Suara Ayam menggelepar di tengah malam

Bau bangkai yang sangat menyengat, menusuk hidung kedua pasangan suami-istri itu.

"Uuuoo... Aaakhh...!" Bunga sampai mual, mencium bau yang sangat menyengat itu.

"Uuuuoooo.... Aaaakkkhhh.... !" Anggapun sama merasakan mual yang teramat sangat.

Dia memegangi perutnya, yang terasa bergejolak, seakan ada sesuatu yang memberontak, hendak keluar dari dalam perutnya.

Beberapa menit kemudian...

Perlahan-lahan, bau bangkai yang sangat menyengat itupun hilang sudah, seiring terdengarnya suara yang aneh dari halaman depan.

"Alhamdulillah... Bau menyengat itu, sudah tidak tercium lagi." Ucap Bunga bersyukur.

Dadanya lumayan terasa sedikit enteng, tidak terlalu mual seperti tadi, waktu bau bangkai itu masih memenuhi ruangan di dalam rumahnya.

"Tapi... Kamu dengar Sesuatu di luar sana?..."Tanya Angga, dia menanyakan pada Isterinya.

"Iya Bang... Seperti... Suara Ayam yang menggelepar-gelepar." Sahut Bunga.

Keduanya saling pandang tak mengerti...

Angga perlahan beranjak dari tempat duduknya, lalu perlahan melangkahkan kakinya ke arah jendela rumahnya.

Perlahan...

Dia sibakan gordennya, dengan tubuh yang gemetar.

Tangannya bergetar memegangi gordeng.

Dia mengintip ke luar rumah, dari balik tirai jendela rumahnya.

Namun... Tak ada apapun di sana.

Tetapi... Suara kepakan Ayam yang menggelepar-gelepar itu, kian jelas terdengar di telinga.

"Ada apa Bang...?" Bunga bertanya, sambil bangkit dari tempat duduknya.

Angga hanya menggelengkan kepalanya, sebagai jawabannya.

Benar saja, di luar tidak terlihat ada apa-apa.

Hanya suara aneh itu yang kian membuat bulu kuduk merinding.

"Keeeooook.... Keeeooook... !" Suara itu memekakkan telinga.

"Su... Suara I... Tu... !" Ucap Bunga dengan suara yang tercekat.

Matanya melotot menatap ke luar, lewat kaca jendela.

Dia ingin menegaskan, akan apa yang di dengarnya itu.

Dia merasa penasaran, ayam siapa yang berkeok-keok di Tengah malam buta begini.

Walaupun dia memelototkan kedua bola matanya, tapi tetap saja di luar tidak terlihat apa-apa. Hanya kelamnya malam yang nampak di luar sana.

Jam di dinding, jarumnya telah menunjuk ke angka dua kurang lima belas menit.

Berarti... Hampir dua jam, Bunga dan Angga bersitegang dengan Makhluk halus yang tak kasat mata.

Keringat dingin telah membasahi sekujur tubuhnya.

Dari kejadian satu, ke kejadian yang lainnya lagi.

Sungguh! Malam itu menjadi malam yang terlalu mengerikan, dan mencekam, yang di rasakan oleh Bunga dan Angga.

Bagaimana tidak?...

Penampakan yang sangat mengerikan itu, begitu jelas berdiri di hadapannya, dalam satu ruangan pula.

"Sebaiknya, kita lanjutkan baca ayat Qursi nya Bang!" Usul Bunga.

"Daripada kita celingukan, mencari-cari sumber bunyi yang enggak jelas." Lanjutnya lagi.

"Benar juga... Ayo! Kita baca ayat Qursi lagi dengan khusu." Sahut Angga pula. Dia setuju dengan usulan Isterinya.

Namun, baru saja mereka duduk, tiba-tiba...

Di luar sana, nampak seperti ada bayangan seseorang, yang tengah mengendap-ngendap di balik pepohonan, yang tumbuh di pojok Halaman.

Dia seperti tengah mencari sesuatu.

Namun, entah apa yang di carinya itu.

"Bang... " Bisik Bunga, sudut matanya mengerling ke arah luar.

Angga segera mengikutinya.

DEG...

Jantungnya seakan berhenti seketika.

"Si... Siapa... Itu...?..." Tanyanya, dia menatap wajah Isterinya.

"Sssstttt....!" Telunjuk tangannya Bunga, menempel di bibirnya.

Memberi isyarat kepada Angga, Suaminya, untuk diam dan... Tidak berisik.

"Coba perhatikan Bang!... Bayangan itu... Sepertinya bayangan manusia." Ucap Bunga dengan berbisik.

"Dia... Seperti memperhatikan ke arah rumah kita." Lanjutnya lagi.

"Iya Neng... Sepertinya... Dia mau melakukan sesuatu." Ucap Angga berbisik.

"Itu... Dia keluar, dari balik pohon rambutan itu." Bisik bunga dengan perlahan.

Benar saja... Bayangan Hitam itu, mengendap-endap perlahan menuju rumahnya Bu Hindun,

Dia menengok ke kanan dan ke kiri... Lalu...

Dia melangkahkan kakinya, dengan cara berjinjit perlahan.

"Dia menuju ke teras rumah kita." Bisik Bunga, dengan suara yang bergetar.

"Dia... Mendekat... Ke mari." Ucap Bunga lagi. Suaranya gagap, dengan leher seakan tercekat.

Dia kemudian berdiri di ujung teras, lalu... Melihat ke kanan dan ke kiri... Kemudian melihat ke belakang, seperti ada yang tengah di carinya.

Atau...

Mungkin, dia lagi memastikan keadaan sekitarnya.

Setelah dia rasa aman....

Nampak dia mengeluarkan sesuatu dari kantong bajunya.

Seperti bungkusan plastik.

Lalu...

Bungkusan plastik itu, di arahkan ke teras rumah, seperti yang di semprotkan begitu.

"Itu... " Telunjuk Bunga menunjuk ke luar.

Angga menganggukkan kepalanya. Telunjuknya menempel di bibirnya.

Orang yang di luar itu, terlihat melangkahkan kakinya perlahan,... Kemudian, berlalu meninggalkan halaman rumahnya Bu Hindun.

"Ayo!... Kita ikuti..." Ajak Angga kepada Bunga, supaya mengikuti orang itu.

"Yap... " Sahut Bunga semangat.

Dia juga merasa sangat penasaran, dengan orang itu. Dan... Dia ingin membuktikan perkataannya Bu Ustadzah Halimah kemarin. Bahwa... Yang telah menerornya itu adalah orang dekat, bukan Orang jauh.

Segera di bukanya pintu rumahnya, perlahan-lahan...

Orang itu masih terlihat jelas, di keremangannya malam.

Bunga dan Angga, terus mengikuti gerakan orang yang sangat mencurigakan itu, dengan matanya.

Dan...

"Haaah...?..." Terperanjat kaget, Angga dan Bunga di buatnya.

"Dia... !!" Ucap Bunga.

Dia tidak percaya, dengan apa yang di lihat dan di saksikan oleh mata kepalanya sendiri.

Hap...

Mulutnya Bunga, langsung di tutupi dengan tangannya Angga.

Dia tidak mau, kalau pengintaian

Orang itu, diketahui oleh orang yang tengah di intainya.

"Bu Yati...? Dia masuk ke halaman rumahnya Bu Yati, berarti... " Angga tidak meneruskan perkataannya.

Tangannya segera menarik tangan Isterinya, supaya mengikutinya.

Benar saja...

Setelah tutup Kepalanya di buka, benar saja! Bu Yati yang tadi mengendap-endap, di Halaman rumahnya itu.

Dalam keremangan malam, yang hanya di terangi oleh cahaya sinar Rembulan, nampak sangat jelas, Orang yang dari tadi di intainya itu, adalah... Bu Yati...!

Yang kini tengah masuk ke dalam rumahnya.

"Enggak nyangka..." Gumam Bunga perlahan.

"Ayo!... Kita lihat, apa yang tadi di semprotkan sama Bu Yati, ke teras rumah kita itu." Ajak Angga.

Setelah agak dekat dengan teras rumahnya, nampak jelas di sana, banyak bercak-bercak yang masih basah, dan berwarna coklat, kehitaman. Memenuhi teras dan dinding rumahnya.

Seperti biji-bijian yang telah di campurkan dengan minyak.

Entah minyak apa?... Karena, tercium sangat bau.

Dan juga... Entah biji apa?...

Yang jelas, bijinya sangat- sangatlah kecil sekali.

"Siram aja ya Bang ya." Usul Bunga. Sembari masuk ke dalam rumahnya, hendak mengambil air.

"Sebaiknya pakai air panas saja Neng! Biar minyaknya terhapus."

Diapun ikut masuk ke rumahnya.

Langsung ke dapur untuk merebus air.

Dia mau, pakai air yang mendidih.

Tak berapa lama, sepanci air telah mendidih.....Daan... Segera di bawa ke luar oleh Angga.

