Dikelas dua belas, Senja benar-benar masuk kelas unggulan. Tak ada lagi kesempatan Baskara maupun Jingga untuk mendekat. Terlebih Senja selalu di kelilingi teman-teman barunya.
Meski dengan rasa bersalah, Jingga menuruti keinginan Baskara untuk mengakui hubungan mereka. Berharap dengan begitu tidak ada lagi yang mengganggu Jingga.
Tapi bukannya mereka takut, para gadis justru semakin membenci Jingga karena berhasil mendapatkan Baskara yang selama ini susah di dekati karena dua dayangnya itu.
Senja ingin masa bodoh dengan apa yang Baskara dan Jingga yang semakin menunjukan hubungan mereka. Yang tanpa sungkan saling bergandeng tangan atau bahkan Baskara yang merangkul posesif Jingga.
Senja bukan terusik dengan keromantisan mereka yang semakin menjadi couple goals beberapa bulan ini. Pasangan yang hampir tidak pernah bertengkar. Pasangan yang selalu terlihat bersama di setiap kesempatan.
Bukan. Bukan karena ia cemburu. Tapi sikap Baskara dan Jingga yang semakin menunjukan kemesraan mereka semakin membuat para penggemar Baskara meradang. Membuat siswi-siswi itu semakin mencari celah untuk mengerjai Jingga.
Seperti siang ini. Ketika istirahat kedua. Senja sudah duduk dengan teman-teman barunya. Di depan mereka duduk segerombolan gadis yang juga mendambakan Baskara untuk menjadi milik mereka.
Mereka saling berbisik untuk mengerjai Jingga yang duduk dua meja di belakang Senja. Bisikan mereka masih terdengar oleh gadis itu. Meski inginnya tutup mata dan telinga. Tapi jiwa penolong untuk Jingga sepertinya tidak bisa lepas darinya.
Hingga ketika salah satu dari gadis yang duduk di meja depannya bangkin dengan membawa semangkok Bakso panas yang akan gadis itu tumbahkan pada tubuh Jingga, Senja lebih dulu menggagalkan usaha gadis itu.
Senja menjulurkan kakinya bertepatan dengan gadis yang membawa Bakso panas itu melewatinya. Hingga Bakso itu bukan tumpah di atas tubuh Jingga, justru tumpah mengenai bagian depan gadis yang jatuh terjerembab.
"Ops, sori.." ucap Senja tanpa rasa bersalah. "Lain kali kalau jalan lihat-lihat dong! Biar nggak jatoh gitu. Kasihan kan ibunya udah bikin susah -susah, bukannya dimakan malah di tumpahin." imbuhnya dengan nada mengejek.
Gadis yang masih mengibas-ibaskan bajunya yang panas terkena kuah Bakso plus banyaknya sambal itu langsung berkacak pinggang.
"Lo waras nggak sih, Ja? kaki lo yang ngalangin jalan gue, malah lo yang nyalahin gue?!" sungut gadis kelas IPS pada Senja yang di tanggapi dengan santai.
"Gue emang kadang nggak waras, sih." Senja mengedikan bahu. "Makanya jangan deket-deket gue. Kalau lo mau lewat, muter sono yang jauh." tunjuk Senja pada jalan memutar yang jauh darinya.
"Lagian mau makan aja kok repot banget, jalan-jalan mulu!" gerutu Senja kembali memakan makan siangnya. Teman-teman yang duduk satu meja dengannya hanya menggeleng dan terkekeh geli.
Berbanding terbalik dengan gadis yang baru Senja kerjai. Gadis itu menghentakan kaki dan berlalu dengan kesal.
***
Jingga melihat semua yang terjadi di kantin saat itu. Ia tahu, sebenarnya Senja tengah menyelamatkannya. Karena tidak mungkin gadis yang sudah duduk dengan teman-temannya itu langsung berdiri membawa serta mangkuk yang baru saja di letakan di hadapannya. Ia juga tahu siapa target gadis itu untuk di kerjai.
"Aku ke toilet dulu ya, Bas." pamitnya begitu melihat Senja meninggalkan kantin. Tanpa menunggu izin dari Baskara, Jingga sudah berlari menyusul Senja. Ini kesempatannya untuk berbicara dengan sahabat yang sudah beberapa bulan ini menjauh darinya.
Jingga langsung menarik tangan Senja ke ujung koridor yang saat itu sepi. Tarikan yang langsung di tepis oleh Senja begitu mereka telah berhenti.
"Apaan sih, lo! gue ada ulangan! jadi mending lo nggak usah ganggu-ganggu gue!" serunya berusaha pergi meninggalkan Jingga tapi berhasil gadis itu halangi.
"Gue tau lo masih peduli sama gue, Ja. Gue minta maaf udah bikin lo kecewa dan sakit hati."
Senja mendengus dan berdecih keras. Ingin sekali ia tertawa dengan keras. Tawa mengejek pada gadis yang tengah menatapnya dengan sendu dan penuh kerinduan.
"Gue!" tunjuknya pada diri sendiri. "Peduli sama lo?" Senja benar-benar tertawa keras saat itu.
