LIKE dulu sebelum membaca... 😜 jangan pelit Like ya sayong..
****
Dengan senyum yang penuh harap. Mutia sudah berkemas, berdandan seadanya. Peralatan bedak bayi, dan juga lip bam yang ia punya.. Tak luput dari hiasan yang akan dia unjuk kan, dalam pertemuan dengan bos baru baginya. " Mutia.. Kamu sudah siap, nak? " Tanya ibunda.
" Sudah Bu.. Ibu, gimana penampilan Mutia Bu? Apakah Mutia sudah cantik? Apakah Mutia sudah,- "
" Ssstttsss!! " Menutup mulut sang anak menggunakan jari telunjuknya.
" Anaknya ibu, anak yang selalu ibu banggakan.. Kamu itu sudah cantik, sayang.. Walaupun kamu tidak merias dengan wah, insyaallah ibu yakin kamu pasti akan diterima. "
" Aamiin.. Semoga itu benar Bu. Ya sudah, kalau begitu Mutia pamit tempat Bu Jum dulu. Assalamualaikum.. "
" Wa'alaikumsalam. "
Juminten sudah kalang-kabut. Bagaimana Mutia bisa telat datang. Padahal sebentar lagi orang yang akan bertemu dengannya akan datang. " Haduh gimana anak Bu Regina ini.. Jam segini belum juga datang.. Apa nggak tahu kalau aku sudah seperti keong yang kena semprot lalu is dead. "
Dengan keringat yang sangat-sangat banyak mengalir bak air terjun yang sudah menemukan jurangnya. " Huh huh maaf Bu.. Saya terlambat . "
" Haduh untung kamu jadi datang Mut Mut. Kalau kamu nggak jadi datang, siapa yang akan menemui dan bekerja disana. Kan nggak lucu saya sudah susah-susah minta cari kerjaan tapi malah nggak di hargai sama sekali. "
" Maafin saya Bu. Saya benar-benar tidak melakukannya dengan sengaja kok Bu. "
" Huh! Ya sudahlah. Kamu yakin hanya memakai pakaian kumuh itu? Aku nggak yakin, kamu bakalan lolos dalam seleksi nanti. "
" Jadi, saya belum tentu diterima kerja disana Bu? " Lesu.
" Ya nggak lah! Kalau begitu mah enakan kamu. Bakat dan skill itu perlu di tunjukkan. Jika kamu merasa pantes ya kamu yakin aja bakal diterima. Lagian ya.. Masih bagus saya bantuin kamu. Dan nih, alamatnya,.. Kamu berangkat sendiri aja, nanti kalau udah sampai... Bilang aja, kamu utusan saya. "
" Baiklah Bu. Sekali lagi terima kasih. Mutia pamit dulu Bu. Assalamualaikum. "
" Wa'alaikumsalam. "
******
Antrian sangat padat. Banyak warga yang mengunjungi toko cabang yang memang sudah banyak membuka outlet disepanjang daerah bahkan ada yang berada di luar kota. " Astagah.. Banyak sekali.. "
Rasa pesimis menghantui Mutia. Yang sedari tadi tiada melangkahkan kakinya. ' Apa aku bisa bekerja disana? Aku merasa diriku tidak bisa berada disana.. ' batinnya selalu bertolak belaka dengan keinginan yang lebih menggelora.
" Mbak! Tolong kalau tidak beli, jangan menghalangi jalan!!! Saya mau lewat! " Pekik seseorang yang sangat sangat kesal karena jalannya harus terhalang tubuh Mutia.
" Maaf. Maaf. Aku nggak bermaksud begitu. Emang aku nggak niat beli. Tapi.. Ak,- "
" Kalau nggak niat beli, mending mbak jangan disini. Saya udah menunggu dari antrian 20 tapi tiba-tiba mbak datang pada saat saya ke kemar mandi. "
" Sekali lagi maaf. " Mutia lalu mempersilahkan seseorang itu mengambil posisi antriannya.
***
' Aku harus bisa!! ' Optimis Mutia.
***
Semua mata pelanggan menatap jijik ke arah Mutia. Walaupun warna kulit yang ia miliki sangat terang, namun... Tetap saja, dia bukanlah siapa-siapa.. " Eh eh itu pegawai bukan sih? "
" Kayaknya bukan deh? Kalau pegawai itu pakai baju yang sama kaya yang paling ganteng di Ono itu.. " Tunjuk nya pada seseorang pria yang sangat tampan.
Bisik-bisik mulai menyebar hingga sampai ke telinga sang pria tampan yang bekerja sebagai Barista.
