pagi pertama

Hari pertama yang Darendra dan Rima jalani sebagai suami istri,

keduanya tampak tenang pagi ini,

sejujurnya Rima ketakutan bahkan tidurnya tidak nyenyak semalam,

ia takut kalau sosok Rendra yang tinggi dan tegap itu menyergapnya ketika tidur, tapi ketika ia terbangun pagi ini dan melihat Rendra sudah duduk di depan laptop sambil menikmati kopi membuatnya tenang,

apalagi saat Rima mendengar suaranya yang begitu lembut menyapa,

" tidurlah lagi jika masih mengantuk, aku sudah memesan sarapan.. kita tidak usah turun"

Rima tidak menjawab, ia mengatupkan kedua bibirnya krn bingung harus menjawab apa,

"ya sudah.. mandilah.. " suara Rendra mengerti.

Rima mandi lebih cepat dari biasanya,ia segera berganti baju dan merapikan rambutnya, ia benar benar tampak alami tanpa polesan apapun, bedak ataupun lipstick tipis, ia tak memakainya dan ia merasa tak perlu untuk tampil cantik.

Keduanya duduk dan makan bersama lagi lagi rasa canggung datang menghampiri Rima sampai sampai ia tersedak

"uhukkk! uhukkkk!!"

"pelan pelan.. " kata Rendra menyodorkan air minum, Rima menerima air itu spontan dan langsung meminumnya,

"habiskan sarapanmu pelan pelan.. buang pikiran pikiranmu saat makan.." nasehat Rendra melihat Rima sekilas lalu kembali ke piringnya.

Rendra sengaja membiarkan Rima bersantai sejenak setelah sarapan,

ia pun sibuk dengan sedikit pekerjaannya,satu jam terlewati begitu saja, Rendra menutup laptopnya dan mengalihkan pandangannya pada Rima yang sejak tadi tiduran di atas tempat tidur dan bermain handphone.

"Rima?" panggil Rendra membuat Rima bangkit dan menoleh ke arah Rendra,

"kesini sebentar.. ayo kita bicara.."

tambah Rendra,

Rima tidak menjawab tapi dengan langkah canggung dan sedikit tertunduk ia berjalan ke arah Rendra, dan duduk di sofa yang letaknya berhadapan dengan Rendra.

"emhh.. begini, dari mana Mas harus memulainya ya.. " Rendra sedikit bingung tentang apa yang harus di bahas, tapi ia merasa perlu berbicara demi kelangsungan hubungan mereka berdua ke depannya,

"Mas tau.. ini bukan pernikahan yang Rima inginkan,tapi sebagai seorang yang dewasa harapanku semoga rima bisa belajar menerima ini semua.. seperti apa yang di katakan di perjanjian pranikah, Mas tidak akan memaksa Rima dalam bentuk apapun itu.. tapi Rima berkewajiban melaksanakan tugas sebagai istri.."

mendengar kalimat terakhir Rendra rasanya jantung rima berdetak lebih cepat, ia mengenggam tangannya lebih kuat dan menunduk lebih dalam

"maksud Mas tugas sebagai istri dirumah... dan soal lainnya Rima tidak perlu takut, Mas tidak akan menyentuh Rima sedikitpun jika Rima tidak menginginkannya.."

jelas Rendra hati hati,

"Mungkin Rima tidak tau kalau Mas bertugas di luar Jawa.. Mas adalah seorang komandan satuan, Mas punya tanggung jawab terhadap anggota anggota Mas.. dan sebagai istri seorang pengabdi negara sesungguhnya istri wajib mengikuti.. tentunya Rima tau karna Rima juga putri seorang abdi negara juga..

cuti Mas hanya 2 minggu.. setelah itu mas akan kembali bertugas, semua terserah Rima, mau mengikuti Mas atau tetap di disini, karna rima juga bekerja..."

mendengar itu Rima menatap Rendra sejenak, matanya terlihat bimbang

"begini saja.. Mas sudah ada rumah sendiri disini, itu juga rumahmu sekarang.. setelah mas berangkat nanti, Rima tempati rumah itu saja, jangan dirumah ayah dan ibu lagi, Mas akan pulang satu bulan sekali.. yahh jika tidak ada kegiatan Mas akan mengusahakan sebulan 2 kali untuk pulang, mungkin Rima tidak mencintai Mas.. tapi tolong komunikasikan apapun kegiatan Rima kepada Mas..Mas akan menghargai itu jika rima bersedia melakukannya.. apa bisa di mengerti ?"

tanya Rendra, ia sedikit menghela nafas.. melihat sikap Rima yang diam dan selalu tertunduk rasanya seperti sedang memarahi bawahan saja.

"Rima??" tanya Rendra lagi ingin sebuah jawaban,

"iya Mas.. aku akan mengusahakan untuk yang Mas inginkan, mak maksudku.. komunikasi.." jawab Rima pelan

melihat itu Rendra tersenyum

"Rim.. Mas ini suamimu sekarang.. Mas akan melindungi mu meski Mas jauh nanti.. jadi jangan takutkan apapun.. apalagi takut pada Mas.. jangan ya Rim.."

Rima mengangguk,

"ya sudah.. untuk menyenangkan kedua orang tua kita.. kita jalan jalan saja setelah ini,kita beli perabot rumah ya.. dan apa saja keperluan rima.."

Rendra melempar senyum manis lalu beranjak berdiri dari tempat duduknya meninggalkan Rima yang masih terduduk bimbang.

Terpopuler

Comments

Nindi

Nindi

𝑦𝑎 𝐴𝑙𝑙𝑜ℎ 𝑠𝑜 𝑠𝑤𝑒𝑒𝑡 𝑏𝑔𝑡 𝑛𝑖𝑒 𝑐𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎,, 𝑏𝑖𝑘𝑖𝑛 𝑔𝑟𝑒𝑔𝑒𝑡

2023-12-19

1

dyul

dyul

Rima... kl sampai kamu gak jatuh cinta sama mas Rendra kebangetan😂😂

2023-10-18

3

Gus Miati

Gus Miati

orang baik,akan bahagia

2022-01-30

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!