"Sepertinya anda tengah bermimpi tuan putri. Hamba bukan lagi pengawal anda." ucapnya sinis. "Bukannya lo udah ada yang jagain? yang gue rasa siap mempertaruhkan nyawanya buat, lo?"
"Buat apa juga gue peduli sama lo." imbuhnya dengan gumaman lirih yang masih bisa di dengar oleh Jingga.
"Gue tau, Ja. Lo tadi sengaja bikin cewek kelas sebelah itu jatoh karena ngelindungin gue kan?"
Senja semakin tertawa geli. "Aduh Jingga.. Jingga.." Senja pura-pura mengahapus air mata karena tawa gelinya. "Kayanya lo bener-bener lagi ngigo deh!"
"Gue tau siapa lo, Ja! kita udah jadi sahabat dari bayi! gue tau lo masih peduli sama gue!"
"Oh ya?" tanya Senja dengan di lebih-lebihkan. Kedua tanganny dilipat di depan dada. "Kalau lo tau gue, lo nggak bakal bikin gue kecewa."
Kali ini Senja benar-benar berlalu. Tapi Jingga mengejar dan mencekal lengan Senja yang langsung di tepis kasar oleh gadis itu. Tepisan yang membuat Jingga jatuh tersungkur bertepatan dengan munculnya Baskara di koridor menuju ke arah mereka.
"Jingga!" seru Baskara panik dan langsung berlari ke arah kekasihnya yang terduduk di lantai.
Senja juga sebenarnya sedikit merasa bersalah karena tepisan tangannya yang terlalu kuat dan membuat Jingga terjatuh.
"Lo tuh kenapa sih, Ja?! kalau lo belum bisa maafin kita ya udah. Nggak perlu dengan cara lo ngedorong Jingga kayak gini!"
Senja yang tadi sempat merasa bersalah kini tertawa miris. "Gue dorong dia?" tanyanya dengan nada sinis. Tapi tak berniat menjelaslan apa yang terjadi.
"Senja nggak dorong aku, Bas. Aku jatuh pas ngejar dia tadi." Jingga yang merasa tidak enak karena Senja jadi yang disalahkan pun mencoba menjelaskan.
Senja hanya menatap keduanya dengan kedua alis dan salah satu sudut bibirnya yang terangkat.
"Kenapa sih kamu masih belain dia! meskipun kita udah salah karena nyembunyiin hubungan kita dari dia, tapi nggak sepantasnya dia lukain kamu!"
Senja menggeleng dan semakin ingin tertawa. Apa salah dirinya selama ini pada dua mantan sahabatnya itu?
"Lagian itu udah berlalu lama, Ja! harusnya lo ikhlasin hubungan gue sama Jingga! masih banyak cowok yang pantas buat lo selain gue!"
Senja bertepuk tangan. "Sudah selesai dramanya tuan?" tanyanya sarkas.
Baskara menatap Jingga bingung. Senja kini bukan seperti gadis yang beberapa bulan lalu mereka kenal.
"Pertama gue nggak dorong kekasih hati lo, itu." tunjuk Senja dengan dagunya ke arah Jingga. "Terserah lo mau percaya atau nggak." Senja mengedikan bahunya.
"Kedua. Gue udah dari pertama kali tau hubungan kalian, dari saat itu juga gue ikhlasin kalian bersama." gadis itu melihat jam pada pergelangan tangan kirinya. Sebentar lagi guru Fisikanya datang untuk ulangan. Dia sudah harus menuntaskan acara nonfaedah itu.
"Memangnya kapan gue ganggu hubungan kalian? sampai lo mikir gue masih belum ikhlas dan masih ngarepin lo?!" tanya Senja dengan menaikan dagunya.
Baskara hanya bungkam. Selama ini Senja memang tidak pernah sekalipun mengganggu hubungan mereka. Tapi bukan berarti Senja sudah ikhlas bukan?
"Kalau lo ikhlas, nggak mungkin lo masih nggak mau temenan sama kita." ucap Baskara masih tak terima.
"Gue emang udah ikhlasin hubungan kalian kok. Tapi gue nggak pernah pengen berteman sama pengkhianat." pungkasnya yang langsung meninggalkan Baskara dan Jingga karena bell sudah berbunyi. Dan guru Fisikanya terkenal dengan ketepatan waktu saat mengajar.
*
*
*
Terimakasih atas doanya hingga othor selamat sampai tujuan.
Perjalanan yang harusnya di tempuh dalam waktu 8jam. Baru bisa sampai setelah 15 jam 😂
Pengalaman mudik yang luar biasa kali ini. hihi
Dan othor udah di swab ya gaes.. aman alhamdulillah..
Kena razia dan di swab di jalan pas mau sampai Jakarta. hihihi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
Devi Triandani
suka banget dengan karakter senja
2022-08-27
1
Riska Wulandari
wuuuuuahhhhh..lope lope buat Senja..💗💗
2022-08-26
1
mynda yusnitasrtg
suka sm karakter senja
2022-02-27
1