" Dito.. Coba kamu lihat, dan cek.. Dia itu siapa? Kita ini sangat-sangat sibuk, jika dia meminta sumbangan. Tolong kamu beri dia uang, dan biarkan aku bekerja dengan tenang. "
" Baik bos. "
" Jangan keras-keras. Aku tak ingin para penjilat berdatangan dan mengerubungi ku seperti lebah jantan menjaga sang ratu. "
" Oke oke. Siap. "
**
" Maaf mbak.. Nyari siapa ya? "
" Saya mencari.. Ehmp.. Gimana ya.. "
" Mbak jangan sungkan-sungkan. Mbak dari panti asuhan atau amal masjid? Saya sudah diamanatkan sama bos saya untuk memberikan uang pada mbak. "
" Bukan mas. Bukan. Niat saya kesini hanya untuk melamar kerja saja. "
" Melamar? Hahahaha.. Maaf mbak.. Lowongan baru saja kami tutup. Mbak dari mana saja? Pendaftaran nya sudah berlangsung satu jam yang lalu. Dan mbak? Kenapa baru datang sekarang? "
" Apa nggak ada satu pun bagian yang sedang dibutuhkan di sini mas? "
" Aduh gimana ya mbak.. Bukannya nggak butuh, cuma ya belum ada aja yang kosong. Semua sudah memegang kendali sendiri-sendiri. "
Di satu sisi,,
' Kenapa lama sekali hanya untuk menangani seorang wanita? ' Batin Arman.
Karena rasa tidak sabarnya, dia pun akhirnya mengalihkan pekerjaan nya dengan yang lain. " Sukma... Tolong kamu pegang kendali ini. Saya ada urusan sebentar. "
Pada pegawai hanya mengetahui, jika Arman hanya seseorang manager yang sesekali mengecek pasar kopi yang ada di cabang-cabang baru. " Baik, pak. "
Berlalunya Arman. ' Cih.. Mentang-mentang manager, seenak jidat aja sama pegawai lama .. ' Runtuk Sukma.
" Hai hai ... Ada masalah apa ini? Mari keruangan ku saja. "
Siapa orang ini? kenapa dia berlagak seperti bos? -batin Mutia yang sibuk dengan pikirannya, karena seseorang yang ada dihadapannya seperti tidak asing di matanya.
Mutia hanya menatap seseorang yang menawarkan sejumlah uang untuk sumbangan. Seolah menunggu jawaban, dan tanpa basa-basi dia langsung mengangguk. " Ba..baik, tuan. "
Seseorang itu langsung berlalu begitu saja.
" Tuan.. Apakah saya akan baik-baik saja? " Bisik nya kepada Dito.
" Semoga baik-baik saja. "
Dengan menunduk, rasa campur aduk melanda sedemikian rupa. Dan semakin parah ketika ia telah memasuki sebuah ruangan yang cukup besar. " Silahkan duduk, Nona? "
Wanita itu rupanya tidak menyahuti keinginan Arman, yang mana ketika keinginan atau kehendaknya tidak di dengar maka ia akan berubah menjadi pria yang sangat-sangat kaku dan pemarah!
" Nona? " Dengan menggerakkan rahangnya.
" Eh, iya tuan. "
" Silahkan duduk. "
" Baik. "
*
" Sekali lagi, saya ingin memastikan... Ada keperluan apa hingga nona yang ada di hadapan saya ini kemari? "
" Ehmp.. An..anu.. Apa kita pernah bertemu sebelumnya, tu...tuan? "
" Pertanyaan apa itu! Apakah saya mudah melupakan seseorang yang telah membuat ibuku menangis!! "
"Sepertinya anda salah paham, tuan. "
" Sebenarnya, waktu itu.. "
" Tidak! Kau memang wanita jahat!! Baru saja ibuku bahagia, dan beberapa saat aku meninggalkannya sebentar, ia menangis. Dan itu semua karena dirimu! " Dengan penuh penekanan.
" Tidak, tuan! Anda, sal... "
" Sudah cukup! Jika tidak ada yang ingin di bicarakan lagi, maka.. Silahkan, pintu keluar ada di sebelah kiri Anda. "
" Tuan... Saya mohon... Saya sangat membutuhkan pekerjaan. Saya berani bersumpah demi apapun itu asal saya bisa bekerja disini. "
" Tidak! Lowongan sudah penuh terisi. Dan, gadis dari kampung semacam dirimu ini sangat tidak berarti! Silahkan keluar.... "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Jupilin Kaitang
asik anu. anu saja bego sangat
2022-03-11
0
Niluh Srimadashiners_04baekkie
haduuh siarman pedeas banget kayak cabe
semangat terus
2021-12-31
0