eps 5

Saat ini mansion keluarga Mahendra terlihat sekali banyak orang. Banyak sekali teman-teman sekolahnya Ziko dan kolega bisnis dari Tommy serta teman-teman arisan dari Bundanya Ziko yaitu Sisi Mahendra.

Divin melewati pintu belakang dengan perasaan yang sedih dan langsung masuk kedalam kamarnya tanpa ada yang menyadari.

terdengar orang-orang menyanyikan lagu selamat ulang tahun bagi Ziko, sedangkan Divina dikamar sedang memegang sebuah lilin kecil dan menyanyikan lagu selamat ulang tahun baginya.

"selamat ulang tahun, selamat ulang tahun, selamat ulang tahun Divin selamat ulang tahun.. " terdengar nyanyian lirih dari bibir Divin diseratai dengan air mata. "selamat ulang tahun yang ke tujuh belas untukku " Divina menuip lilin yang tadi dipegangnya.

Memang seperti inilah setiap tahunnya yang dilakukan oleh Divin. Saat orang-orang bernyanyi untuk Ziko maka ia akan bernyanyi untuk dirinya sendiri.

" sampai kapan akan terus seperti ini?... aku lelah.." lirih Divina dengan diselingi oleh air mata.

saat ia mengusap wajahnya tiba-tiba ia mendapatkan darah ditangannya. " apa ini.." tanyanya dengan suara yang takut.

saat ia mengaca dilemari kecil dihadapannya ternyata darah itu berasal dari hidungnya. " kenapa ada darah.." suaranya mulai terdengar panik. " Aahhh kepalaku pusing sekali.." Divina memegang kepalanya yang pusing beberapa saat kemudian ia ambruk dilantai kamar yang dingin itu.

...----------------...

Divina terbangun saat mendengar suara ketukan pintu. Dengan cepat ia membersihkan darah yang masih tersisa di hidungnya menggunakan tisu dan dengan wajah yang terlihat masih pucat Divin membuka pintu kamar tersebut. Terlihatlah seorang pelayan wanita didepan kamarnya.

" ada apa mbak.." ujar Divin lemah pada salah seorang pelayan.

" Div bantu beresin piring kotor dulu yah soalnya terlalu banyak." ujar wanita itu.

Divin mengangguk. " tunggu dulu Div, wajah kamu kok pucat gitu yah"

" aku nggak apa-apa kok mbak, palingan ini karena Divin capek aja" ucap Divin berbohong padahal ia sedang menahan sakit yang luar biasa entah dimana sakit itu tapi rasanya seperti sebuah luka didalam dirinya.

wanita yang bernama Risa yang kayaknya beda beberapa tahun diatasnya itu hanya mengangguk saja. Setelah selesai membersihkan piring gelas kosong itu Divina beristirahat sejenak menetralkan dirinya yang sedang dilanda kelelahan.

Sejenak kepalanya kembali dilanda rasa sakit yang luar biasa, hampir saja dirinya terjatuh jika saja tidak ada seorang pelayan yang lewat maka sudah dipastikan dia akan terjatuh.

" kamu baik-baik saja?" tanya pelayan itu. Divin mengangguk dengan lemah. "itu, kenapa ada darahh" ujar pelayan itu.

Tanpa tanya dimana letak darah itu langsung saja Divina menyentuh hidungnya dan tampaklah darah segar bahkan ada gumpalan-gumpalan darah yang semakin keluar membuat pelayan wanita itu panik, bukan hanya wanita itu saja tapi begitupun juga dengan Divin.

pelayan itu berlari kearah lemari dan mengambil kotak tisu. " Lap dulu darahnya nanti kamu pusing" tanpa rasa jijik atau apa pelayan itu segera membersihkan dara dihidung Divina.

setelah selesai membersihkan darah dihidung Divin terlihat wajahnya pucat. " kenapa bisa berdara begini Div?" tanya wanita itu dengan wajah yang cemas.

" ini cuma mimisan biasa ko mbak, " ujar Divin berusaha untuk memendam rasa sakitnya.

"ya udah kamu istirahat saja, biar mbak yang lanjutin bersihin ini" ujar Mbak Risa sambil melanjutkan membersihkan meja yang berada didepannya.

Divina berjalan dengan pelan menuju ke kamarnya yang untungnya tak jauh dari sana.

saat hendak membuka pintu tiba-tiba saja seorang pelayan mendatanginya. " heh kamu dipanggil sama Tuan Muda di kamarnya" ketus wanita itu.

" tapi saya sedang-" ucapan Divin terpotong karena wanita itu menyelanya.

" itu urusan kamu dengan tuan muda, tapi saranku kalau kamu tidak mau terkena amukan yah turuti aja kemauannya.." ujar wanita itu menakut-nakuti Divina.

