Rumah Di Samping Kuburan

Rumah Di Samping Kuburan

Suara Gaduh Di Atas Atap

Baru Sebulan, Keluarga Pak Burhan dan Bu Hindun menempati Rumah itu.

Waktu itu...

Bu Hindun dan Pak Burhan, serta Anak satu-satunya yang baru berumur Empat tahun itu, sedang Asyik menonton TV di Ruang tengah Rumahnya.

Tiba-tiba...

"Brug! Brug!Brug!" Terdengar suara aneh dari atas atap Rumahnya.

Kebetulan, malam itu malam Jum'at Kliwon.

Malam yang ditakuti oleh kebanyakan Orang. Karena, katanya, malam Jum'at Kliwon adalah, malam yang suka di pakai oleh Orang-orang yang suka menggunakan Ilmu hitamnya. Untuk Memanggil Sosok Makhluk halus, Peliharaannya.

Ridwan, yang baru saja terpejam matanya, di pangkuan Ibunya itu. Jadi terbangun kembali.

Dia menatap Wajah Ibunya.

Kemudian, menatap ke atas ke arah suara.

"Takut Bu!" Katanya, sambil memeluk Ibunya kuat-kuat.

"Suara apa itu Pak?..." Bisiknya di telinga Suaminya. Duduknya bergeser, mendekati Pak Burhan, Suaminya itu.

"Entahlah Bu!" Jawab Pak Burhan, tak kalah berbisik.

"Brug... Brug... Brug... Praak!"

Suara itu terdengar lagi. Kini, di akhiri dengan Suara sesuatu. Seperti suara genting yang jatuh dari atap. Dan... Pecah berantakan!

"Pak... Suara itu terdengar lagi. Aku takut Bu!" Ucap Bu Hindun lagi, lebih pelan daripada tadi. Hampir tidak terdengar.

"Bu... Aku takut!" Si kecil Ridwanpun, makin erat memeluk Tubuh Ibunya. Diapun lalu menangis, karena ketakutan.

"Ssst! Jangan nangis! Takut kedengaran sama yang di atas atap itu." Bu Hindun, mencoba membujuknya.

"Brug... Brug... Brug... Praak...

Praak... Gedebrug!!!" Suara itu terdengar lagi, kini semakin keras.

Sangat mengganggu pendengaran Keluarga kecil, yang menghuni Rumah itu.

"Bagaimana ini Pak?..." Bu Hindun bertanya, masih dengan berbisik.

Keringat dingin mulai membasahi dahinya. Tubuhnya mulai gemetaran. Karena, rasa takutnya.

Jam di dinding, jarumnya baru menunjuk ke angka sepuluh.

Tetapi, suasana malam itu, terasa sangat sunyi dan mencekam. Apalagi, di tambah dengan terdengarnya suara-suara aneh. Yang sangat mengganggu. Sungguh! Membuat semakin takut saja di buatnya.

Ridwan kecil, semakin erat memeluk Ibunya.

Tangis ketakutan, terdengar perlahan di telinganya Bu Hindun.

"Bu! Aku mau keluar dulu ya! Mau lihat, ada apa dan suara apa yang di atas itu. Ibu sama Ridwan, diam di sini! Jangan keluar!" Ujar Pak Burhan.

Dia mau mencoba untuk melihatnya ke luar!

"Jangan Pak! Aku takut!" Istrinya melarang Pak Burhan, pergi ke luar Rumah. Dipeganginya tangan Pak Burhan, Dia mulai menangis ketakutan.

"Tidak apa-apa.. Bapak lihat dulu sebentar. Ibu sebaiknya berdo'a! Jangan menangis! Bapak cuma sebentar. Ingin memastikan, suara apa itu sebenarnya." Ujar Pak Burhan lagi.

"Braak... Brug!!" Suara itu terdengar lagi. Seperti yang sengaja. Kini makin kencang

Saja.

