Keputusan

Metha telah membulatkan hatinya untuk membiarkan Ryan bersama Fika. Memang keputusan berat, tapi disinilah cinta yang sesungguhnya harus di uji. Pepatah mengatakan cinta tak harus memiliki, dan inilah yang saat ini Metha lakukan. Meski merasa kecewa pada sang suami tapi cinta Metha untuk Ryan tentu masih ada walau hanya secuil. Ikhlas, itulah yang coba Metha jalani, jika bersamanya Ryan tak lagi bahagia, maka suaminya berhak mencari kebahagiaannya sendiri, begitu juga dengan Metha, Ryan tak lagi memberikannya kebahagiaan maka dia juga berhak mencari kebahagiaan dari orang lain.

Hari ini Metha sudah menyiapkan berkas perceraiannya dengan Ryan. Metha akan menggugat cerai suaminya, keputusan itu tak gegabah dia ambil. Sekali lagi Metha berusaha sabar, mungkin saat ini Ryan sedang tersesat dan salah arah, nyatanya nol besar yang dia dapat. Seminggu yang lalu Metha meminta Evan menyetujui permintaan Ryan untuk ikut pindah ke kantor cabang Bogor bersama Fika, wajah Ryan tampak berseri seri, mungkin dia begitu bahagia bisa berduaan dengan istri barunya, apalagi di luar kota, tentu tak akan ada yang mengganggu mereka, bahkan Ryan hanya pamit lewat pesan singkat kepada Metha. Tidakkah itu keterlaluan? Ryan sudah mengambil keputusan, maka Metha juga akan mengambil keputusan. Dan yang paling membuat Metha mantap mengambil langkah ini karena dia tak sengaja mendengar pembicaraan Ryan dengan Fika

Flash Back On

Metha tengah berada di supermarket, dia memang tengah gundah dan bersedih. Tapi perut harus tetap diisi untuk bisa menghadapi semuanya. Tanpa sengaja dia melihat Ryan dan Fika juga sedang berbelanja. Mereka tampak seperti pasangan yang paling bahagia. Entah kenapa hari itu Metha terus mengikuti mereka, hingga mereka masuk ke dalam restoran, samar samar Metha mendengar percakapan mereka.

"sayang, kapan mau akan menceraikan wanita mandul itu?" tanya Fika sambil bergelayut manja

Deg....Metha tercekat, apa maksud mereka mengatainya mandul? Bahkan Metha dan Ryan belum pernah melakukan pemeriksaan, bagaimana bisa mereka mendiagnosa jika Metha mandul

"sabar honey, sebentar lagi pasti aku akan menceraikannya, jangan pikirkan itu, lagipula kita kan akan pindah ke Bogor, bukankah tidak ada lagi yang akan mengganggu kita?"

Tak tahan, Metha pergi dari restoran. Hatinya remuk, rupanya Ryan sudah ada rencana untuk menceraikannya. Bagus, itu artinya sudah tak ada lagi yang harus Metha pertahankan dari rumah tangganya. Dengan berderai air mata, Metha masuk kedalam mobil lalu melaju menuju rumah Evan. Tempat dimana dia selalu berkeluh kesah selama ini.

"jadi kamu mendengar pembicaraan mereka?" tanya Evan setelah mendengar cerita Metha

"iya, bahkan aku dianggap wanita mandul sama pelakor itu, apa aku memang mandul Van?" tanya Metha sambil menangis

"Apa kamu pernah periksa dan dinyatakan mandul?" Metha menggeleng, "itu cuma akal akalan si busuk Ryan Met, orang kalau lagi di mabuk cinta bisa ngobral omongan apa saja, lagipula belum tentu kamu mandul"

"tapi buktinya aku belum juga punya anak Van, apa memang aku beneran mandul?"

"ck, jangan nething mulu Met, apa perlu aku anterin periksa ke dokter kandungan buat membuktikan kamu mandul apa ga?" tawar Evan

"jangan....., jangan Van, aku malah takut kalau emang beneran aku mandul"

"kalau gitu jangan berpikiran buruk, sekarang apa yang akan kamu lakukan?"

"tentu aku akan menggugat cerai lebih dulu Van, kan ga keren kalau aku yang di gugat cerai" jawab Metha sambil terkekeh padahal Evan tahu jika sahabatnya ini tengah terluka

"kamu masih bisa bercanda disaat seperti ini, buktikan Met, kamu pasti bisa tanpa pecundang itu, apa perlu aku pecat mereka berdua?"

"ga usah, biarkan saja mereka seperti itu, biarkan mereka pindah ke Bogor agar aku bisa meluasa mengurus perceraian kami, tapi sebelum itu aku akan memberi mereka pelajaran, setelah puas akan kulempar surat cerai kami tepat diwajah di Ryan"

"bukannya kamu masih cinta sama mas Ryanmu itu" goda Evan

"dulu memang seperti itu, aku berfikir cinta kami akan abadi, nyatanya cinta hanya bulshit, mungkin inilah jalan takdirku, aku harus ikhlas jika memang Ryan sudah tak mencintaiku, dan aku rasa Fika mampu memberinya kebahagiaan yang tak dia dapatkan dari aku" ucapnya sendu

"Met, kamu cantik, aku yakin masih banyak pria yang mau denganmu lagipula kamu masih muda, pengusaha juga, tidak ada cela dalam dirimu, kamu jangan menyalahkan cinta, saat ini cinta kamu masih tersesat dan berlabuh pada orang yang salah"

"kalau memang tak ada cela, Ryan pasti masih bersamaku Van, apalah arti cantik jika berhasil diselingkuhi, sudahlah jangan bahas masalah ini lagi, dan untuk cinta aku tak yakin akan mencintai lagi, ah kok jadi panjang, pokoknya kamu harus anterin aku ke pengadilan agama untuk mengajukan gugatan ceraiku untuk Ryan"

"aku akan menemani kamu dalam hal apapun Met, kamu bisa mengandalkanku" Metha hanya tersenyum mendengar ucapan sahabatnya

Seandainya aku mengutarakan perasaanku dari dulu Met, aku yakin kamu tidak akan mengalami sakit ini, bathin Evan

Flash Back Off

Ditemani Evan, Metha mengajukan gugatan cerai ke pengadilan agama. Dia juga membawa bukti berupa rekaman percakapannya dengan pak Rt waktu itu, juga beberapa foto pernikahan siri Ryan dengan Fika. Dengan begitu proses pengambulan perceraian ini akan lebih mudah dan cepat, karena mereka terbukti berselingkuh. Apalagi saat ini Ryan dan Fika berada diluar kota dan tinggal serumah. Itu sudah cukup untuk dijadikan bukti bagi Metha untuk menggugat cerai suaminya secara sepihak.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***