Langit begitu cerah dengan cahaya matahari yang begitu terang, mengiringi kepergian Pak Seth untuk kembali ke Jakarta, Papa Aksa nampak termenung sambil memandang pesawat yang sudah mulai tertutup oleh awan, angannya pun melayang hingga membuatnya teringat kepada Istrinya saat terakhir kali naik Pesawat menuju Bali sebagai liburan terakhirnya bersama Istrinya.
"Aku sangat merindukanmu Sayang," gumamnya kesal sambil mengacak rambutnya.
Matanya mulai berkaca-kaca saat mengenang Istrinya yang banyak menorehkan kenangan manis yang sulit untuk di lupakannya.
"Pa, pulang yok," ucap Keysa.
"Iya Kesya," jawabnya singkat.
Papa Aksa pun melajukan Mobilnya dengan sangat pelan karena hatinya yang sedang berkecamuk.
"Jalan-jalan yok Pa," ucap Keysa.
"Jalan Kemana?" tanya Papa Aksa.
Papa Aksa melirik Fany dari kaca spionnya dengan senyum.
"Fany sukanya jalan-jalan kemana?" tanyanya.
Fany hanya tersenyum dan memandang Keysa dan Papa Aksa secara bergantian.
"Terserah Keysa saja Om," lirihnya.
"Bagaimana kalau kita ke Vila?" tanya Papa Aksa.
"Iya Pa, Keysa juga sudah lama gak ke sana," jawabnya senang.
"Kita beli Snack dulu Pa," ucap Keysa.
Papa Aksa pun singgah disalah satu Supermarket didekat Villa.
"Yok buruan," ucap Papa Aksa.
Sementara Fany hanya duduk manis didalam Mobil tanpa mengikuti Keysa dan Papanya, Fany sangat tau diri dengan posisinya.
"Fany, kok gak turun?" tanya Papa Aksa.
"Gak usah Om, Fany menunggu disini saja," lirihnya.
"Ayok turun, Keysa gak tau selera mu apa," ucapnya sambil menarik tangan Fany.
"Iya Om," jawabnya sambil melepaskan tangan Papa Aksa.
Fany pun merasakan rasa yang tidak pernah dirasakannya sebelumnya. Lalu Papa Aksa pun menggandeng Keysa dan Fany menuju Supermarket. Sosoknya yang humoris membuat Fany nyaman berada di sampingnya.
"Fany, ambillah mana Kamu suka," ucapnya.
"Fany kacang saja Om," jawabnya.
"Loh selera Kita kok sama ya," lirihnya.
"Ah mungkin kebetulan saja Om," sahutnya.
"Berarti Fany gak suka kacang?" tanyanya.
"Suka bangat Om, Fany gak suka cemilan lain selain kacang," jawabnya.
"Awas jerawatan loh," ucapnya.
"He..he, gak apa-apalah Om," jawabnya.
Mereka pun asyik bercerita dengan canda tawa yang membuat hati Papa Aksa terhibur sembari menunggu Keysa belanja.
"Keysa lama bangat ya Om," tanya Fany.
"Keysa memang begitu kalau belanja lama dan tidak pernah mau ditemani," ucapnya.
"Wajarlah Om, Keysa banyak duit jadi bisa beli apa
saja yang dia mau," tutur Fany.
"Fany juga bisa begitu," ucapnya singkat.
Fany tersenyum mendengar ucapan Papa Aksa sambil mencubit lengannya.
"Om ngejek ya?" jawabnya.
"Gak loh, kan ada Om," sahutnya.
"Om bisa saja," ucapnya dengan tersipu.
"Emang salah ya," tanyanya.
"Salah lah Om, Fany kan gak siapa," lirihnya.
"Kamu kan Sahabat Kesya jadi gak salah Om perlakukan Kamu seperti Saudara," ucapnya.
"Tapi tidak harus seperti itu Om, Fany tidak enak sama Kesya," gumamnya.
"Apalagi Fany mau jadi Mama buat Kesya pasti lebih enak," ucapnya dengan tertawa.
"Ah Om ada-ada saja," jawabnya tersipu.
"Maaf Fany, Om bercanda," ujarnya.
Fany pun salah tingkah dengan ucapan dan perlakuannya yang istimewa tanpa memandang Fany hanya seorang Sahabat dari Anaknya Kesya.
"Kesya kemana ya Om," tanya Fany.
"Om juga gak tau sudah lebih satu jam tapi kok gak keluar," jawabnya.
"Yok kita cari," ucapnya sambil meraih tangan Fany.
Fany semakin salah tingkah dengan denyut jantung yang mulai tidak beraturan, sementara Papa Aksa hanya mengotot sambil berjalan dengan kata-kata yang tidak jelas. Fany ingin melepaskan tangannya tapi dengan suasana yang tidak mendukung Fany takut membuatnya tersinggung.
__________________________________________________
jangan lupa like dan komentar nya ya teman-teman 🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 205 Episodes
Comments
yani winda
waduh baru sehari ditggal mati istri, PP Aksa Uda genit...
2024-01-07
0
Norma Yunita
bom like mendarat kak
2021-11-11
0
MonSop
Aku mampir kak..
2021-11-02
0