Wajah berkerut dengan tatapan membara penuh kecemasan itu terlukis di wajah Papa Aksa sambil mengacak rambutnya dengan rasa frustasi, sesekali melirik Istrinya sambil berkata-kata dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Aku harus bagaimana ya Tuhan, mengapa Istriku tidak sembuh-sembuh?" ucapnya dengan sedih.
Papa Aksa mencium pucuk kepala Istrinya dan menarik nafas kasar dan pergi meninggalkan ruangan. Matanya menatap jauh sambil berandai-andai tentang Istrinya yang sangat dicintainya dengan setulus hati. Tak terasa air matanya jatuh lagi membasahi wajahnya yang tampan itu.
Keadaan Rumah Sakit masih sepi hanya beberapa perawat yang lalu lalang untuk memeriksa keadaan pasien. Papa Aksa hanya duduk termenung sambil menatap photo Istrinya dilayar ponsel, bibirnya komat-kamit seakan bercerita dengan Istrinya.
"Gimana keadaan Bu Retno Pak?" tanya perawat.
Papa Aksa tersentak sambil mengusap air matanya dengan tangannya.
"Entahlah Sus, keadaan Istriku semakin hari semakin lemah." jawabnya dengan frustasi.
"Yang sabar ya Pak! Bu Retno pasti sembuh." ucap Perawat seraya mengulas senyum.
"Terimakasih Sus."jawab Papa Aksa.
Perawat pun pergi meninggalkan Papa Aksa dengan segala ke sedihannya. Papa Aksa merasa malam begitu panjang dan sangat membosankan tapi demi Istrinya itu semua dilakukannya dengan ikhlas dan berharap Istrinya cepat sembuh dan kembali ke rumah. Papa Aksa rindu memanjakan lidahnya dengan masakan lezat Istrinya, hingga lidahnya terbiasa dengan masakan Istrinya.
"Tuhan andai Aku boleh meminta biarkan Aku yang sakit jangan Istriku! Aku tidak sanggup melihat keadaannya yang begitu menyiksa." ucap Papa Aksa sembari berteriak di sana.
Papa Aksa tidak perduli menjadi perhatian setiap orang yang melintas didepannya, karena merasa Hidupnya hancur berkeping-keping. Disaat semua apa yang diinginkannya tercapai justru Istrinya harus jatuh sakit hingga membuatnya tidak sanggup menerima kenyataan.
Keceriaan yang dulu terpancar dari wajah Istrinya kini musnah yang ada hanya jerit tangis menahan rasa sakit yang luar biasa.
Tiba-tiba Keysa menjerit memanggil Papanya, Papa Aksa langsung beranjak dari tempatnya menghampiri Keysa.
"Kenapa Mama Keysa?" ucap Papanya panik.
"Mama memanggil Papa." tutur Kesya gugup.
Papa Aksa langsung memeluk Istrinya dengan sekuat tenaga.
"Aku sangat bersyukur memiliki seorang Istri sepertimu, Kamu tidak hanya cantik tapi kamu sosok seorang Istri yang sangat sempurna." ucapnya tegas.
Bu Retno tersenyum sambil meraih tangan Papa Aksa.
"Terimakasih ya Suamiku, Aku sangat mencintaimu." jawabnya singkat.
Keysa bahagia melihat kemesraan Papa dan Mamanya dan menginginkan ini semua tidak cepat berlalu. Dan Keysa berharap ini awal yang baik untuk kesembuhan Mamanya.
Papanya seolah-olah enggan melepaskan pelukan hangat Istrinya, yang lama dirindukannya. Papa Aksa mencium kening Istrinya dengan mesra menjadi kebiasaan Papa Aksa terhadap Istrinya.
Tiba-tiba Bu Retno sesak, Papa Aksa panik dan menyuruh Keysa untuk memanggil Perawat.
"Sus.. tolong Mamaku Sus." ucap Keysa menjerit.
Perawat langsung menuju kamar Bu Retno dan memeriksa keadaannya.
"Bagaimana keadaan Istriku Sus?" tanya Papa Aksa.
"Bu Retno tidak boleh banyak bergerak Pak! jadi kami mohon pasien jangan diajak untuk banyak berbicara.dulu." tutur Perawat mengingatkan Papa Aksa.
"I...iya Sus." sahutnya jengkel.
Keysa kecewa karena Mamanya drop lagi dan harapannya pupus sudah. Jantungnya berdetak kencang dengan mata berkaca-kaca sambil membayangkan senyum manis Mamanya saat berpelukan mesra dengan Papanya.
"Mama, lihat Aku anakmu yang masih membutuhkanmu, Keysa tidak sanggup jika harus kehilanganmu Ma." gumamnya.
________________________________________________
jangan lupa like dan komentar nya ya teman-teman 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 205 Episodes
Comments
ANAA K
Wooww... awesome👍🏾
2021-09-15
0
@Naulia~
Hm.. kasihan sekali si Kesya. Semangat kak..
2021-08-26
1
Hiatus
hadir lagi thor.
semangat berkarya^^
2021-08-18
0