Serasa ditimpa balok es

Tinggal beberapa menit lagi menuju pukul dua belas.

"Uaah..." Bunga sudah menguap lagi untuk kesekian kalinya.

Walaupun sudah cuci muka, matanya terasa rapat, terasa susah untuk di buka.

"Neng... Jangan sampai tidur!" Angga mengingatkan.

Walaupun dirinya juga sudah sangat ngantuk.

Namun, dia sekuat tenaga mencoba untuk memelototkan kedua bola matanya, supaya tidak terpejam.

"Uaaah... Allahuakbar" Bunga menguap lagi.

"Uaaah... Allahuakbar... Astaghfirulahaladziiim. Kenapa ini mata terasa berat banget, ngantuknya bukan main." Angga pun tak luput dari serangan rasa kantuk itu.

"Teruskan wiridnya! Sebentar lagi jam dua belas! Kita jangan sampai kalah!" Bunga kini yang berteriak memberikan semangat.

Dia bangun dari duduknya.

Dia berdiri sambil menahan rasa kantuk yang teramat sangat.

Mulutnya tak berenti melapalkan ayat-ayat suci Al-Qur'an.

Ayat Qursi dia lafalkan secara terus-menerus, dan berulang-ulang.

Tepat jam dua belas malam.

Tiba-tiba....

"Aaagh..... Apa ini?..." Bunga berteriak dengan suara yang tercekat.

Di pundaknya, terasa ada sesuatu yang sangat dingin sedingin es, dan... Sangat berat.

Tubuhnya tak kuat menopangnya, diapun lalu terduduk, dan... Tidak sampai di sana,

Beban yang begitu berat di pundaknya, memaksanya untuk posisi bertiarap.

Pundak dan lehernya sudah sampai di lantai, menahan beban yang sangat berat dan sangat dingin sekali.

"Aaaargh... Abang... I... Ni... Ba... Ba... Bagaimana?... Be... Berat se... Se... Sekali...!" Ungkap Bunga terbata-bata.

Karena, menahan beban yang begitu berat di pundak dan lehernya.

Sekujur tubuhnya terasa kaku, bulu kuduknya terasa meremang.

Angga terperanjat sangat kaget! Melihat keadaan Istrinya yang tengah kesakitan dan tak berdaya, dengan beban yang begitu berat di leher dan pundaknya itu.

"Terus berdo'a! Jangan berhenti!" Angga berteriak.

"Allohu lailahailahualhayul qoyum....

Angga membacakan ayat Qursi dengan sangat kencang, setelah selesai lalu di tiupkannya ke arah Bunga yang masih tersungkur.

Bunga meringis, menahan sakit dan berat serta dinginnya sesuatu yang menimpanya.

Hingga Kepalanya jatuh tersungkur.

Mulutnya masih komat-kamit, mencoba untuk terus melafalkan ayat Qursi, walaupun dengan terbata-bata, karena, lehernya tercekik sesuatu yang sangat berat, dan sangat dingin.

Bibirnya seakan menebal dan bergetar kedinginan.

"Heeh!... Siapa kamu?... Jangan ganggu Isteriku! Kalau kamu berani, ayo! Tunjukkan wujudmu! Ayo lawan aku!" Teriak Angga menantang makhluk yang tak kasat mata itu, yang kini tengah menindih leher dan pundaknya Bunga, isterinya.

"Aaaaaargh.... Uuuh..." Bunga sepertinya mencoba untuk bangkit.

Namun....

Makin dia bergerak, makin berat terasa beban yang menindih leher dan pundaknya itu.

Rasa dinginpun merambah ke bagian tubuh yang lain, badannya terasa dingin dan membeku.

Tangan dan kakinya, kaku. Susah untuk di gerakan.

Melihat keadaan Istrinya yang makin tidak berdaya, Angga segera melafalkan ayat Qursi lagi dengan lebih khusu. Dia tatap isterinya dengan perasaan Khawatir.

Setelah selesai, dia tiupkan ke arah pundak dan leher isterinya hingga berkali-kali.

Dia berharap...

Makhluk yang tak kasat mata, yang tengah mengganggu isterinya itu segera pergi dari tubuh isterinya.

Sekali.... Duakali.... Tigakali...

Angga terus mengulanginya.

Dia pegangi pundak isterinya, dia coba mengusap-usapnya. Sambil terus melafalkan ayat Qursi.

Leher dan pundak Bunga sangat dingiiiin sekali. Itu terasa oleh tangannya Angga juga, yang terus  mengusap-usapnya, sambil membaca ayat Qursi.

"Aaargh... " Suara Bunga makin terdengar samar-samar.