"Sebentar Bu!" Ujar Pak Burhan, sambil beranjak ke luar Rumahnya.

Dia merasa penasaran, dengan suara gaduh yang terdengar dari atap Rumahnya itu.

Bu Hindun berdo'a sebisanya. Sambil menenangkan Anaknya. Yang terus menangis ketakutan di pelukannya.

Pak Burhan segera mengarahkan cahaya senternya, ke atap Rumahnya. Dengan perasaan takut yang masih menggelayut, di dalam hatinya.

"Tidak ada apa-apa... Tetapi, kenapa suara gaduh itu masih jelas terdengar. Berarti... Ya Allah... " Gumamnya ketakutan.

Dia segera mengalihkan arah cahaya senternya.

"

Berarti.. Itu suara Makhluk yang tak kasat mata." Bathinnya.

Tidak nampak apapun di atas genteng sana.

Anehnya...

Suara gaduh itu masih jelas terdengar di telinganya.

Dengan menahan rasa takut, Pak Burhan berjalan perlahan.

Yang di tuju, Rumah Mertuanya. Yang ada di Belakang Rumahnya.

Dia mau minta pertolongan dari Mertua dan Kakak Iparnya yang Laki-laki.

Dia tak berani menghadapi kejadian aneh dan tidak masuk akal itu Sendirian.

Suara gaduh dan berisik itu,masih terus terdengar.

Suaranya seperti Orang yang tengah berlari-lari, di atas genteng Rumahnya.

Namun, tak terlihat siapa yang tengah berlarian di atas genteng itu.

"Tok... Tok... Tok!" Pak Burhan mengetuk Pintu Rumah Mertuanya.

"Assalamualaikum..." Ucapnya. Matanya terus memandangi atap Rumahnya.

Bulu kuduknya mulai terasa berdiri. Merinding, karena takut.

Pak Burhan pun merabanya.

Lalu bergidik sendiri.

"Tok... Tok... Tok!" Dia ulangi ketukkan Pintunya.

Karena, belum ada Orang yang membukakan Pintunya.

Tak lama, terdengar suara langkah kaki yang mendekati Pintu.

"Waalaikumsalam... Siapa di luar?..." Tanya yang di dalam.

Pak Burhan merasa senang! Sebentar lagi, Dia akan dapat bantuan.

"Saya... Burhan!" Sahutnya, secepatnya Dia menjawab.

Setelah Pintu di buka, dengan cepat Pak Burhan masuk ke dalam! Walaupun belum di suruh.

Rahman, Kakak Iparnya merasa kaget! Dengan sikap Pak Burhan, Adik Iparnya itu.

"Ada apa?..." Tanyanya heran.

"Ma'afkan Saya Kak! Kakak dengar suara itu enggak?..." Tanya Pak Burhan, sambil telunjuknya mengarah ke atap Rumahnya.

"Iya.. Suara apa itu?" Rahman balik bertanya.

"Enggak tahu Saya juga! Ada suaranya, tapi tidak ada apapun di atas genteng itu!" Sahut Pak Burhan lagi. Dia berbicara dengan perlahan.

"Coba Saya pinjam Senternya." Rahman langsung mengarahkan cahaya senter ke arah atap Rumah Adiknya itu.

Tak ada apapun di sana!

Hanya terdengar suara Gaduh yang sangat kencang.

Keributan itu membuat seluruh Keluarga Pak Jaya, sibuk mencari-cari asal suara, yang tak ada Wujudnya itu.

"Mana Hindun sama Anaknya?" Bu Jaya menanyakan Anak dan Cucunya yang tidak kelihatan berada di sana.

" Mereka ada di dalam Rumah!" Sahut Pak Burhan.

"Ya Allah... Kasihan Mereka!" Pak Burhan segera berlari kembali ke Rumahnya. Di sana Nampak Istri dan Anaknya, tengah berdo'a sambil menangis ketakutan.