Tak menunggu lama, sepanci air yang telah mendidih itu, di ciduknya dengan memakai gayung.

Kemudian... Disiramnya bercak-bercak hitam itu.

Dan, dengan teliti satu persatu dia bersihkan, semua bercak-bercak yang ada di teras dan di dinding rumahnya itu.

"Apa maksudnya ya Bang?... Kok bisa-bisanya dia punya rasa iri kepada kita." Bunga merasa tidak habis pikir.

"Seperti yang di katakan kemarin sama Ustadzah Halimah, Ini benar-benar terjadi. Orang yang hatinya sudah di penuhi dengan rasa iri dan dengki, tidak memikirkan untung dan ruginya. Dia tidak peduli, akan akibatnya bagi orang lain." Ucap Angga.

"Alhamdulillah... Semua bercak-bercak itu sudah bersih. Ayo!... Kita masuk! Hampir semalaman kita tidak tidur." Ujarnya lagi.

Alunan ayat-ayat suci Al-Qur'an, mulai terdengar dari Masjid yang terletak di tengah kampung.

Berarti...

Sebentar lagi waktu subuh tiba.

Semalaman kedua Suami-istri itu, tidak tidur sekejap matapun.

Dia di teror semalam suntuk.

Terpopuler

Comments

pxtrq_

pxtrq_

semangat thorrr

2021-10-04

0

Dhina ♑

Dhina ♑

Maling ayam bukan sih? Atau Musang?

2021-06-08

0

Ika Sartika

Ika Sartika

ya Alloh....