Nafasnya terdengar turun naik, karena menahan rasa takut yang tengah menderanya.

Melihat Bunga makin tak berdaya, timbul nekat dalam hatinya Angga.

Diapun berdiri, tepat di hadapan Bunga, yang tengah tersungkur tak berdaya, sejak setengah jam tadi.

Dia bertolak pinggang, mulutnya berteriak keras, menantang makhluk yang tak kasat mata, yang ada di depannya itu.

"Ayo!... Tunjukkan wujudmu!! Pengecut! Kalau berani, ayo lawan aku, dan tunjukkan wujudmu!" Teriak Angga, berkoar menantangnya untuk berduel.

Setelah Angga selesai meneriakkan tantangannya.

Tiba-tiba....

Dari leher Bunga yang tengah tersungkur itu, muncul Sesuatu... Seperti asap hitam yang bergulung.

Perlahan-lahan...

Asap hitam itu kian jadi tebal, dan... Bergulung menyelimuti setengah tubuhnya Bunga.

"Aaaaaargh.... Aaaaaargh...."

Terdengar suara serak Bunga dari dalam gulungan asap yang hitam pekat itu.

"As... Astag... Astaghfirulahaladziiim!" Masih dengan suara yang tercekat, Bunga mengucapkan Istighfar.

Dengan nafas yang terengah-engah.

Seperti yang tengah di kejar sesuatu yang sangat menakutkan.

Sosok yang seperti asap hitam yang tebal dan  menggulung itu, perlahan-lahan berinsut dari leher dan pundaknya Bunga.

Kemudian....

Berubah menjadi makhluk yang sangat tinggi besar, seperti raksasa.

Tingginya sampai ke plafon rumah.

Dengan badan yang sangat besar dan hitam legam.

Matanya besar dan merah menyala...

Lubang hidung yang sangat besar, dengan nafas yang memburu...

Bibirnya tebal, dengan kedua taring yang muncul di sudut kiri dan kanan bibir.

Daun telinganya lebar dan meruncing.

Rambut yang gimbal dan acak-acakan, dengan rambut bagian depannya, sebagian menutupi jidatnya.

Perutnya besar membuncit...

"Heeeeeuuuhhh..." Deru nafasnya terdengar jelas memburu.

"Astaghfirulahaladziiim... Ya Allah... Makhluk apa itu?..." Angga tersentak kaget, dia mundur beberapa langkah.

"Ya Allah.... " Bungapun berteriak ketakutan.

Kini, dia bisa duduk lagi, leher dan pundaknya sudah tidak terasa berat lagi.

Diapun segera bangun dan berlari mendekati Angga.

Matanya melotot, dengan gigi yang gemeretak menahan rasa takut.

Rahang terasa kaku, tak bisa berkata-kata.

Degup jantung seakan memburu... Tak beraturan.

Sekujur tubuh terasa kaku untuk di gerakan.

Keduanya berdiri mematung di sudut ruang tamu.

Keringat dingin membasahi seluruh tubuh mereka.

Baru kali ini mereka berhadapan dengan makhluk seperti itu, dalam satu ruangan yang luasnya hanya tiga kali empat meter.

"Baca ayat Qursi lagi!" Terdengar gemetar suara Angga di telinga Isterinya.

Bunga tak mampu berkata-kata, untuk menganggukkan kepalanya juga, terasa sangat berat.

"Audzubilahiminnasyaitonirroziim... Bismillahirrahmanirrahim...

Allahulaillahailahualhayulqoyum...

Bunga dan Angga mencoba melafalkan ayat Qursi lagi.

Kedua pasangan suami istri itu, mencoba untuk khusu.

Matanya tidak menatap makhluk aneh itu,

Dengan seluruh tubuh yang bergetar, keduanya terus membacakan ayat Qursi, walau kadang belepotan.

"Heerrrgggghhh.... " Terdengar suara makhluk itu, Suaranya menderu memekakkan telinga, kedua Suami-istri itu.

"Heeeerrrrgggghhhh.... !" Sosok makhluk itu mengerang lagi.

Matanya yang besar, melotot ke arah Bunga dan Angga.

Makhluk aneh itu melotot seperti yang marah kepada Bunga dan Angga.

"Teruskan wiridnya... " Bisik Angga bergetar.

Begitu pula dengan keadaan Bunga, tangan dan seluruh tubuhnya bergetar hebat.

"Heeeerrrggghhhh.... Heeeerrrggghhh....!!!" Sosok Makhluk yang tinggi besar itu mengerang lagi beberapa kali, nampaknya seperti yang merasakan sesuatu yang tidak nyaman di tubuhnya.

Mungkin, karena merasa kepanasan mendengar ayat Qursi yang di bacakan Bunga dan Angga secara terus-menerus.

Bunga melirik ke arah makhluk aneh itu, dengan sudut matanya, dia ingin memastikan, bagaimana pengaruh ayat Qursi baginya.

Dengan sudut matanya, Bunga melihat makhluk itu seperti yang gelisah, dan tidak nyaman mendengarnya.

Mengetahui hal itu, Bunga semakin semangat dalam membacakan ayat Qursi itu.

Kini... Dia tidak belepotan lagi karena takut.

Dia lantang membacanya.

Dia ingin mengetahui bagaimana kelanjutannya.

Bagaimana makhluk aneh itu bereaksi...

Akhirnya....

"Heeerrrrggggghhhh....!!!" Raungan keras yang meremangkan bulu kuduk terdengar dari mulut makhluk aneh itu.

Seiring dengan terdengarnya bunyi raungan itu, perlahan..

Sosok makhluk aneh itupun berubah kembali menjadi gulungan asap hitam yang tebal, untuk kemudian, asap itu perlahan-lahan memasuki lubang ventilasi rumahnya.

Dan akhirnya...

Hilang tak berbekas...

Hilang entah kemana...

Menyisakan bau bangkai yang menusuk hidung.

Terpopuler

Comments

Dhina ♑

Dhina ♑

Pasti sangat sesak, kalo ditimpa balok es
Eh, hari gini, masih ada ya Es Balok? Karena sudah lama x tak pernah melihat benda langka itu

2021-06-08

2

Ika Sartika

Ika Sartika

ga bisa di bayangkan gimana ketakutan nya bunga lihat sosok tinggi menyeramkan lagi...

2021-06-08

2

lihat semua
Episodes
1 Suara Gaduh Di Atas Atap
2 Penebangan Pohon Beringin
3 Pembangunan Rumah
4 Suara Misterius
5 Bayangan Hitam di Teras Rumah
6 Ketukan di tengah malam
7 Penghuni baru
8 Sakit Gigi yang Aneh
9 Orderan pembawa bencana
10 Hilangnya beberapa potong rompi
11 Cipratan darah
12 Percikan darah yang sama
13 Karena rasa iri dan dengki
14 Serasa ditimpa balok es
15 Suara Ayam menggelepar di tengah malam
16 Yang mengendap-ngendap di halaman
17 Mengigau
18 Setelah Shalat Subuh
19 Kabar yang baik
20 MIOM
21 Di anjurkan untuk operasi
22 Melarikan diri
23 KTP di tahan
24 Suara ribut di dapur.
25 Makhluk aneh bermahkota.
26 Ular yang bermahkota
27 Tak sadarkan diri
28 Mau pindah rumah.
29 Kuburan zaman dulu
30 Lepas dari penampakkan
31 Mengundang makhluk halus.
32 Suara Cicit anak ayam di tengah malam.
33 Mimpi di datangi Genderewo.
34 Ambisi yang terbawa pingsan.
35 Tak sadarkan diri
36 Kepulan asap dan bau kemenyan.
37 Yang mengendap-ngendap di kuburan tua.
38 Ternyata Eyang Kurdi
39 Akhirnya
40 Pindahan
41 Ritual Sajenan
42 Tidak seperti yang di harapkan
43 Serakah
44 Terpental ke dinding.
45 Rencana Eyang Kurdi
46 Terhempas angin Aneh
47 Terhempas di sudut ruang tamu
48 Asap putih di tengah malam
49 Di lilit Ular siluman
50 Sawan
51 Ambisi yang menyiksa diri
52 Rencana Eyang Kurdi
53 Mencari kepala kerbau
54 Rencana baru Eyang Kurdi
55 Senjata makan Tuan
56 Kena batunya
57 Pesan dari Hindun
58 Eyang Kurdi mencari informasi
59 Eyang Kurdi ngancam
60 Mencari Eyang Kurdi
61 Mbah Jentang ingin bertobat
62 Eyang Kurdi yang keras kepala
63 Kalah cepat
64 Tak jadi pindahan
65 Eyang Kurdi Stroke Ringan
66 Terpeleset di malam gelap gulita
67 Di perempatan jalan.
68 Sumpah Eyang Kurdi
69 Terpeleset di malam gelap gulita
70 Tergeletak di antara rumpun bambu
71 Sangat mengenaskan
72 Tumpah Darah
73 Tergenang air
74 Malam yang mencekam
75 Ngemitan
76 Dilema
77 Penampakkan Eyang Kurdi
78 Mimpi Mbah Jentang
79 Penampakkan Genderewo.
80 Pengakuan Sumarna
81 Saran dari pak Ustadz Sulaeman.
82 Pengajian
83 Setelah acara selesai
84 Ternyata...
85 Setelah beberapa bulan kosong
86 Sosok putih di ruang tengah
87 Penampakkan itu muncul lagi
88 Pintu yang terbuka sendiri
89 Jadi Penasaran
90 Penampakkan di samping kusen pintu.
91 Dalam genggaman
92 Permata merah delima
93 Mawar yang terpilih.
94 Tak bisa menolak
95 Bi Irah kerasukan
96 Bau amis yang menyengat
97 Ngungsi
98 Raibnya Mustika merah delima.
99 Kena hipnotis.
100 Karena pancaran sinarnya.
101 Mau di jadikan Musholla.
102 Nama untuk Musholla baru.
103 Musholla Nurul Iman.
104 Teriakan Mawar.
105 Rumah angker tak ada lagi.
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Suara Gaduh Di Atas Atap
2
Penebangan Pohon Beringin
3
Pembangunan Rumah
4
Suara Misterius
5
Bayangan Hitam di Teras Rumah
6
Ketukan di tengah malam
7
Penghuni baru
8
Sakit Gigi yang Aneh
9
Orderan pembawa bencana
10
Hilangnya beberapa potong rompi
11
Cipratan darah
12
Percikan darah yang sama
13
Karena rasa iri dan dengki
14
Serasa ditimpa balok es
15
Suara Ayam menggelepar di tengah malam
16
Yang mengendap-ngendap di halaman
17
Mengigau
18
Setelah Shalat Subuh
19
Kabar yang baik
20
MIOM
21
Di anjurkan untuk operasi
22
Melarikan diri
23
KTP di tahan
24
Suara ribut di dapur.
25
Makhluk aneh bermahkota.
26
Ular yang bermahkota
27
Tak sadarkan diri
28
Mau pindah rumah.
29
Kuburan zaman dulu
30
Lepas dari penampakkan
31
Mengundang makhluk halus.
32
Suara Cicit anak ayam di tengah malam.
33
Mimpi di datangi Genderewo.
34
Ambisi yang terbawa pingsan.
35
Tak sadarkan diri
36
Kepulan asap dan bau kemenyan.
37
Yang mengendap-ngendap di kuburan tua.
38
Ternyata Eyang Kurdi
39
Akhirnya
40
Pindahan
41
Ritual Sajenan
42
Tidak seperti yang di harapkan
43
Serakah
44
Terpental ke dinding.
45
Rencana Eyang Kurdi
46
Terhempas angin Aneh
47
Terhempas di sudut ruang tamu
48
Asap putih di tengah malam
49
Di lilit Ular siluman
50
Sawan
51
Ambisi yang menyiksa diri
52
Rencana Eyang Kurdi
53
Mencari kepala kerbau
54
Rencana baru Eyang Kurdi
55
Senjata makan Tuan
56
Kena batunya
57
Pesan dari Hindun
58
Eyang Kurdi mencari informasi
59
Eyang Kurdi ngancam
60
Mencari Eyang Kurdi
61
Mbah Jentang ingin bertobat
62
Eyang Kurdi yang keras kepala
63
Kalah cepat
64
Tak jadi pindahan
65
Eyang Kurdi Stroke Ringan
66
Terpeleset di malam gelap gulita
67
Di perempatan jalan.
68
Sumpah Eyang Kurdi
69
Terpeleset di malam gelap gulita
70
Tergeletak di antara rumpun bambu
71
Sangat mengenaskan
72
Tumpah Darah
73
Tergenang air
74
Malam yang mencekam
75
Ngemitan
76
Dilema
77
Penampakkan Eyang Kurdi
78
Mimpi Mbah Jentang
79
Penampakkan Genderewo.
80
Pengakuan Sumarna
81
Saran dari pak Ustadz Sulaeman.
82
Pengajian
83
Setelah acara selesai
84
Ternyata...
85
Setelah beberapa bulan kosong
86
Sosok putih di ruang tengah
87
Penampakkan itu muncul lagi
88
Pintu yang terbuka sendiri
89
Jadi Penasaran
90
Penampakkan di samping kusen pintu.
91
Dalam genggaman
92
Permata merah delima
93
Mawar yang terpilih.
94
Tak bisa menolak
95
Bi Irah kerasukan
96
Bau amis yang menyengat
97
Ngungsi
98
Raibnya Mustika merah delima.
99
Kena hipnotis.
100
Karena pancaran sinarnya.
101
Mau di jadikan Musholla.
102
Nama untuk Musholla baru.
103
Musholla Nurul Iman.
104
Teriakan Mawar.
105
Rumah angker tak ada lagi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!