Dengan sangat terpaksa Divin berjalan dengan sangat pelan ke kamar Ziko yang berada dilantai 3, untung saja di mansion mewah itu ada lift.

Tibalah didepan pintu putih yang besar itu. tokk tokk tokk..

"masuk" sahut orang yang didalam yang tak lain adalah Ziko.

dengan pelan Divin membuka pintu ruangan, untung sakit kepalanya sudah sedikit meredah tapi wajahnya masih terlihat pucat.

Divina berdiri diambang pintu menanti perintah dari sang kakak alias sang tuan muda.

" sampai kapan kamu akan berdiri di situ? apa kamu akan menjaga saya tidur malam ini?" ujar Ziko tanpa melirik Divina. Tatapannya masih setia pada benda pipih yang sedang di genggamnya.

Dengan pelan Divin melangkah mendekat keranjang Ziko, dan berdiri menunggu perintah dari Ziko.

sudah sekitar lima belas menit berlalu tapi Ziko masih saja diam tanpa memperdulikan Divina yang sudah mulai lelah dan rasa pusingnya bertambah.

" tuan apakah anda membutuhkan sesuatu?" tanya Divina yang sudah mulai tak tahan dengan rasa sakitnya.

Ziko masih tetap diam saja. Saat dirasa tubuhnya hampir terjatuh sontak saja Divina memilih duduk diranjangnya Ziko. Terserah nanti Ziko akan memarahinya atau apa itu yang penting dirinya sudah tidak kuat sekarang.

Terlihat raut terkejut dari Ziko tapi Divin tak memperdulikannya, Divin meremas rambut panjangnya untuk menghilangkan sedikit rasa sakit itu tapi anehnya banyak sekali helai rambut yang tersangkut di jarinya membuatnya menjadi takut.

Dengan cepat Divin menyembunyikan rambut itu di dalam kantong celananya saat dengan tiba-tiba Ziko menghampiri nya dan duduk disebelah Divina memandanginya dengan tatapan yang sulit diartikan. "kamu kenapa?" Tujuan awal ingin memarahinya tapi melihat keadaan Divina membuatnya menjadi cemas seketika.

" saya..saya ti-tidak apa-apa" ucap Divin berusaha menahan rasa sakitnya. Ada perasaan bahagia saat mendengar penuturan Ziko yang baru kali ini lembut padanya tapi disisi lain dirinya sangat tersiksa dengan rasa sakit ini.

" aku tau kamu sedih Div, selamat ulang tahun.." Devan mencium kening kembarannya dengan penuh kasih.

Divin tersesiap dengan perlakuan Ziko. Seketika rasa sakit yang dirasanya kini menghilang begitu saja entah kemana.

' ya Tuhan kalau ini mimpi tolong jangan bangunkan aku.. biarkan aku terus berada didalam mimpi ini dengannya, tapi kalau ini kenyataan maka terima kasih' Bathin Divin dengan penuh rasa terharu.

" kenapa wajahmu pucat sekali?" tanya Ziko lembut membuat Divina tak bisa menahan air matanya lagi.

" saya tidak apa-apa, " ujar Divin masih dengan tangis bahagianya.

'kalau boleh, aku ingin sekali bisa terus seperti ini Tuhan.. biarkanlah aku egois untuk kali ini saja, aku ingin memeluknya dan bersamanya selamanya dengan orang tua kami dan menyayangi kami tanpa memandang'

"tunggu disini" Ziko beediri dari ranjangnya dan berjalan menuju ke nakas yang berada disamping kepala ranjang.

Ziko kembali dengan sebuah kotak berwarna merah ditangannya. Divina memandangi wajah teduh kembarannya. Kalau saja penampilan Divin tidak lusuh maka di pastikan kalau mereka akan sangat mirip tapi sayangnya tidak ada yang pernah menyadari hal itu.

"happy birthday twins" Ziko memeluk tubuh kurus Divina dan memberikan kado yang dipegangnya setelah pelukan itu terlepas.

Wait for the next, guys ... I will definitely try to get up tomorrow if there are no obstacles. Since it's a holiday too, just use this opportunity to work to your heart's content ...sampai jumpa diepisode berikutnya yah guys

Terpopuler

Comments

Ismei Dhamayanti

Ismei Dhamayanti

Kok jadi nangis gini bacanya 😭😭

2023-04-16

0

❣️My Boo💕

❣️My Boo💕

divina sakit keras pasti🤧🤧🤧

2022-08-24

0

Dwie MeLinda

Dwie MeLinda

sumpahh aq mewekkkk 😭😭😭😭😭

2021-08-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!