" thanks infonya ya Ga,bay'' suara seorang wanita yang masih sangat cantik di usianya yang sudah menginjak kepala empat. Terlihat gelengan kepala dengan raut tak sukanya menghiasi wajah wanita cantik itu. Di letakkan ponsel yang baru saja ia gunakan di meja kerjanya. Tubuh rampingnya ia sandarkan di sandaran kursi. Termenung,itu yang di lakukan wanita bernama Melisa.
Kadang rasa lelah menghampirinya saat ia di hadapkan dengan kelakuan dua anak remajanya. Dalam diamnya sering ia keluhkan rasa letih ketika menghadapi tingkah nakal mereka. Dan itu membuatnya mengingat sosok lelaki yang telah meninggalkannya dua tahun lalu. Mungkin tak akan seberat ini beban yang harus ia pukul jika saja suaminya masih hidup.
Tapi takdir mengharuskannya menjadi seorang single mother. Menghadapi kelakuan kedua anak remajanya yang selalu membawa kejutan untuknya, dengan kelakuan mereka yang suka semaunya .Dia bukankah orang tua yang berekspektasi tinggi pada anak-anak nya . Dia membebaskan anak-anak berkembang sesuai kemauan mereka. Namun pergaulan di masa labil jelas mempengaruhi kepribadian remaja yang sedang beranjak dewasa itu.
Tok...tok...tok
Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Melisa. Wanita yang selalu di panggil Bunda oleh dua anaknya Re dan Er.
" masuk !" titah Melisa pada seseorang yang mengetuk pintu ruang kerjanya.
Muncul wanita yang mungkin seumuran dengannya. Senyum manis menghiasi bibir tipis Wanita yang mengenakan kemeja pendek merah muda dan rok selutut berwarna hitam,dengan heels sebagai alas kaki.
" Hey Mel,lagi sibuk ? " tanya Niken pada atasan sekaligus sahabatnya itu .
" gak kok,duduk !" ucap Melisa lembut dengan senyum tipisnya. Niken duduk di kursi berhadapan dengan Melisa.
'' Ada apa Mel,kok kayaknya suntuk gitu ?" tanya Niken .
" Pusing Nik,anakku bikin ulah lagi. Barusan Guru BK nya telpon aku " keluh Melisa. Yang baru saja di telpon pak Yoga yang ternyata adalah teman semasa SMA bunda Melisa.
" kenapa lagi mereka ?" tanya Niken yang sudah sering mendengar keluhan sang sahabat .
" tidur di jam pelajaran,aku kadang ngerasa gagal jadi ibu Nik. Seharusnya aku bisa lebih merhatiin mereka ". keluh Melisa dengan nada terdengar getir.
" Kamu itu ibu yang hebat Mel,mereka anak-anak yang berprestasi kok. Re,dia cerdas . Dia mengharumkan sekolahnya dengan menjadi juara disetiap lomba cerdas cermat yang diikuti. Er,dia juga hebat dengan prestasinya sebagai kapten basket. Dia juga jago bermusik,soal kenakalan mereka itu masih wajar Mel. Namanya juga remaja labil,seneng aja kalau ngelanggar aturan. kita juga dulu kan gitu,semakin dilarang ya semakin ingin melanggar. merasa tertantang" ucap Niken yang membuat Senyum mengembang lebar di bibir Melisa.
" iya ya,terkadang kita terlalu menuntut anak untuk menjadi sempurna seperti yang kita mau. Padahal kitanya juga banyak melakukan kesalahan."
" Manusiawi kok,kita akan selalu berusaha jadi pengacara untuk diri kita sendiri,tapi jadi hakim untuk orang lain".
Keduanya tertawa . Benar ,seringkali kita menjadi pengacara untuk diri kita sendiri,melakukan pembelaan meski nyatanya kita salah. Dan akan dengan mudahnya menjadi hakim untuk kesalahan orang lain .
" Jadi lupa kan aku niatnya kesini ". ucap Niken
" emang ada apa ?"
" ini mau nyerahin laporan keuangan seminggu ini" jawab Niken sambil menyerahkan map kepada Melisa.
" oke, thanks ya" ,Melisa menyambut map yang diberikan oleh Niken. Dibukanya sebentar sebelum disimpannya diatas tumpukan map- map yang lain.