"Ayo! Kita ke Rumah Ibu!" Ujar Suaminya, sambil  menggendong Anaknya itu.

"Sekarang, Hindun sama Ridwan di Rumah Ibu dulu! Biar Saya dan Kak Rahman di sini. Semoga semua kegaduhan di atap itu bisa di tangani!" Ujar Rahman, menyarankan kepada Adik dan Keponakannya itu.

"Iya Kak!" Sahut Hindun. Dia ingin segera melepaskan perasaan takut yang dari tadi menghantuinya.

Rahman dan Burhan, mencoba mengerahkan semua Do'a yang Dia kuasai.

Dibacanya Ayat suci Al-Qur'an dengan khusu.

Keduanya memohon perlindungan dari Allah SWT.

Semakin kencang lantunan Ayat-ayat suci Al-Qur'an, semakin gaduh juga suara di atas genteng itu.

Sepertinya, Makhluk tak kasat mata itu tengah menantang Keduanya.

"Ayat Qursi baca dengan lantang. Jangan sampai kalah! Kita Manusia, lebih mulia daripada Syetan dan sebangsanya." Ucap Rahman.

Keduanya terus mengulang-ulang bacaan Ayat Qursi itu...

Dari jam sebelas malam, Pak Burhan dan Pak Rahman terus membacakan Ayat Qursi, dengan berulang-ulang.

Jam satu malam telah berlalu, Suara gaduh itu masih terdengar berisik.

Jam Dua... Jam Tiga...

Belum ada perubahan!

Rahman dan Burhan sudah nampak kelelahan...

Tapi keduanya tidak menyerah dengan begitu saja. Walau keringat dingin sudah bercucuran membasahi Tubuhnya.

Hingga akhirnya...

Perlawanan Rahman dan Burhan tidak sia-sia!

Kegigihannya mulai membuahkan hasil...

Do'anya Alhamdulillah... Di dengar dan di kabulkan oleh Allah SWT.

Tepat! Jam Empat pagi, suara gaduh itu mulai menghilang dari pendengaran Keduanya.

Suasana kembali sunyi...

Tak terdengar keributan lagi.

Hanya desiran angin yang semilir, menerpa dedaunan di luar sana.

"Alhamdulillah... Terimakasih Ya Allah! Kau telah mengabulkan Do'a Kami." Ucap Kedua Orang itu.

Di usapnya cucuran keringat, yang membasahi Tubuhnya.

Tak lama kemudian...

Adzanpun terdengar berkumandang, membangunkan Ummat Islam, untuk segera menunaikan Ibadah Shalat Subuh.

#####

Beberapa Tahun yang lalu...

Sebelum Rumah itu berdiri di sana...

Setelah selesai Shalat Subuh, Keluarga Pak Burhan dan Bu Hindun, sudah bersiap-siap untuk pergi ke lahan yang akan di jadikannya sebagai Tempat tinggalnya nanti.

Di atas Tanah itu, tumbuh sebatang Pohon Beringin yang sangat besar sekali.

Besarnya, kira-kira tiga kali rentangan tangan Orang Dewasa.

Sejak Bu Hindun masih kecil, Pohon Beringin itu sudah Tumbuh di sana.

Tak Seorangpun yang berani untuk menebangnya.

Karena, sudah beberapa kali di coba akan di tebang, Orang yang menebangnya, pasti merasa tidak kuat. Bahkan,  Sudah banyak yang akhirnya jatuh Sakit.

Tanah itu, adalah Tanah Warisan dari orangtuanya Bu Hindun.

Sejak dulu...

Tanah itu tidak bisa di tanami. karena tidak ada sinar Matahari yang sampai ke sana.

Karena...

Terhalang rimbunnya daun Beringin yang rimbun itu.

Terpopuler

Comments

Jhulie

Jhulie

wah suka nih ma novel horor, aq masukin rak dulu

2022-02-05

0

♡Mem Cho♡

♡Mem Cho♡

semangat thor..

salam dari "Ternyata aku keturunan RPD" mampir kak

2022-01-04

0

Edi yuzzardy

Edi yuzzardy

likeeeeeee

2021-12-30

0

lihat semua
Episodes
1 Suara Gaduh Di Atas Atap
2 Penebangan Pohon Beringin
3 Pembangunan Rumah
4 Suara Misterius
5 Bayangan Hitam di Teras Rumah
6 Ketukan di tengah malam
7 Penghuni baru
8 Sakit Gigi yang Aneh
9 Orderan pembawa bencana
10 Hilangnya beberapa potong rompi
11 Cipratan darah
12 Percikan darah yang sama
13 Karena rasa iri dan dengki
14 Serasa ditimpa balok es
15 Suara Ayam menggelepar di tengah malam
16 Yang mengendap-ngendap di halaman
17 Mengigau
18 Setelah Shalat Subuh
19 Kabar yang baik
20 MIOM
21 Di anjurkan untuk operasi
22 Melarikan diri
23 KTP di tahan
24 Suara ribut di dapur.
25 Makhluk aneh bermahkota.
26 Ular yang bermahkota
27 Tak sadarkan diri
28 Mau pindah rumah.
29 Kuburan zaman dulu
30 Lepas dari penampakkan
31 Mengundang makhluk halus.
32 Suara Cicit anak ayam di tengah malam.
33 Mimpi di datangi Genderewo.
34 Ambisi yang terbawa pingsan.
35 Tak sadarkan diri
36 Kepulan asap dan bau kemenyan.
37 Yang mengendap-ngendap di kuburan tua.
38 Ternyata Eyang Kurdi
39 Akhirnya
40 Pindahan
41 Ritual Sajenan
42 Tidak seperti yang di harapkan
43 Serakah
44 Terpental ke dinding.
45 Rencana Eyang Kurdi
46 Terhempas angin Aneh
47 Terhempas di sudut ruang tamu
48 Asap putih di tengah malam
49 Di lilit Ular siluman
50 Sawan
51 Ambisi yang menyiksa diri
52 Rencana Eyang Kurdi
53 Mencari kepala kerbau
54 Rencana baru Eyang Kurdi
55 Senjata makan Tuan
56 Kena batunya
57 Pesan dari Hindun
58 Eyang Kurdi mencari informasi
59 Eyang Kurdi ngancam
60 Mencari Eyang Kurdi
61 Mbah Jentang ingin bertobat
62 Eyang Kurdi yang keras kepala
63 Kalah cepat
64 Tak jadi pindahan
65 Eyang Kurdi Stroke Ringan
66 Terpeleset di malam gelap gulita
67 Di perempatan jalan.
68 Sumpah Eyang Kurdi
69 Terpeleset di malam gelap gulita
70 Tergeletak di antara rumpun bambu
71 Sangat mengenaskan
72 Tumpah Darah
73 Tergenang air
74 Malam yang mencekam
75 Ngemitan
76 Dilema
77 Penampakkan Eyang Kurdi
78 Mimpi Mbah Jentang
79 Penampakkan Genderewo.
80 Pengakuan Sumarna
81 Saran dari pak Ustadz Sulaeman.
82 Pengajian
83 Setelah acara selesai
84 Ternyata...
85 Setelah beberapa bulan kosong
86 Sosok putih di ruang tengah
87 Penampakkan itu muncul lagi
88 Pintu yang terbuka sendiri
89 Jadi Penasaran
90 Penampakkan di samping kusen pintu.
91 Dalam genggaman
92 Permata merah delima
93 Mawar yang terpilih.
94 Tak bisa menolak
95 Bi Irah kerasukan
96 Bau amis yang menyengat
97 Ngungsi
98 Raibnya Mustika merah delima.
99 Kena hipnotis.
100 Karena pancaran sinarnya.
101 Mau di jadikan Musholla.
102 Nama untuk Musholla baru.
103 Musholla Nurul Iman.
104 Teriakan Mawar.
105 Rumah angker tak ada lagi.
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Suara Gaduh Di Atas Atap
2
Penebangan Pohon Beringin
3
Pembangunan Rumah
4
Suara Misterius
5
Bayangan Hitam di Teras Rumah
6
Ketukan di tengah malam
7
Penghuni baru
8
Sakit Gigi yang Aneh
9
Orderan pembawa bencana
10
Hilangnya beberapa potong rompi
11
Cipratan darah
12
Percikan darah yang sama
13
Karena rasa iri dan dengki
14
Serasa ditimpa balok es
15
Suara Ayam menggelepar di tengah malam
16
Yang mengendap-ngendap di halaman
17
Mengigau
18
Setelah Shalat Subuh
19
Kabar yang baik
20
MIOM
21
Di anjurkan untuk operasi
22
Melarikan diri
23
KTP di tahan
24
Suara ribut di dapur.
25
Makhluk aneh bermahkota.
26
Ular yang bermahkota
27
Tak sadarkan diri
28
Mau pindah rumah.
29
Kuburan zaman dulu
30
Lepas dari penampakkan
31
Mengundang makhluk halus.
32
Suara Cicit anak ayam di tengah malam.
33
Mimpi di datangi Genderewo.
34
Ambisi yang terbawa pingsan.
35
Tak sadarkan diri
36
Kepulan asap dan bau kemenyan.
37
Yang mengendap-ngendap di kuburan tua.
38
Ternyata Eyang Kurdi
39
Akhirnya
40
Pindahan
41
Ritual Sajenan
42
Tidak seperti yang di harapkan
43
Serakah
44
Terpental ke dinding.
45
Rencana Eyang Kurdi
46
Terhempas angin Aneh
47
Terhempas di sudut ruang tamu
48
Asap putih di tengah malam
49
Di lilit Ular siluman
50
Sawan
51
Ambisi yang menyiksa diri
52
Rencana Eyang Kurdi
53
Mencari kepala kerbau
54
Rencana baru Eyang Kurdi
55
Senjata makan Tuan
56
Kena batunya
57
Pesan dari Hindun
58
Eyang Kurdi mencari informasi
59
Eyang Kurdi ngancam
60
Mencari Eyang Kurdi
61
Mbah Jentang ingin bertobat
62
Eyang Kurdi yang keras kepala
63
Kalah cepat
64
Tak jadi pindahan
65
Eyang Kurdi Stroke Ringan
66
Terpeleset di malam gelap gulita
67
Di perempatan jalan.
68
Sumpah Eyang Kurdi
69
Terpeleset di malam gelap gulita
70
Tergeletak di antara rumpun bambu
71
Sangat mengenaskan
72
Tumpah Darah
73
Tergenang air
74
Malam yang mencekam
75
Ngemitan
76
Dilema
77
Penampakkan Eyang Kurdi
78
Mimpi Mbah Jentang
79
Penampakkan Genderewo.
80
Pengakuan Sumarna
81
Saran dari pak Ustadz Sulaeman.
82
Pengajian
83
Setelah acara selesai
84
Ternyata...
85
Setelah beberapa bulan kosong
86
Sosok putih di ruang tengah
87
Penampakkan itu muncul lagi
88
Pintu yang terbuka sendiri
89
Jadi Penasaran
90
Penampakkan di samping kusen pintu.
91
Dalam genggaman
92
Permata merah delima
93
Mawar yang terpilih.
94
Tak bisa menolak
95
Bi Irah kerasukan
96
Bau amis yang menyengat
97
Ngungsi
98
Raibnya Mustika merah delima.
99
Kena hipnotis.
100
Karena pancaran sinarnya.
101
Mau di jadikan Musholla.
102
Nama untuk Musholla baru.
103
Musholla Nurul Iman.
104
Teriakan Mawar.
105
Rumah angker tak ada lagi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!