Matahari yang sudah hampir menghilang menciptakan keheningan sore, saat itu pula Mobil Ambulance segera menuju kediaman Papa Aksa. Keysa merinding saat mendengar bunyi sirene dan menutup telinganya sambil menjerit memanggil Mamanya.
"Mama...! keysa mau ikut bersamamu," ucap Keysa.
"Keysa! Papakan masih ada untukmu Nak," ujar Papa Aksa sambil memeluknya.
"Iya Pa," lirihnya.
Mereka saling berpelukan sambil menangis tersedu-sedu dengan perasaan yang hancur berkeping-keping. Lalu Papa Aksa dan Keysa menuju parkir dan mengiring Mobil Ambulans menuju Rumah kediamannya.
Setelah Menempuh perjalanan setengah jam Mobil Ambulans pun tiba di Rumah, para tetangga dan kerabat pun datang melayat untuk mengucapkan Turut berduka cita kepada Papa Aksa dan Keysa, mereka seakan tidak percaya dengan kepergian Bu Retno yang sangat tiba-tiba itu, dan para tetangga dan kerabat merasa kehilangan karena Bu Retno sosok pribadi yang sangat menyenangkan dan supel itu. Teman Sekolah Keysa dan juga Guru-gurunya semua hadir untuk memberikan penghiburan buat Keysa, Keysa yang terkenal pintar dan baik hati itu membuat para Teman dan Gurunya merasa prihatin dengan kepergian Mamanya. Karangan bunga mulai berdatangan sebagai ucapan belasungkawa buat Keluarga Papa Aksa.
"Turut Berdukacita yang sedalam-dalamnya ya Pak," ucap Manager Papa Aksa sambil menjabat tangannya dengan erat.
"Terimakasih Pak," jawabnya singkat.
Semua yang datang merasa iba melihat Keysa yang terus menangis hingga membuat suasana menjadi haru dan meneteskan air mata.
Perpisahan memang momen yang sangat tidak menyenangkan dan menimbulkan kedukaan berkepanjangan bagi semua orang, apalagi kepergian orang-orang yang dikasihi seperti kepergian orang tua yang memiliki hubungan emosional akrab, seperti yang dirasakan oleh Keysa dan Papa Aksa.
Segala proses sudah dilewati, Keysa dan Papanya mengantarkan Istrinya ketempat peristirahatan terakhir, semuanya hening berdoa taburan bunga ditaburkan, Keysa dan Papa Aksa berusaha untuk kuat dan tegar mengiklaskan kepergian Mamanya. Keysa memeluk batu nisan yang sudah bertaburan bunga.
"Mama, Keysa akan selalu mengenang mu," isaknya.
"Keysa! Kita harus ikhlas agar Mamamu tenang di sana," ucap Papa Aksa.
"Iya Pa," gumamnya.
Papa Aksa memandang Batu Nisan Istrinya dan memeluknya dengan rasa tidak percaya.
"Tunggu Aku di sana, Aku pasti akan menemui mu di sana. Terimakasih kasih untuk cinta terindah kita meski sebentar tapi itu lebih indah dari puluhan tahun yang Aku lalui tanpa Kamu Istri ku sayang," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
"Keysa tahu apa yang Papa rasakan karena Keysa juga merasakan hati yang hancur tapi ini sudah takdir kita harus berpisah dengan Mama," ucap Keysa singkat.
Lalu mereka pulang untuk menemui para kerabat dan handai taulan yang masih setia menunggu Keysa dan Papa Aksa yang ikut berduka atas kepergian Bu Retno untuk selama-lamanya. Sepanjang perjalanan menuju kerumah Keysa hanya diam tanpa sepatah kata yang keluar dari bibir indahnya, Keysa memilih diam dengan pandangan lurus ke depan dengan mata tidak berkedip.
Sementara Papa Aksa tampak antusias mendengar ceramah salah satu ustadz sahabatnya yang dari kecil yang sengaja datang untuk menemuinya. Mereka sangat akrab dan sudah seperti saudara sendiri. Papa Aksa merasa bersyukur memiliki seorang sahabat yang baik dan perduli dengan keadaannya sekarang yang sangat membutuhkan support.
"Terimakasih ya sobat Aku beruntung memiliki sahabat sepertimu," ucapnya singkat.
"Sama-sama sobat," jawabnya sambil menepuk pundak Papa Aksa.
_____________________________________________
jangan lupa like dan komentar nya ya teman-teman 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 205 Episodes
Comments
Xianlun Ghifa
aku kembali 🤗😘❤️
2021-10-10
0
bby_acca
something mampir lagi thor
2021-09-28
0
🐾Ocheng🐾
3 Like hadir👍
2021-09-25
0