" aku tinggal dulu ya " pamit Niken pada Melisa .
" oke"
seperginya Niken ,Melisa masih terlihat merenung. Menjadi ibu yang adil dan bijaksana untuk kedua anaknya bukanlah perkara mudah.
🌹🌹🌹
Seperti yang sudah ditentukan oleh Pak Yoga. sepulang sekolah dua kakak beradik itu harus membersihkan toilet. Tapi bukan Re dan Er namanya kalau tidak membuat kekacauan. Lihatlah di toilet sekolah sekarang ini. Bukan lagi dua anak yang mendapat hukuman. melainkan sekelompok remaja putih abu-abu yang tampak asyik bergurau sambil membersihkan toilet.
Mereka adalah Er dengan empat sahabatnya yang lain yaitu Kean,Juna,Awan dan Bima. Tak ketinggalan Re dan Arlan yang juga ikutan.
" Baru kali ini ada OB yang kece kek gini, kayaknya bikin cewek pada demen ke toilet ini" ucap Juna yang sedang berdiri di hadapan cermin seraya mengagumi ketampanannya sendiri.
Sebuah toyoran sukses mendarat di kepala cowok berparas tampan itu. Pelakunya Awan yang berdiri tak jauh darinya.
" pecah tuh kaca nyuk,ngaca mulu"
" Rese Lo Wan,bilang ngiri karena nyatanya gantengnya gue kemana-mana dari pada Lo". sahut Juna yang masih menghadap cermin.
" percuma ganteng,kalau jomblo." cibir Er .
"
kayak gue dong,ganteng pasti . cewek ngantri" lanjutnya sombong sambil menegakkan Krah bajunya.
" huuuu....'' seru teman-temannya sambil mendorong kecil badan Er hampir bersamaan.
" Playboy bangga Lo" celetuk Bima.
" prestasi Man,"
" aib ogeb" timpal Kean seraya mendorong kening Er.
Dan dimana Re dan Arlan ? mereka ada di toilet sebelah,tak ikut bergabung dengan Er and the gank. Mereka mengerjakan tugas dengan benar tanpa banyak candaan seperti Er dan teman-teman nya.
" Udah kelar,balik yuk !" ajak Arlan.
" yuk,gue traktir lo. karena udah bantuin gue. mau makan dimana ?".
" gak usah Re,gue gak minta traktir. kalau Lo mau berterima kasih ke gue. cukup kasih contekan gue PR matematika. pusing gue gak ngerti". sahut Arlan seraya menyampirkan tas punggungnya di bahu.
" gitu doang ?,gampang". jawab Re. keduanya melangkah keluar.
Saat melewati toilet yang dibersihkan Er,tampak mereka belum selesai. karena lebih banyak bercanda dari pada bekerja.
" bro,cabut dulu ya" ucap Arlan agak keras.
" oke" sahut Awan yang berdiri paling dekat dengan pintu. Er yang mendengarnya langsung lari ke arah pintu.
" lha,main cabut aja Lo. tungguin gue Re" teriak Er.
" makanya buruan jangan main melulu". sahut Re,tanpa menghentikan langkahnya.
" beresin buruan,gue gak bawa motor,gue tadi pagi nebeng si Re". ucap Er. Dan dengan cekatan mereka membereskan semuanya meski tak rapi dan bersih tentunya.
Gerombolan Er and the gank menyusul Re yang sudah menunggu adiknya di parkiran.
" thanks guys,entar malem ngumpul di cafe bang Dion. gue traktir Lo pada karena udah bantuin gue".
" oke,kalau traktiran cepet gue meluncurnya" sahut Bima.
" Dasar anak kost '. cibir Juna.
" bodo,kan anggaran makan malem bisa buat yang lain".
ocehan tak bermakna itu akhir nya berakhir setelah Re dan Er meninggalkan parkiran dengan mobil putih milik Re. Disusul Awan dan Juna serta Bima dan Kean.
" Er,ke toko buku dulu ya" ucap Re yang sedang menyetir.
" iya,tapi jangan lama-lama. males gue".
Re tak menyahut,ia mengendarai mobilnya membelah panasnya siang itu.
sementara Er sudah memasang headset di telinganya dan mulai memejamkan mata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments