Penyesalan

Evan dan Metha sudah bersiap menuju bandara untuk terbang ke Paris, mereka sudah berpamitan pada orang tua mereka sebelum berangkat. Pengantin baru itu akan menikmati waktu lebih dari seminggu di Paris. Dengan bergandengan tangan mereka memasuki bandara, mereka kini sudah duduk didalam pesawat kelas terbaik. Senyum tampak menghiasa wajah keduanya. Meskipun masih sedikit lelah, tapi keduanya begitu bersemangat.

"aku tidak sabar ingin menghabiskan waktu romantis denganmu" Evan mengecup sekilas bibir Metha, hal itu sudah seperti kebiasaan baru untuk Evan

"aku ingin makan malam romantis didekat Menara Eifel" Metha tersenyum membayangkan hal itu,

"as you wish honey, aku jamin kau tidak akan melupakan honeymoon kita seumur hidup"

"aku akan percaya ucapanmu jika sudah terbukti" Metha menggoda suaminya dengan mengecup bibir sang suami

"jangan menggodaku disini sayang, aku tak akan tahan walau kau hanya mencium sekilas bibirku"

"hahah, aku tak percaya ternyata kau seorang hiper"

"dan kau harus terbiasa dengan sikapku yang baru kau tahu itu"

Keduanya begitu terlihat romantis, saling berpegangan tangan, tersenyum satu sama lain dan menikmati masa indah mereka.

Setelah beberapa jam perjalanan, keduanya sampai di Perancis. Dan benar, sudah ada sopir yang menjemput mereka dan mengantarkannya ke hotel.

*****

Ryan begitu gelisah, bagaimana jika pikirannya benar, bahwa kekasih bos nya itu memang istrinya. Walau mereka terlihat berbeda, namun pandangan mata wanita itu sama dengan Metha, Ryan semakin tak tenang memikirkan hal itu, Ryan tidak rela, Metha itu istrinya, tidak boleh ada pria lain yang memiliki istrinya. Dia terus menghubungi Metha, namun nomornya tidak akhir.

Sementara Rafika begitu panik karena tak mendapati suaminya dirumah. Setelah pulang dari menjenguk orang tuanya, dia kembali kerumahnya, hingga malam tiba Ryan tak juga kembali, nomornya pun tidak aktif. Akhirnya Fika menghubungi rekan kerjanya, dan dia begitu terkejut karena Ryan cuti dari kantor. Pikiran Fika kacau, dia takut ancaman Metha benar.

Kemana kamu sebenarnya mas? Tanya Fika dalam hati, ia tak rela jika Ryan kembali pada Metha, Fika mencintai Ryan, dan dia tak rela jika Metha dan Ryan kembali lagi, sungguh egois kan.

Fika menelpon salah satu rekannya yang berada di kantor pusat, dan jawabannya dari temannya kembali membuat ia terkejut.

Rupanya mas Ryan ke Jakarta, pasti dia berusaha menemui Metha, apa yang harus aku lakukan jika sampai mereka bertemu, tidak, mereka tidak boleh bersatu pagi , lagipula Metha sudah menjadi kekasih pak Evan, bathin Fika. Dia segera bergegas menyusul Ryan ke ibukota.

*****

Ryan bersandar ke punggung ranjang, pandangannya menerawang memikirkan istrinya yang entah ada dimana. Dia menyesal, benar benar menyesal karena sudah menyia nyiakan istri sebaik dan sesempurna Metha.

Kamar yang biasa mereka gunakan selama dua tahun ini terasa sangat berbeda, tak ada satupun foto mereka disana, entah dimana Metha menaruh foto foto mereka, apa mungkin wanita itu membuangnya?, apa mungkin Metha sudah mengetahui apa yang dia lakukan selama ini dibelakang Metha.

Mulai timbul pikiran khawatir jika sampai Metha mengetahui semua rahasianya, Ryan tentu ingat permintaan Metha sebelum wanita itu resmi menjadi istrinya.

Aku minta jangan pernah duakan aku

Itulah perkataan Metha yang kembali terngiang dikepala Ryan, Akankah Metha memaafkannya jika istrinya itu tahu dia telah menghianatinya. Ryan tak bisa membayangkan jika harus berpisah dengan Metha, Ryan mencintai Metha, wanita yang menerima dia apa adanya, wanita yang begitu mencintainya, tak ada cela di diri Metha, dia adalah wanita yang paling sempurna, namun entah bagaimana bisa Ryan menghianati istrinya, kini dia hanya bisa berdoa semoga Metha mau memaafkannya dan kembali bersatu seperti dulu.

Penyesalan memang selalu datang terlambat

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***