.
34 Ambisi yang terbawa pingsan.
35 Tak sadarkan diri
36 Kepulan asap dan bau kemenyan.
37 Yang mengendap-ngendap di kuburan tua.
38 Ternyata Eyang Kurdi
39 Akhirnya
40 Pindahan
41 Ritual Sajenan
42 Tidak seperti yang di harapkan
43 Serakah
44 Terpental ke dinding.
45 Rencana Eyang Kurdi
46 Terhempas angin Aneh
47 Terhempas di sudut ruang tamu
48 Asap putih di tengah malam
49 Di lilit Ular siluman
50 Sawan
51 Ambisi yang menyiksa diri
52 Rencana Eyang Kurdi
53 Mencari kepala kerbau
54 Rencana baru Eyang Kurdi
55 Senjata makan Tuan
56 Kena batunya
57 Pesan dari Hindun
58 Eyang Kurdi mencari informasi
59 Eyang Kurdi ngancam
60 Mencari Eyang Kurdi
61 Mbah Jentang ingin bertobat
62 Eyang Kurdi yang keras kepala
63 Kalah cepat
64 Tak jadi pindahan
65 Eyang Kurdi Stroke Ringan
66 Terpeleset di malam gelap gulita
67 Di perempatan jalan.
68 Sumpah Eyang Kurdi
69 Terpeleset di malam gelap gulita
70 Tergeletak di antara rumpun bambu
71 Sangat mengenaskan
72 Tumpah Darah
73 Tergenang air
74 Malam yang mencekam
75 Ngemitan
76 Dilema
77 Penampakkan Eyang Kurdi
78 Mimpi Mbah Jentang
79 Penampakkan Genderewo.
80 Pengakuan Sumarna
81 Saran dari pak Ustadz Sulaeman.
82 Pengajian
83 Setelah acara selesai
84 Ternyata...
85 Setelah beberapa bulan kosong
86 Sosok putih di ruang tengah
87 Penampakkan itu muncul lagi
88 Pintu yang terbuka sendiri
89 Jadi Penasaran
90 Penampakkan di samping kusen pintu.
91 Dalam genggaman
92 Permata merah delima
93 Mawar yang terpilih.
94 Tak bisa menolak
95 Bi Irah kerasukan
96 Bau amis yang menyengat
97 Ngungsi
98 Raibnya Mustika merah delima.
99 Kena hipnotis.
100 Karena pancaran sinarnya.
101 Mau di jadikan Musholla.
102 Nama untuk Musholla baru.
103 Musholla Nurul Iman.
104 Teriakan Mawar.
105 Rumah angker tak ada lagi.
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Suara Gaduh Di Atas Atap
2
Penebangan Pohon Beringin
3
Pembangunan Rumah
4
Suara Misterius
5
Bayangan Hitam di Teras Rumah
6
Ketukan di tengah malam
7
Penghuni baru
8
Sakit Gigi yang Aneh
9
Orderan pembawa bencana
10
Hilangnya beberapa potong rompi
11
Cipratan darah
12
Percikan darah yang sama
13
Karena rasa iri dan dengki
14
Serasa ditimpa balok es
15
Suara Ayam menggelepar di tengah malam
16
Yang mengendap-ngendap di halaman
17
Mengigau
18
Setelah Shalat Subuh
19
Kabar yang baik
20
MIOM
21
Di anjurkan untuk operasi
22
Melarikan diri
23
KTP di tahan
24
Suara ribut di dapur.
25
Makhluk aneh bermahkota.
26
Ular yang bermahkota
27
Tak sadarkan diri
28
Mau pindah rumah.
29
Kuburan zaman dulu
30
Lepas dari penampakkan
31
Mengundang makhluk halus.
32
Suara Cicit anak ayam di tengah malam.
33
Mimpi di datangi Genderewo.
34
Ambisi yang terbawa pingsan.
35
Tak sadarkan diri
36
Kepulan asap dan bau kemenyan.
37
Yang mengendap-ngendap di kuburan tua.
38
Ternyata Eyang Kurdi
39
Akhirnya
40
Pindahan
41
Ritual Sajenan
42
Tidak seperti yang di harapkan
43
Serakah
44
Terpental ke dinding.
45
Rencana Eyang Kurdi
46
Terhempas angin Aneh
47
Terhempas di sudut ruang tamu
48
Asap putih di tengah malam
49
Di lilit Ular siluman
50
Sawan
51
Ambisi yang menyiksa diri
52
Rencana Eyang Kurdi
53
Mencari kepala kerbau
54
Rencana baru Eyang Kurdi
55
Senjata makan Tuan
56
Kena batunya
57
Pesan dari Hindun
58
Eyang Kurdi mencari informasi
59
Eyang Kurdi ngancam
60
Mencari Eyang Kurdi
61
Mbah Jentang ingin bertobat
62
Eyang Kurdi yang keras kepala
63
Kalah cepat
64
Tak jadi pindahan
65
Eyang Kurdi Stroke Ringan
66
Terpeleset di malam gelap gulita
67
Di perempatan jalan.
68
Sumpah Eyang Kurdi
69
Terpeleset di malam gelap gulita
70
Tergeletak di antara rumpun bambu
71
Sangat mengenaskan
72
Tumpah Darah
73
Tergenang air
74
Malam yang mencekam
75
Ngemitan
76
Dilema
77
Penampakkan Eyang Kurdi
78
Mimpi Mbah Jentang
79
Penampakkan Genderewo.
80
Pengakuan Sumarna
81
Saran dari pak Ustadz Sulaeman.
82
Pengajian
83
Setelah acara selesai
84
Ternyata...
85
Setelah beberapa bulan kosong
86
Sosok putih di ruang tengah
87
Penampakkan itu muncul lagi
88
Pintu yang terbuka sendiri
89
Jadi Penasaran
90
Penampakkan di samping kusen pintu.
91
Dalam genggaman
92
Permata merah delima
93
Mawar yang terpilih.
94
Tak bisa menolak
95
Bi Irah kerasukan
96
Bau amis yang menyengat
97
Ngungsi
98
Raibnya Mustika merah delima.
99
Kena hipnotis.
100
Karena pancaran sinarnya.
101
Mau di jadikan Musholla.
102
Nama untuk Musholla baru.
103
Musholla Nurul Iman.
104
Teriakan Mawar.
105
Rumah angker tak ada lagi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!