2021-06-08

2

lihat semua
Episodes
1 Suara Gaduh Di Atas Atap
2 Penebangan Pohon Beringin
3 Pembangunan Rumah
4 Suara Misterius
5 Bayangan Hitam di Teras Rumah
6 Ketukan di tengah malam
7 Penghuni baru
8 Sakit Gigi yang Aneh
9 Orderan pembawa bencana
10 Hilangnya beberapa potong rompi
11 Cipratan darah
12 Percikan darah yang sama
13 Karena rasa iri dan dengki
14 Serasa ditimpa balok es
15 Suara Ayam menggelepar di tengah malam
16 Yang mengendap-ngendap di halaman
17 Mengigau
18 Setelah Shalat Subuh
19 Kabar yang baik
20 MIOM
21 Di anjurkan untuk operasi
22 Melarikan diri
23 KTP di tahan
24 Suara ribut di dapur.
25 Makhluk aneh bermahkota.
26 Ular yang bermahkota
27 Tak sadarkan diri
28 Mau pindah rumah.
29 Kuburan zaman dulu
30 Lepas dari penampakkan
31 Mengundang makhluk halus.
32 Suara Cicit anak ayam di tengah malam.
33 Mimpi di datangi Genderewo.
34 Ambisi yang terbawa pingsan.
35 Tak sadarkan diri
36 Kepulan asap dan bau kemenyan.
37 Yang mengendap-ngendap di kuburan tua.
38 Ternyata Eyang Kurdi
39 Akhirnya
40 Pindahan
41 Ritual Sajenan
42 Tidak seperti yang di harapkan
43 Serakah
44 Terpental ke dinding.
45 Rencana Eyang Kurdi
46 Terhempas angin Aneh
47 Terhempas di sudut ruang tamu
48 Asap putih di tengah malam
49 Di lilit Ular siluman
50 Sawan
51 Ambisi yang menyiksa diri
52 Rencana Eyang Kurdi
53 Mencari kepala kerbau
54 Rencana baru Eyang Kurdi
55 Senjata makan Tuan
56 Kena batunya
57 Pesan dari Hindun
58 Eyang Kurdi mencari informasi
59 Eyang Kurdi ngancam
60 Mencari Eyang Kurdi
61 Mbah Jentang ingin bertobat
62 Eyang Kurdi yang keras kepala
63 Kalah cepat
64 Tak jadi pindahan
65 Eyang Kurdi Stroke Ringan
66 Terpeleset di malam gelap gulita
67 Di perempatan jalan.
68 Sumpah Eyang Kurdi
69 Terpeleset di malam gelap gulita
70 Tergeletak di antara rumpun bambu
71 Sangat mengenaskan
72 Tumpah Darah
73 Tergenang air
74 Malam yang mencekam
75 Ngemitan
76 Dilema
77 Penampakkan Eyang Kurdi
78 Mimpi Mbah Jentang
79 Penampakkan Genderewo.
80 Pengakuan Sumarna
81 Saran dari pak Ustadz Sulaeman.
82 Pengajian
83 Setelah acara selesai
84 Ternyata...
85 Setelah beberapa bulan kosong
86 Sosok putih di ruang tengah
87 Penampakkan itu muncul lagi
88 Pintu yang terbuka sendiri
89 Jadi Penasaran
90 Penampakkan di samping kusen pintu.
91 Dalam genggaman
92 Permata merah delima
93 Mawar yang terpilih.
94 Tak bisa menolak
95 Bi Irah kerasukan
96 Bau amis yang menyengat
97 Ngungsi
98 Raibnya Mustika merah delima.
99 Kena hipnotis.
100 Karena pancaran sinarnya.
101 Mau di jadikan Musholla.
102 Nama untuk Musholla baru.
103 Musholla Nurul Iman.
104 Teriakan Mawar.
105 Rumah angker tak ada lagi.
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Suara Gaduh Di Atas Atap
2
Penebangan Pohon Beringin
3
Pembangunan Rumah
4
Suara Misterius
5
Bayangan Hitam di Teras Rumah
6
Ketukan di tengah malam
7
Penghuni baru
8
Sakit Gigi yang Aneh
9
Orderan pembawa bencana
10
Hilangnya beberapa potong rompi
11
Cipratan darah
12
Percikan darah yang sama
13
Karena rasa iri dan dengki
14
Serasa ditimpa balok es
15
Suara Ayam menggelepar di tengah malam
16
Yang mengendap-ngendap di halaman
17
Mengigau
18
Setelah Shalat Subuh
19
Kabar yang baik
20
MIOM
21
Di anjurkan untuk operasi
22
Melarikan diri
23
KTP di tahan
24
Suara ribut di dapur.
25
Makhluk aneh bermahkota.
26
Ular yang bermahkota
27
Tak sadarkan diri
28
Mau pindah rumah.
29
Kuburan zaman dulu
30
Lepas dari penampakkan
31
Mengundang makhluk halus.
32
Suara Cicit anak ayam di tengah malam.
33
Mimpi di datangi Genderewo.
34
Ambisi yang terbawa pingsan.
35
Tak sadarkan diri
36
Kepulan asap dan bau kemenyan.
37
Yang mengendap-ngendap di kuburan tua.
38
Ternyata Eyang Kurdi
39
Akhirnya
40
Pindahan
41
Ritual Sajenan
42
Tidak seperti yang di harapkan
43
Serakah
44
Terpental ke dinding.
45
Rencana Eyang Kurdi
46
Terhempas angin Aneh
47
Terhempas di sudut ruang tamu
48
Asap putih di tengah malam
49
Di lilit Ular siluman
50
Sawan
51
Ambisi yang menyiksa diri
52
Rencana Eyang Kurdi
53
Mencari kepala kerbau
54
Rencana baru Eyang Kurdi
55
Senjata makan Tuan
56
Kena batunya
57
Pesan dari Hindun
58
Eyang Kurdi mencari informasi
59
Eyang Kurdi ngancam
60
Mencari Eyang Kurdi
61
Mbah Jentang ingin bertobat
62
Eyang Kurdi yang keras kepala
63
Kalah cepat
64
Tak jadi pindahan
65
Eyang Kurdi Stroke Ringan
66
Terpeleset di malam gelap gulita
67
Di perempatan jalan.
68
Sumpah Eyang Kurdi
69
Terpeleset di malam gelap gulita
70
Tergeletak di antara rumpun bambu
71
Sangat mengenaskan
72
Tumpah Darah
73
Tergenang air
74
Malam yang mencekam
75
Ngemitan
76
Dilema
77
Penampakkan Eyang Kurdi
78
Mimpi Mbah Jentang
79
Penampakkan Genderewo.
80
Pengakuan Sumarna
81
Saran dari pak Ustadz Sulaeman.
82
Pengajian
83
Setelah acara selesai
84
Ternyata...
85
Setelah beberapa bulan kosong
86
Sosok putih di ruang tengah
87
Penampakkan itu muncul lagi
88
Pintu yang terbuka sendiri
89
Jadi Penasaran
90
Penampakkan di samping kusen pintu.
91
Dalam genggaman
92
Permata merah delima
93
Mawar yang terpilih.
94
Tak bisa menolak
95
Bi Irah kerasukan
96
Bau amis yang menyengat
97
Ngungsi
98
Raibnya Mustika merah delima.
99
Kena hipnotis.
100
Karena pancaran sinarnya.
101
Mau di jadikan Musholla.
102
Nama untuk Musholla baru.
103
Musholla Nurul Iman.
104
Teriakan Mawar.
105
Rumah angker tak ada lagi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!